Minggu, 09 Desember 2018

Pantai Banyutibo


Desiran ombak menemani malam minggu kami yang riuh, rencananya ngecamp berakhir hanya gelar terpal dan bermain uno, diselingi minuman coklat hangat dan beberapa piring mie goreng.


Ini mah piknik elit, tak perlu jalan jauh. Turun dari mobil sudah langsung tiba di lokasi. Banyak pula fasilitas yang tersedia, ada warung, ada bale-bale, banyak wc, ada musholla dan ada keran air pas dekat tempat nongkrong. 


Ini tepatnya dinamai pindah tempat tidur lebih jauh dikit dari kostan, melipir dari kota sejenak untuk sekedar terlepas dari hiruk pikuk keramaian dan ramainya dunia sosial media yang semakin ramai memamerkan segala pencapaian dan keindahan



Banyutibo adalah salah satu pantai yang berada di pesisir kabupaten Pacitan, menurut referensi dari banyak tulisan di internet adalah salah satu pantai terindah di Pacitan. Jarak dari Jogja menurut maps hanya 2,5 jam, tapi aslinya kami menempuh dengan perjalanan 5 jam menggunakan mobil, melintasi jalan wonosari. Beberapa kejadian mengiringi langkah kami, mulai dari nabrak orang dari depan hingga berujung adu mulut, kelaparan di jalan, lupa bawa panci hingga keliling dari warung ke warung nyari panci karena lupa bawa panci. 

Esok paginya, mata kami dimanjakan dengan semburat jingga dari ufuk timur. Bangun tidur disambut desiran ombak dan fajar yang menentramkan hati dan fikiran. Sebelum kami menikmati keindahan-Nya, kami terlebih dahulu bercumbu dengan pencipta-Nya

Menjelang matahari menuju pas di atas kepala, kami nyebur ke bibir pantai. Menikmati ombak yang sejak malam hanya mampu kami dengar suaranya, bermain dengan ombak yang tak jarang menghempaskan kami ke sana kemari, mengombang ambingkan kami di pinggir pantai, sama dengan kehidupan yang penuh ombang ambing, hahaha.


Ini mah Jogja Bay versi real, benar saja ombak datang menghempas dengan begitu kerasnya. Melemparkan kami menuju bibir goa yang berada dibalik tebing, tak jarang pula menarik kami menuju ke lautan. Kami saling menyelamatkan, dengan saling berpegangan satu sama lain, mulai dari berpegang di kaki hingga menarik baju, hanya agar kami tidak hanyut dibawa oleh gelombang. Meski begitu, kami tetap menikmati dan masih saja cekikan. Di bibir pantai, terlihat 3 orang penjaga pantai yang sigap mengawasi para pengunjung, menggunakan pelampung yang lengkap, memastikan tak ada pengunjung yang terseret ombak hingga ke tengah lautan. 

Benar-benar hari yang menyenangkan, menghabiskan masa minggu tenang dengan liburan. Melupakan bahwa besok ada UAS dan harus mengumpulkan paper. Hahaha
Hidup memang terkadang selucu dan semenyenangkan itu. Apalagi jalannya sama orang-orang yang asyik, karena memang benar, bukan tentang tempatnya tapi dengan siapa kita pergi.
Yk, 09 Desember 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Serba Serbi 2024

Siang ini, 30 Desember, menepi dari segala keriuhan dan memilih nongkrong di sebuah kafe favorit di tengah Kota Makassar, mencoba memesan ma...