Senin, 31 Desember 2018

Belajar dari penjual Crepes



Semangat ya mas, kataku sambil tersenyum.
Iya mbak, ini udah pusing. Jawab masnya juga sambil tersenyum. Lalu dia melanjutkan melayani para pembeli. 

Ceritanya sore ini aku dan Ana menghabiskan waktu di Mall Hartono, saat bangun tidur setelah ashar tadi aku merasa BT banget gak tau mau ngapain, resiko sih menjadi orang yang terlalu aktif berkegiatab, jadi ketika tinggal diam di kamar jadinya BT dan mencari-cari aktifitas.
Jadi aku chat Ana ngajakin ke Hartono. Sebenarnya dari siang udah mau ke Hartono mau beli HP untuk Panrita, tapi bingung mau ngajakin siapa, pas bangun tidur terlintas difikiran ngajakin Ana, dan pas aku chat dia langsung bales dan bisa nemenin.

Beh, di mana? Tanyaku
Di kostan beh, baru kelar sholat ashar. Kenapa beh? Tanya Ana
Ke Hartono yuk, jawabku.
Oke beh, tapi aku mandi dulu ya. Ana balas chatku lagi.
Oke beh, ntar kabarin aja ya kalo udah siap. Aku juga baru bangun, mau sholat ashar dulu.
Itu penggalan chat aku sama Ana, setelah sholat dan Ana juga sudah kelar mandi lalu kujemput dia di kostnya dan kami berangkat ke Hartono. Berhubung sudah sore dan memang lagi musim liburan, kami terjebak macet di jalan. Sesampainya di Hartono kami berburu toko yang dapat cashback 50% dari gopay, maklumlah sahabat missqueen jadi diskonan adalah salah satu surga dunia. Hahaha

Tempat pertama yang kami sambangi adalah D’Crepes, rame bangeet. Antriannya lumayan panjang. Hampir setengah jam barulah tiba giliran antrian kami. Mas penjual Crepesnya tersenyum ramah melayani setiap pembeli, di sampingnya koki Crepes dengan begitu cekatan dan telaten membuat pesanan Crepes yang bejibun dengan begitu lincah. Kami pun menyebutkan orderan kami lalu bergeser. Aku lanjut menemani Ana memesan Shihlin yang kebetulan juga dapat cashback 50% dari gopay, pesanan Crepes kami ditinggal karena masih ada antrian sekitar 20-an. Setelah pesan Shihlin kami lanjut sholat, kebetulan waktu maghrib sudah masuk. Kelar sholat maghrib, kami kembali ke Crepes, ternyata pesanan kami belum selesai dan dua mas-mas Crepes tersebut masih dengan aktifitas yang sama. Nomor orderan kami 189 dan 190. Sedangkan yang lagi proses pembuatan baru 187, tinggal 2 antrian lagi, jadi kami memilih menunggu berdiri pas disamping mas kasir.

Nampak raut muka kelelahan namun masnya tetap memberikan senyum terbaiknya. Aku iseng memberi masnya semangat, disambutnya dengan senyum termanisnya dan keceplosan “mengeluh” yang mungkin tanpa dia sadari. Aku tau rasanya, pasti capek banget. Berdiri berjam-jam bukan hal yang mudah, jangankan berjam-jam, aku yang berdiri setengah jam aja kadang pusing apalagi masnya yang entah dia berdiri disitu sejak kapan, tanpa jeda tanpa istirahat. Pembeli datang silih berganti tanpa pernah sepi. Masnya melayani sepenuh hati dengan ketulusan.

Setiap pekerjaan ada resikonya, dan kita tau banget akan hal itu. Masnya memilih kerja di situ sudah tau dengan resiko yang akan dihadapi, tetap semangat ya mas. Insha Allah berkah, semoga rejekinya lancar. “Tamparan” banget sih bagi aku, seharian kerjanya bangun tidur makan aja kadang ngeluh capek, padahal loh gak ngapa-ngapain. Orang di luar sana kerja keras tanpa kenal lelah dan mereka menjalani semuanya dengan suka rela dan ikhlas.

Kemudian ngaca, lalu apa yang membuatmu kurang bersyukur padahal sudah mendapatkan begitu banyak kemewahan dan kemudahan? Tak usah dijawab, cukup merenung dan refleksi diri ~.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Serba Serbi 2024

Siang ini, 30 Desember, menepi dari segala keriuhan dan memilih nongkrong di sebuah kafe favorit di tengah Kota Makassar, mencoba memesan ma...