Dari dulu
sih sebenarnya, selalu memfilter orang-orang yang ingin aku follow di sosial
media. Bukan karena sombong, tapi menurutku kita punya hak untuk memilih ingin
mengetahui berita tentang siapa di media sosial, karena sekarang apa yang
ditampilkan di media sosial kadang berbeda dengan apa yang sebenarnya ada di
dunia nyata. Bahkan teman sendiri sekalipun ketika aku “tak suka” dengan
postingannya aku lebih memilih untuk tidak mengikutinya, hal yang sama terjadi
ketika teman yang bahkan sudah sangat akrab dan tidak mengikuti balik sosial
mediaku ketika aku telah mengikutinya itu tak pernah aku permasalahkan, aku
menyadari sepenuh hati dan fikiran bahwa mereka pun berhak untuk mengikuti dan
mengetahui apa yang aku posting di sosial media atau gak.
Belakangan
ini, lumayan banyak hal yang ketika mau difikir dan diambil hati menyebabkan
penyakit hati, banyaaaak sekali. Mulai dari orang-orang yang mencoba mengadu
domba, orang yang kelihatannya baik di depan tapi nusuk dari belakang, orang
yang tiba-tiba membenci tapi tak pernah ada alasan yang jelas. Melelahkan
banget rasanya menghadapi semua itu. Tapi saat menyadari bahwa orang yang
begitu sayang dengan tulus, perhatian dan selalu ada jumlahnya jauh lebih
banyak seakan menjad oase di padang pasir, menyejukkan dan menentramkan.
Memahami
bahwa kita tak mungkin bisa membuat semua orang suka terhadap kita, tak mungkin
bisa membuat orang mengerti apa yang ada dalam fikiran kita, tak mungkin bisa
membuat orang selalu berfikiran baik tentang kita, maka satu hal yang bisa kita
lakukan adalah mengelola respon kita terhadap orang lain.
Salah satu
caraku merespon semua hal yang tidak mengenakkan itu adalah mencoba memaafkan
dan mengikhlaskan semua yang terjadi, mungkin mereka belum mengenal aku lebih
jauh makanya mereka berfikiran seperti itu, mungkin aku yang belum bisa menjadi
yang terbaik makanya mereka seperti itu, mungkin dan mungkin yang masih banyak
lagi yang tidak bisa aku kendalikan. Cara yang lain yang bisa aku lakukan
adalah menghide dan memute teman-teman yang potensial
menggiring fikiran dan prasangka aku menuju ke hal-hal yang negatif. Sebagai
manusia biasa yang kayak remah rempeyek ini, masih saja emosinya labil ketika
mendapati seseorang menyindir di sosial media, tapi ketika bertemu kelihatan
tak ada apa-apa.
Dan kedua
cara tersebut (memaafkan dan berhenti mengikuti yang potensial membuat sakit
hati) terbukti ampuh melapangkan hati, menenangkan jiwa, dan membuat hidup
lebih aman dan tentram.
Yogyakarta,
16 Desember 2018
07:22 AM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar