Senin, 10 Desember 2018

Aku tetap seorang wanita

Sekuat-kuatnya wanita pasti tetap butuh pendamping, dulu aku sempat mikir ya ngapain sih menikah wong juga aku bisa memenuhi kebutuhanku sendiri, aku bisa melakukan segalanya sendiri. Hingga satu titik aku tersadar bahwa sekuat-kuatnya wanita pasti akan ada satu masa dia berada di low life dan itu baru akan dilengkapi oleh seseorang yang bernama suami. 

Seseorang yang dengannya kita bisa menumpahkan segala cerita tanpa takut akan dibongkar ke orang lain, seseorang yang dengannya kita merasa tenang, seseorang yang dengannya kita merasa dilindungi, seseorang yang akan menjadi panutan dan imam dalam rumah tangga, seseorang yang akan dipindahi tanggung jawab dari ayah, seseorang yang akan menjadi salah satu jalan kita menuju ke surga-Nya.

Sekuat-kuatnya wanita pasti ada satu titik di mana dia ingin dilindungi, karena memang itu adalah kodratnya. Sekuat-kuatnya wanita pasti ada ranah yang tak bisa dilakukannya sendiri, selalu butuh sosok laki-laki untuk menyempurnakannya. Sekuat-kuatnya wanita pasti ingin digenapkan, karena sendiri itu ganjil dan berdua itu lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Serba Serbi 2024

Siang ini, 30 Desember, menepi dari segala keriuhan dan memilih nongkrong di sebuah kafe favorit di tengah Kota Makassar, mencoba memesan ma...