Kasih ibu, kepada beta. Tak terhingga
sepanjang masa.
Hanya memberi, tak harap kembali
Bagai sang surya menyinari dunia.
Kalau cinta
kasih itu memang ada, maka cinta kasih seorang ibu adalah cinta kasih yang
paling nyata. Kasih sayang ibu tak
terbantahkan waktu.
Tulisan ini adalah tulisan yang sudah lama kutulis sebagai bentuk terima
kasih kepada ibu yang telah melahirkanku, tersimpan rapi di folder laptop dan
sekarang saya ikutkan dalam kompetisi blogger Jasmine Elektrik dalam rangka
hari ibu.
Ibu, Mama,
Mami, Bunda, Enyak. Apapun panggilannya tetap menjadi seseorang yang sangat special. Seseorang yang dengan penuh
perjuangan rela rahimnya menjadi tempat bernaung selama 9 bulan. Ibu adalah
seseorang yang penuh keikhlasan, rela hari-harinya menjadi hari-hari yang
begitu berat, mulai dari mengandung, melahirkan, merawat dan menjaga anaknya
hingga tubuh besar dan dewasa. Ibu dengan penuh keikhlasan merawat anak-anaknya
hingga besar, dan merelakannya mengambil sebuah pilihan ketika anak-anaknya
sudah beranjak dewasa.
Ketika
hingar bingar dunia begitu menyilaukan. Ketika nongkrong bersama teman begitu
mengasyikkan. Ketika pekerjaan menjadi prioritas. Kita acapkali lupa akan
keberadaan dan kontribusi ibu. Namun, sedetik pun ibu tak akan pernah luput dari
mengingat dan menyebut nama kita dalam setiap helaan nafas dan bait-bait doa
yang dilantunkan.
Ibu. Aku
menyebutnya mama. Mamaku adalah orang terbaik yang pernah aku miliki dan akan
selalu begitu. Mama yang mengandungku, merawatku dan mendoakanku dalam setiap
langkah kakiku. Mama yang tak pernah tidur nyenyak sebelum memastikan
anak-anaknya sudah sampai dirumah dengan selamat. Mama yang rela ingin menukar
kesehatannya dengan sakit yang anaknya rasakan. mama adalah orang yang marahnya
pun mengandung begitu besar rasa peduli.
Seringkali
ketika aku pulang begitu larut. Aku kadang tercengang dan merasa bersalah.
Ketika motorku sudah terparkir depan pintu, dengan muka bantal mamaku
membukakan pintu sebelum aku mengetuk pintu. Mama yang tidurnya tak pernah
nyenyak sebelum aku dan adikku dipastikan sudah tidur nyenyak. Mama yang
menyambut dengan marah-marah, marah karena sebuah kehkawatiran.
Ketika marah
pun, kepedulian itu tak pernah luntur. Sering kudapati mama saat marah namun
tetap saja memperhatikanku. Memakaikanku selimut saat aku lupa mengenakan
selimut dan tiba-tiba terlelap. Sering kudapati mama dalam kondisiku yang
setengah tidur mencium keningku dipagi buta dan mengucapkan beberapa doa.
Mama adalah
orang yang paling sering muncul dalam layar handphoneku, menelpon sesering
mungkin untuk memastikan keberadaan dan keselamatanku ketika aku berada diluar
rumah, dengan siapa aku bergaul dan kemana aku melangkah. Aku diberi kebebasan,
namun tak pernah luput dari pengawasan. Ketika sekolah
bahkan saat sudah kuliah pun, panggilan dari mama akan lebih sering masuk dibanding makanku setiap hari.
Saat aku
berada di kota lain, mamaku akan lebih sering lagi menelfon, untuk sekedar membangunkan,
mengingatkan makan dan sholat bahkan untuk mengucapkan selamat tidur.
Nilai-nilai yang ditanamkan mama sampai sekarang masih setia kulakoni,
dulu sering sekali bahkan sangat keras ultimatum untuk menunaikan sholat.
Setiap subuh harus selalu kupastikan aku sudah selesai sholat sebelum mamaku
menelfon, atau kalau gak mamaku pasti akan ngomel tiada henti. Kebiasaan yang
ditanamkan itulah yang membuat aku terbiasa, sekarang tanpa diingatkan pun
pasti selalu menunaikan sholat 5 waktu. Nilai lain yang ditanamkan mama adalah
bersih-bersih rumah dan masak, mama begitu keras dalam dua hal ini, karena mama
selalu berfikir bahwa “gak selamanya kita hidup dalam satu rumah yang sama,
nanti kalau sudah menikah kamu harus mencari jalanmu sendiri” dulu aku sering
berdalih nanti juga ambil pembantu kok kalau tak mampu bersih-bersih ataupun
masak, tanggapan mama “untung kalau kamu nanti jadi orang kaya, kalau gak?
Sekarang kamu masih bisa tinggal sama mama dan bisa seenaknya, tapi ketika kamu
sudah menikah kamu sudah harus bisa mandiri”. Kalimat yang diulang-ulang itu
yang akhirnya memaksa aku untuk bisa masak dan bersih-bersih di mana pun
berada, dan sampai sekarang ketika berada jauh dari rumah, ketika harus tinggal
sendiri karena menempuh pendidikan di kota yang berbeda akhirnya aku bisa
melakukan semuanya sendiri, mulai dari bersih-bersih, masak hingga mengurusi
diri sendiri.
Ah mama,
terimakasih untuk semua hal yang telah kau lakukan. Pengorbananmu, kasih
sayang, cinta tulusmu tak akan pernah habis meski diceritakan setiap hari.
Sehat terus dan panjang umur ma, hingga nanti aku mampu mempersembahkan
kesuksesanku untukmu dan mampu membahagianmu.
https://jasmine-elektrik.com/
#JasmineElektrikCeritaIbu
https://jasmine-elektrik.com/
#JasmineElektrikCeritaIbu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar