Berawal dari kabar liburan beberapa hari di Smart, saya lalu
mengajak ria buat jalan-jalan. Terus lanjut mengajak bang abim, rencana kami
akan berpetualang ke jogja. Karena hanya bertiga saya mengusulkan buat mengajak
ginting dan teman-teman EG yang lain. Menghabiskan liburan dengan jalan-jalan,
itu yang saya fikirkan waktu itu. Saat mengajak ginting dia iya iya saja. Terus
saya lanjut mengajak teman-teman EG yang lain, mereka membeir jawaban gantung
dengan berbagai alasan, saat mengajak trio Subang merekapun mengiyakan ingin
ikut. Jadilah fix kami ber7 akan berangkat pada hari senin. Saya mengusulkan ke
teman-teman untuk melakukan rapat kecil-kecilan untuk memastikan siapa yang fix
ikut dan perlengkapan apa yang mesti di bawa. Kamis malam menjadi waktu buat
kami rapat, tepatnya di warung depan mas joyo. Kami memulai rapat setelah
maghrib sampai jam 8 malam. Kami membahas dana yang akan kami bawa, tujuan dan
saling mengenal karakter satu sama lain, agar tidak terjadi percekcokan di
jalan. Setelah selesai rapat, bang abim memasukkan kursi kembali ke warung mas
joyo, yang sebelum rapat kami pinjam karena bale-bale yang berada depan warung
tidak cukup untuk menjadi tempat duduk kami bertuju. Di dalam warung ada
syahrial, bang abim ngomong sama syahrial kalau kami baru saja selesai rapat
tentang persiapan backpackeran ke jogja, mendengar hal itu, sahrial yang memang
mempunyai rencana ke jogja buat ngurus kuliah mengutarakan keinginannya buat
ikut dalam rombongan. Jadi kami sudah ber8, disisi lain kuajak pula mas arif
yang rumahnya berada di Solo untuk ikut. Agar bisa menjadi petunjuk jalan dan
sekedar bisa numpang bertamu dirumahnya. Awalnya mas arif tak mau ikut, karena
kelas privatenya di focus tidak libur. Saat hari sabtu mas arif menghubungiku
dan mengatakan dia akan balik ke Solo. Jadi kami sudah ber9. Hari keberangkatan
yang rencananya hari minggu di undur menjadi hari senin, menunggu bang abim yang
pada hari minggu ke Malang karena suatu urusan. Saat minggu malan, bang mamat
menghubungiku, beranya besok berangkat jam berapa. Ternyata bang mamat dan
wahyu juga mau ikut backpackeran. Jadilah kami fix berangkat 11 orang, 5 cewek
ke cowok-cowokan dan 6 cowok. Senin pagi sekitar jam 8 ria datang ke camp
menjemputku untuk mencari sarapan dan menemaninya ke Al-Amin untuk membeli
makanan ringan, berhubung waktu hari minggu Al-Amin tutup. Saat mengayuh sepeda
melewati jalan glagah, kami menoleh ke Spring dan ternyata bang abim sudah
datang, lebih cepat dari perkiraan kami, yang tebakan bang abim akan datang
pada pukul 10. Kami langsung mengayuh sepeda menuju rizki house tempat
anak-anak subang bernaung, mengabari mereka kalau sejam lagi kita akan
berangkat. Karena bang abim sudah datang. Setelah itu saya dan ria keliling
mencari makan, beberapa tempat makan yang sering kami kunjungi tutup, dari bu
tin sampai nasi kuning bumbu pecel di jl.anggrek. akhirnya kami memutuskan ke
Al-amin, setelah ke alamin kami lalu mengayuh sepeda menyusuri jl.brawijaya dan
masuk ke jl,flamboyant. Keadaan warung hampir semuanya sama, tutup. Hari itu
meski hari senin tapi suasananya seperti hari minggu, sepi dan banyak warung
tutup. Sampai di warung dekat EECC kami mendapati banyak orang yang berkerumun,
disitu adalah salah satu warung yang masih buka.
Kami membeli beberapa bungkus makanan lalu mengayuh sepeda dengan
kekuatan penuh balik ke camp. Sesampainya di camp, kutelefon Ginting
mengabarinya sebentar lagi kita akan berangkat, karena bang abim yang menjadi
satu satunya orang yang ditunggu sudah datang dari malang. Setelah beberapa
menit perbincangan ditelefon kami akhiri, sms dari ginting pun masuk “tin
berangkatnya jam 10-an aja ya, gua beres-beres kamar dulu, kamar guw berantakan
banget” itu sepenggal sms dari Ginting. Aku lanjut mengabari teman teman yang
lain, berangkatnya jam 10 buat nunggu si Ginting. Jam 9 lebih 10 menit Ginting,
bang abim, wahyu, rahmat, syahrial dan mas arif sudah menunggu depan Asset.
Saya rya anis hennaidan siti bergegas keluar menemui mereka. 09:30 kami sudah
ngumpul depan ASSET. Lanjut 09:32 kami
foto lalu lanjut doa dan berjalan menuju terminal. Sesampainya depan terminal
kami menunggu mobil ELF beberapa lama sampai akhirnya seorang penjaga terminal
menyuruh kami masuk ke terminal menunggu mobil. Beberapa menit kemudian mobil
ELF yang sudah berisi beberapa orang pun datang, kami melakukan nego harga
sebelum naik. 11 orang dengan bayaran 100 ribu sudah kami setujui. Mobil
menggiring kami menuju jombang. 50 menit kami lalui dalam perjalanan pare-depan
stasiun jombang. Setelah kami turun dari mobil kami berfoto-foto dulu terus
jalan menuju alun alun yang letaknya tepat stasiun jombang. Mencari makan,
berhubung ginting tanggannya sudah gemeteran karena kelaparan. Awalnya ginting
tak mau bilang kalau dia lapar, karena gak enak sama teman-teman yang lain,
tapi saat dia makan biskuit kelihatan tangannya gemetaran, jadi kami memutuskan
untuk mencari makan bareng2.
Kami berjalan menyeberang jalan menuju ke alun-alun, di dekat alun
alun tampak gerobak bakso. Saya, ginting, dan siti meme san satu mangkok bakso,
dan memakannya rame-rame. Cita rasa yang enak dan serangan rasa lapar membuat
satu persatu teman teman memesan makanan, dan duduk lesehan dibawah pohon.
Setelah makan jam sudah menunjukkan setengah 11;39 menit. Kami melangkah menuju
mesjid yang berada samping alun-alun jombang. Teman-teman yang sholat masuk
kedalam mesjid sedangkan saya dan ginting menunggu diluar, tepatnya ditempat
penjual es degan. Saya dan ginting memesan es degan untuk menghilangkan dahaga
sambil menunggu teman-teman yang lain. Pukul 12:10 teman-teman sudah selesai
sholat, kami berjalan menuju jalan raya tempat bis melintas. Pukul 12:20 bis
mira ekonomi tujuan jogja akhirnya datang juga, kami satu persatu naik ke bis,
sekitar 1 menit bis sudah melaju meninggalkan alun-alun. Dalam keadaan bis
melaju kami juga mencari tempat duduk yang kosong, hanya beberapa tempat duduk
yang kosong, sebagian teman teman yang cowok berdiri menunggu tempat duduk yang
kosong, tempat duduk kami semuanya terpisah. Saya berada ditempat duduk
dibelakang anis didepan ria. Sekitar setengah jam, tempat duduk disamping ria
kosong, jadi saya pindah kebelakang, keadaan bis ekonomi lumayan panas, apalagi
tempat saya dan ria duduk tidak mempunyai horden, jadi sinar matahari menyusup
dengan lincahnya. Sekitar pukul 14:20 kami sudah sampai di madiun. Kernet mobil
memeriksa karcis setiap orang, dalam keadaan masih ngantuk kukeluarkan karcis
dari saku belakang, saat ria dimintai karcis sama kernet bisnya dia hanya
menunjuk kearahku, “pak ini karcisnya sama, tujuan kami sama”, kataku kepada
sang kernet “mbak karcisnya mana” lanjut sang kernet kepada ria. Terjadilah
diallok antara kami bertiga”
-kernet : kacrisnya mana
-ria : tadi kan
belum dikasi
- tini : kamu udah
bayar iung?
-ria : belum
-kernet : pantas
pembayarannya kurang, parah mbak, saya rugi banyak, saya harus mengganti
500ribu, bisa bisa gaji saya selama 2 hari dipotong karena mbak gak bayar
- ria : tapi kan
tadi mas gak ngasi aku karcis, aku kirain sampai tujuan baru bayar
-kernet : tadi
samping kiri kanan sudah bayar, terus beberapa kali saya teriak karcis karcis
Tini : tadi dia
mabok pak, terus sy tadi duduknya didepan jadi bayarnya gak bersamaan, saya
berbicara seperti itu sambil tertawa, tak kirain supirnya bercanda, karena raut
mukanya tetap datar, tiba-tiba syahrial muncul disamping kami, mungkin karena
melihat cekcok antara kami. Syahrial liat dah si riyung rusuh banget gak bayar
karcis, kataku kepada sahrial sambil tertawa. Tiba-tiba sang kernet menunjuk
kebawah sambil berkata “mau turun sini tah mbak, udah jauh perjalanan belum
bayar. Katanya pad aria. Saat itu saya baru sadar ternyata kernetnya lagi
marah, saya mengambil kipas dan mengipasi sang kernet “tak kipasin ya pak biar
dingin dan gak emosi. Tuh temenku bayar, maaf pak tadi dia gak tau, lagian dia
mabok jadi gak sempat kasi duit. Kataku kepada sang kernet. Setelah diberi uang
dan ditukar dengan karcis sang kernet pun pergi dan saya beserta ria pindah
kebelakang ditempat duduk yang memanjang bersama siti, sahrial dan beberapa
penumpang lain. Dibelakang tempat duduk kami sudah nayamn, tidak panas dan ada
tempat kaki. Bus melaju dengan cepatnya sampai pada pukul 17:03 kami sudah tiba
di daerah grombol, jalan masuk rumah mas arif. Dipinggir jalan sudah ada avansa
warna merah maroon menunggu kami, ternyata mobil itu adalah mobil yang
dikendarai oleh adik mas arif untuk menjemput kami. Awalnya terjadi diskusi
mending jalan atau naik mobil, katanya backpacker, dijemputnya malah pake
avansa. Keputusan akhirnya kami naik ke mobil avansa merah maroon itu. Terjadi
kepusingan lagi untuk mengatur posisi duduk. Mengingat avansa muatannya cuman 8
orang, maksimal 10 orang. Apalagi ada bang abim dan mas arif yang postur
tubuhnya lumayan besar. Adik mas arif yang bertindak sebagai supir duduk
dibangku kemudi, terus saya dan ria yang juga duduk didepan. Ditengah ada mas
arif bang abim wahyu ginting dan sahrial. Terus dibelakang ada trio subang dan
bang mamat. Keadaan duduk sudah tak karuan, kami hanya tertawa dan bercanda
didalam mobil. Hanya sekitar 3 menit mobil berhenti didepan sebuah warung. Kami
lanjut tertawa, andaikan tau bakal singgah mending jalan aja tadi, kami makan
soto daging. Makan sekitar setengah jam lalu lanjut ke rumah mas arif. Posisi
duduk kali ini di ubah. Saya meminta mas arif pindah kedepan bersama ria. Dan
saya pindah duduk di bangku tengah dekat pintu. 8 menit kemudia kami sampai
dirumah mas arif. Maaf ya teman-teman penyambutannya kayak gini, maaf ya kalau
rumahnya kayak gubuk, kata mas arif berulang kali. Sampai kami tiba di sebuah
rumah yang halamannya cukup luas, rumah 3 petak dengan satu motor yang
terparkir depan rumah. Selamat datang di gubuk saya, kata mas arif. Kalau ini
gubuk, rumah seperti apa ya. Kata salah seorang teman. Kami dipersilahkan masuk
kedalam rumah, kami disambut oleh bapak dan mbak mas arif. Tak berapa lama
kemudia ibu mas arif pun keluar, disusul oleh beberapa makanan dan minuman.
Bapak mas arif mengambil kursis lalu mewawancarai kami satu persatu. Setelah
itu bapak mas arif pamit kebelakang untuk diurut karena juga baru datang dari
malang jadi kecapean. Kami menikmati jamuan yang disediakan sambil ngobrol,
beberapa menit kemudian yang cewek cewek kekamar membawa pakaian dan cowok
tidur didepan kamar yang satunya lagi. Kami pamit mandi lalu makan dan
briefing. Briefingnya diselesaikan jam 10 malam, kata mas arif jam 10 itu sudah
harus tidur. Kami membicarakan tentang perjalanan yang telah kami lewati dan
rencana untuk besok. Setelah selesai briefing yang cewek cewek kekamar, dan
cowoknya tidur dikasur depan kamar yang sudah disediakan oleh ibu mas arif.
Sampai dikamar saya langsung merebahkan badan, setelah sholat ria menyambanguki
dan menyuruhku bangun, kaka bangun liat suamimu, apasih, siapa. Kataku. Noh
bangun liat abim, kenapa? Masih dalam keadaan rebahan. Dia tidur, rokoknya
masih ditangan. Jawab ria, saya mengambil jilbab yang sebelum rebahan kugantung
dibelakang pintu. Dan benar saja, kulihat bang abim yang tidur dilantai dalam
keadaan ngorok dengan rokok yang masih menyala disela sela jari ditangan
kanannya. Ginting melihatku menghampiri bang abim tertawa dengan puasnya,
disusul tawa sahrial yang muncul dari rumah bagian tengah. Kuambil rokok yang
berada ditangan bang abim lalu kusimpan diasbak. Semua yang berada disekitar
situ tertawa. Saat kuambil rokok yang berada ditangan bang abim, diapun
tersadar lalu bangun. Mengambil kembali rokok yang sudah kusimpan di asbak,
melihatnya lalu menyimpannya kembali. Eh saya tertidur ya? Padahal tadi masih
sementara ngobrol sama sahrial, kata bang abim. Kami hanya tertawa mendengar
pernyataannya, ya udah bang benerin posisi tidur lalu lanjut tidur. Saya pun
berlalu meninggalkan tempat cowok cowok itu akan tidur menuju kekamar. Mengobrol
beberapa saat bersama teman teman cewek lalu tidur sekitar pukul 22:30
Pagi harinya sekitar pukul 04:37 semuanya sudah pada bangun untuk
sholat subuh, saya yang saat itu lagi gak sholat hanya ke WC buat setoran, cuci
muka, sikat gigi lalu lanjut membantu ibu mas arif yang lagi memasak. Sedang
teman-teman yang lain ada yang sholat, mandi dan masih ada yang masih di
pembaringan. Sekitar pukul 05:30 anis datang ke dapur melihatku dan mengajakku
untuk jalan-jalan, ikut dalam rombongan cowok yang sudah berangkat duluan.
Tujuan jalan-jalan kami pagi itu adalah sawah yang kami lalui saat kerumah mas
arif. Mas arif tinggal di sebuah desa di kabupaten sragen yang nama daerahnya
adalah krabak kramat. Asri dan bebas polusi, pohon rindang dimana, hamparan
sawah yang hijau terhampar luas, menyegarkan setiap pasang mata yang
melihatnya.
Kami berjalan tanpa menggunakan alas kaki, di sekitar sawah kami
bertemu rombongan cowok, jadilah kami nongkrong bareng dipinggir sawah lalu
foto-foto. Pukul 06:27 kami balik ke rumah mas arif, sesampainya dirumah sudah
ada hidangan teh beserta teman-temannya, kami mengambil posisi ngeteh di teras
rumah yang luas. Bercengkrama dan bercanda. Bahagia itu sederhana, bisa ngumpul
bersama, ngeteh, dan tidak terkontaminasi dengan teknologi. Saling berbagi
cerita dan tertawa bersama, hidup ini indah, tinggal bagaimana cara kita
memaknai dan menikmatinya. Setelah ngeteh kami siap-siap, beres beres rumah
lalu lanjut sarapan pada pukul 07:06. 08:31 mas arif yang baru pulang mengantar
ibunya ke sekolah membawa mobil avanza merah, mobil yang di rentalkan oleh
orang tua mas arif, awalnya kami menolak untuk naik mobil, karena itu sangat
merepotkan, diberi tumpangan tidur aja syukur, ditambah lagi direntalkan mobil,
tapi orang tua mas arif memaksa agar kami memakai mobil keliling solo, itu
merupakan sumbangsi dari mereka “kata orang tua mas arif”. Jadilah kami
sepakat, ikhlas di rentalkan mobil dengan catatan uang bensin kami yang
tanggung. Kami berangkat meninggalkan rumah mas arif, tujuan pertama stasiun
solo balapan untuk mengecek jadwal kereta ke jogja. Ternyata hampr setiap jam
ada, dan belinya minimal 3 jam sebeleum jadawal keberangkatan, kami sepakat
menggunakan kereta yang berangkat sore, karena kami ingin keliling solo sebelum
ke jogja. Setelah mengecek jadwal kereta kami bergegas meninggalkan stasiun
menuju ke keratin solo, keadaan keraton meskipun hari selasa tapi lumayan
ramai, banyak rombongan yang datang, sesampainya di keraton kami langsung
membeli karcis lalu lanjut berjalan msuk ke keraton, bagi yang pakai sandal,
sendalnya harus di buka, sedang yang memakai sepatu tetap diperbolehkan
menggunakan sepatu. Kami ditemani oleh seorang pemandu yang dengan cekatan
menjelaskan setiap sudut dan sejarah keraton solo. Kami tak lupa untuk
mengabadikan momen selama di keraton solo. Setelah puas keliling dan foto kami
pun keluar dari keraton dan berangkat ke stasiun lagi, untuk membeli tiket.
Kami sampai stasiun 12:34. Kurang 26 menit untuk jadwal pembelian tiket yang
pukul 16:00. Teman teman sholat di stasiun. Dan pukul 13:00 saya, wahyu dan
bang mamat mengantri untuk membeli tiket.kami harus ngantri bertiga, soalnya
kami ada 10 orang, sedang jatah tiket perorang hanya 4. Sekitar 20 menit antri,
kami sduah mendapat tiket dan keluar dari stasiun menuju tempat makan bakso
yang enak menurut versi mas arif. Kami makan bakso urat dengan campuran tulang
iga, duduk lesehan ditemani suara cempreng dari seorang pengamen jalanan, ada
beberapa lagu yang dibawakan oleh pengamen kecil itu, kami pun ikut bernyanyi
bersama. Sekitar 40 menit kami makan dan nongkrong di pinggir jalan, saat
membayar saya sempat kaget, harga baksonya perorang 11.000. lumayan mahal versi
backpackeran, saat ngomong sama teman-teman kami hanya tertawa sambil
mengatakan backpacker elit, keliling pake avanza, makannya belasan ribu.
Setelah makan kami lalu lanjut keliling kota solo. Mobil yang maksimal
muatannya hanya 8 orang yang diisi 10 orang membuat suasana mobil
sempit-sempitan, dan kami sensitive banget dengan kata polisi, karena kalau
sampai ketahuan polisi pasti akan ditilang karena kelebihan muatan, dalam
perjalanan yang entah di jl.mana kami melihat ada mobil polisi berada
dibelakang kami, saya siti dan wahyu menunduk, agar tidak kelihatan polisi,
ternyata mobil polisi yang kami kira mengikuti kami itu adalah mobil polisi
pengawal. Perjalanan ke stasiun kali ini lumayan lama, karena beberapa kali
kami nyasar dan macet. Pukul 15:40 kami sudah sampai di stasiun, kami pamitan
sama mas arif lalu lanjut naik kereta, durasi keberangkatan dengan naiknya kami
di kereta ada sekitar 30 menit, jadi penumpang belum terlalu padat, kami masih
punya tempat untuk duduk.. pukul 16:15 kereta berangkat.
Kami sampai jogja pukul 18:57. Perjalanan kami tempuh selama 1 jam
43 menit. Molor 38 menit dari jadwal seharusnya yang hanya akan kami tempuh
selama sejam 5 menit. Sesampainya di stasiun tugu kami lalu mencari toilet dan
sholat bagi yang sholat. Saya dan ginting menunggu di ruang tunggu. Saat
teman-teman sholat saya menghubungi sakkir menanyakan keberadaannya dan
menginformasikan keberadaan kami, sebelum berangkat dari solo, saya sudah
mengirim pesan ke sakkir mengajaknya nongkrong di maliboro, berhubung sakkir
juga lagi di jogja, baru selesai mengikuti ujian SBMPTN. Pukul 18:57 kami berjalan keluar stasiun. Menemui sakkir
yang sudah menunggu di samping jalur kereta api depan pos polisi. Kami lalu
lanjut menyusuri jalan malioboro yang tak begitu padat untuk mencari makan.
Harga lumayan fantastis. Gak ada harga dibawa 10 ribuan. Hingga dekat tugu nol,
kami belok kanan karena melihat banyak gerobak, kami berharap bisa mendapatkan
makanan murah. Hampir setiap penjual yang kami tanyai, harga makanannya paling
murah 10 ribu. Kami terus berjalan sampai tempat yang kami temui kebanyakan
jejeran hotel. Kami pun berjalan keluar ke tempat semula dan memilih keluar
dari malioboro menuju dekat stasiun. Dekat stasiun kami mendapat angkringan,
tempat itu kami pilih sebagai tempat nongkrong untuk makan. Pukul 19:53 kami
nongkrong di angkringan, Alhamdulillah harga makanannya murah. Kisaran
2.500-3000.. banyak aneka makanan dan gorengan yang dijajakkan, setelah
pesananan makanan kami sudah disajikan kami memilih menggabung makanan menjadi
satu baris lalu makan bersama, lagii. Pengamen menemani malam kami saat itu,
beberapa request lagu dinyanyikan oleh pengamen tersebut disusul kumpulan receh
dan uang seribu dua ribuan dari teman-teman.. pukul 20:46 kami selesai makan
lalu lanjut foto di sekitar stasiun dan ditulisan MAlioboro. Saat mau foto kami
harus antri bak di studio foto, karena banyak orang yang juga ingin mengambil
gambar teoat di jl.malioboro.. setelah selesai foto kami lalu lanjut nongkrong
depan benteng van derbouch tapi sebelum itu kami nongkrong depan mall malioboro
dulu, ginting mentraktir J.co. syukuran kelulusannya ke speaking 2. Lalu lanjut
ke depan benteng vanderwijk. Ada aku riyung nitnot anis siti, ginting bang abim
wahyu bang sahrial bang mamat. Kemudian tak berapa lama kemudian datang reza
dan bang adi. Disusul salah satu mantan siswa smart yang aku lupa namanya saat
teman-teman lagi sholat, tersisa aku bang abim reza ginting dan bang adi. Aku
merasa sepi dalam keramaian. Tiba-tiba saja rasa itu muncul, rasa tidak nyaman.
Saya lupa bahwa teman yang saya temani berpetualang kali ini bukan teman mapala
yang sudah bersamaku beberapa tahun, saling mengenal karakter hanya beberapa
jam sebelum hari keberangkatan itu tidaklah cukup. Karena ada sedikit perbedaan
sifat ketika berada di tempat yang nyaman dan ketika berada di situasi yang
lumayan susah. Karena ada 5 orang cewek maka ada beberapa teman cowok yang rasa
khawatirnya sangat tinggi, mungkin karena baru berpetualang atau mungkin karena
baru keluar sama cewek sampai tengah malam, masih dalam keadaan nongkrong, lagi
asyik-asyiknya menikmati suasana malam di kota jogja. Beberapa teman cowok
sudah membincangkan besok balik naik apa dengan berbagai pertimbangan, dan ada
yang meminta buat balik keesokan paginya. Saya yang pernah berpetualang dan
pulang dengan numpang bahkan naik truk tak terlalu mempermasalahkan keesokan harinya
balik ke pare menggunakan apa, begitupun dengan 4 teman cewek yang lain, mereka
tak terlalu mempersoalkan transportasi apa yang kita gunakan esoknya, yang
penting tetap bareng. Tapi beberapa teman cowoka sudah pusing memikirkan apa
yang akan terjadi besok. Usut punya usut ternyata ada andil hati yang main,
makanya salah teman jalan ingin cepat-cepat pulang.
Kami nongkrong sampai jam 12:10. Rencana aawal ingin menikmati
malam sampai pagi di maliobor, tapi bang abim member kode untuk pindah tempat.
Karena rombongan dibelakang tempat kami nongkrong katanya mabuk, jadi kami
diajak untuk bergeser. Ternyata teman-teman cowok sudah ngobrol, kami akan
bergeser ke kost bang adi, menginap disana, yang cewek tidur dikamar, yang
cowok tidur di luar. Kami berjalan dari depan benteng menuju kost banga di yang
berada di dekat UIN. Dalam perjalanan menuju kost bang adi baru ngerasain dikit
hawa backpackeran, jalan tengah malam menyusuri kota jogja yang sudah lengang..
bang adi dan mas bayu mengikuti kami naik motor. Sampai ditengah perjalanan
banga di menjemput kami satu persatu. Awalnya kami gak mau naik motor, karena
ingin merasakan gimana rasanya jalan, olahraga malam. Tapi bang adi mengatakan
kalau kostnya masih lumayan jauh, jadi kami satu persatu diangkut. Saya dan ria
naik ke motor beberapa saat setelah melewati stasiun lempuyangan. Ternyata
memang lumayan jauh, jarak dari malioboro ke lempuyangan masih setengah
perjalanan dari lempuyangan ke kost banga di. Pukul 01 kurang 05 menit kami
sampai di kost bang adi, kami diperingatkan buat tidak rebut, karena itu adalah
kost cowok. Jadi kami mengendap-ngendap ke WC untuk cuci muka dan sikat gigi
lalu istirahat dikamar. Sedang cowoknya tidur di teras kost. Saat anis nitnot
dan siti sudah tidur, saya pun menyusul. Dan terbangun ketika si ria ketawa
tertahan dibahuku. Ternyata dia lagi mentertawai cowok-cowok yang gossip
diluar. Cowok juga bisa gossip juga, saya fikir cuman cewek yang biasa gossip.
Saat terbangun sekitar pukul 03:00, kuintip keluar kamar, ternyata semuanya
sudah pada tidur dengan gaya yang berantakan, kecuali bang mamat. Bang mamat
kenapa gak tidur? Teriakku. Tapi bang mamat tak menajwab, kuputuskan untuk
kembali tidur. Pukul 05:27 teman teman bangun sholat, badan baru terasa lumayan
pegel,. Pagi harinya kuantar ria kedepan gereja menunggu sodaranya yang akan
menjemputnya untuk balik ke kost mengambil barang-barangnya. Kuajak bang mamat
menemaniku, karena saya sangat lemah untuk menghafal jalan di lorong lorong,
takutnya nanti nyasar. Bang mamat menemaniku mengantar si ria keluar, kami
membeli kue buat sarapan teman-teman, dalam perjalanan bang mamat curhat
tentang perjalanan bacpackeran kami. Tak terasa kami nyasar dan putar putar
dari satunlorong ke lorong yang lain, dan akhirnya ketemu juga kostan bang adi.
Sesampainya di kost saya dan teman teman beres2 an pukul 07:00 kami bernagkat
meninggalkan kostan bang adi. Kami berjalan menyusuri lorong lorong menuju ke
malioboro. Pukul 08:00 kami mampir untuk makan, berhubung cacing dalam perut sudah
bergejolak. Kami memesan 5 porsi makan untuk 11 orang. Setelah makan kami
melanjutkan perjalanan menuju malioboro, sesampainya di malioboro kami langsung
masuk ke stasiun mengecek jadwal tiket ke solo. Rencana semalam kita akan naik
kereta ke solo dan di solo akan menunggu bis yang akan menuju ke jombang.
Awalnya saya dan ginting mengusulkan untuk numpang dan naik truk, tapi ada
beberapa teman yang gak sepakat, ya sudah kami ikut saja mana enaknya. Dalam
situasi seperti itu aku bereceletuk “harusnya sih ya sebelum berangkat emang
udah sepakat apapun yang terjadi harus dilewatin bareng-bareng, menderita
gapapa yang penting dijalanin bareng-bareng, ntar akan banyak cerita, tapi
gapapa sih, aku ikut aja gimana enaknya”. Jadwal kereta jogja solo hampir sama
dengan jadwal solo ke jogja. Hampir setiap jam ada, setelah itu saya mengajak
siapa yang ingin menemaniku untuk mengecek bis di terminal. Menurut info dari
temanku bis jogja-pare juga hampir setiap jam. Jadilah saya bang mamat dan bang
abim berangkat ke terminal menggunakan bus trans. Awalnya wahyu mencegat, dia
mengatakan “gimana kalau kita jalan-jalan dulu, nar selesai jalan-jalan baru ke
terminal bareng bareng, terus langsung balik”, yu apa itu gak rempong dan
memakan biaya banyak? Mending aku aja yang kesana, ngecek ada gaknya bisnya.
Kalian jalan-jalan aja dulu, ntar kalo kami udah balik dari terminal kami akan
menyamperin kalian. Setelah bang abim ngomong juga sama wahyu akhirnya dia
ngalah, saya bang abim dan bang mamat berangkat. Langkah kami seperti orang
dikejar sesuatu, langkah sangat cepat menuju halte. 1 jam lebih waktu yang kami
butuhkan untuk sampai di terminal dari maliobor, setelah mengecek bisnya yang
hampir setiap jam ada, kami lalu istirahat. Bang mamat dan bang abim
menenangkan fikiran dan hai. Barulah setelah beberapa saat kemudian kami kebali
ke maliobor, di malioboro sudah ada 2 kubu. Kubu cowok ngumpul di tugu nol,
kubu cewek kumpul di tengah-tengah maliboro. Sampai di malioboro saya langsung
nimbrung di kubu cewek, lalu kami keliling mencari baju seragam. Yang cowok
sudah jalan masing-masing, setelah keliling cukup lama kami akhirnya menemukan
baju yang pas untuk kami berlima, setelah itu kami nimbrung di kubu cowok, bang
sahrial sudah tak Nampak lagi, seperinya dia sudah pergi mengurus urudsan
kuliahnya, mendapati ginting dengan muka kusut, “lu kenapa ting, muka lu kusut
banget”tanyaku. Dia pun menjawabnya singkat “bosan”. Bisa kupahami, dia pasti
jenuh hanya berada ditempat yang sama, tak ada teman sejalan. Teman cowok ada
wahyu, bang mamat, bang abim dan sakkir. Namun tak satupun yang Nampak begitu
akrab dengannya, mereka punya jalan masing masing. Setelah capek jalan-jalan
kami memutuskan untuk ke terminal. Sebelum ke terminal kusempatkan ketemu
dengan teman yang pernah satu camp denganku di access tahun lalu, pertemuannya
kurang dari 5 menit. Karena teman teman yang sudah berdiri di halte sudah
memanggil, katanya bus itu adalah bus terakhir keterminal, saking buru-burunya
bus yang harusnya 3A kami naik yang 1A. akhirnya kami pun harus transit untuk
ganti bus. Ginting yang awalnya emang udah kesel makin bertambah kesel karena
merasa dibohongi oleh petugas yang ada dihalte.
Saya yang sudah merasa capek juga tak mampu senyum lagi, tapi
melihat muka teman-teman yang pada tegang saya langsung tertawa ngakak. Kakaaa
jangan emosi, kata teman-teman. Saya hanya tertawa ngakak, siapa yang emosi
coba, orang aku ketawa kayak gini. sekitar pukul 3 kami sudah sampai
diterminal, kami berjalan menuju tempat bis menuju jombang berada, bis mira ac
itu yang menjadi pilihan kami, tariff lumayan murah. 41.000.. nih kan bisa
pulang dengan murah dan gak ribet, harusnya semalam tuh gak usah terlalu ribet
bakal pulang naik apa, toh nantinya akan ada jalan yang dikasi sama tuhan,
tukasku. Terbukti sekarang jalan buat pulang gak seribet yang dibayangin. Pukul
4 kurang 6 menit bis meninggalkan terminal menuju jombang. Hanya beberapa menit
sadar hingga akhirnya aku terlelap. Kata teman-teman sih mobilnya ugal-ugalan,
beberapa kali hampir nabrak. Tapi aku gak menyadarinya karena sangat lelap
tidur, sampai sakkir sudah berimajinasi mobilnya kecelakaan dan d Koran terulis
rombongan anak smart pare mengalamai kecelakaan bus mira dari jogja tujuan
jombang, hal itu membuat kami yang awalnya sudah pada mabok menjadi tertawa ngakak.
Kami sampai jombang pukul 11:37 lalu mencarter mbil ELF menuju pare. Kami
sampai pare pukul 12:56 dan sampai camp 01:01.. sampai camp cuci muka sholat
lalu tepar.
Pare, 23 Juni 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar