Teman
yang baik adalah yang ikut menyukseskan dagangan temannya, membeli barang
dagangan temannya, tidak meminta diskon yang berlebih apalagi dengan dalih
harga teman. Itu sepenggal kalimat yang kubaca di sosial media beberapa waktu
silam. Karena terngiang-ngiang kalimat itu setiap ada teman yang nawarin barang
jualannya selalu saja aku selalu membeli, meski terkadang aku gak “membutuhkan”
barang itu.
Sekian
waktu berlalu, aku kembali berjualan. Banyak hal yang coba aku jual, tapi yang
lebih konsisten aku jual adalah buku. Setiap hari aku upload foto jualan buku,
tak jarang teman yang komentar menanyakan harga dan mengirimkan buku yang
dicarinya, yang ingin kuceritakan di sini adalah salah satu pelangganku yang
juga temanku sendiri, teman yang kuanggap sebagai kakak. Namanya kak Yuni, satu
waktu dia mengomentari buku jualan yang kuupload, berkomentar untuk memesan. Di
hari yang sama dia mau mengambil buku yang dipesannya karena kebetulan lagi
main di dekat kostan, tapi hari itu bukunya belum ada di kost, aku harus
mengambilnya dulu di toko. Waktu itu hari kamis, hari di mana dia memesan
bukunya. Jumat pagi, sembari pergi berbagi nasi aku sekalian pergi mengambil
buku. Jumat siang aku mengabari kalau buku pesanannya sudah datang, dibalas
sama kak Yuni “simpen aja dulu, nanti aku ambil sendiri gak usah diantar”.
Minggu malam kak Yuni mengirimkan chat bertanya aku di kostan apa gak, udah
tidur apa belum. Ternyata dia ingin dikirimkan bukunya melalui gosend,
kebetulan dia lagi berada di salah satu kafe yang tak jauh dari kostku.
Tak
lama kemudian buku itu kukirim melalui gosend dan menginformasikan ongkos gosendnya.
8.000 harga yang kusampaikan, sesuai dengan harga yang tertera di aplikasi,
meski sebenarnya aku memberikan 10.000 ke babang gojeknya, berbagi rejeki,
fikirku. Saat sudah kuinfomasikan ongkos gosend, kak Yuni lalu meminta nomor
rekening dan hanya dalam hitungan menit dia sudah mengirimkan bukti transfer,
nominalnya 60.000. 50.000 untuk harga buku, 10.000 untuk ongkos gosend. Saat kukonfirmasi
kelebihan transfer, kak Yuni tak menanggapi. Hihihi Alhamdulillah mah ya,
rejeki takkan ke mana. Rejekiku melalui kak Yuni, rejeki babang gojek melalui
aku. Kekuatan sedekah takkan pernah salah, apa yang kita lakukan akan kembali
dan kita tuai sendiri.
Kak
Yuni, seseorang yang kukenal saat Persiapan Keberangkatan (PK) dan sudah
kuanggap kakak ini setiap kali ketemu selalu mengeluarkan kalimat-kalimat apresiasi,
mengungkapkan kekhawatiran yang menunjukkan kasih sayangnya yang tulus dan
tidak dibuat-buat, menawarkan bantuan yang bukan hanya basa-basi. Aku selalu
bahagia setiap kali bertemu dengannya. Bahkan pembelian buku itu pun aku gak
begitu yakin kalau dia benar-benar butuh buku yang dibelinya, bisa jadi itu
adalah salah satu apresiasi untuk menyukseskan usaha teman. Apapun alasannya,
kuucapkan terima kasih. Semoga bukunya bermanfaat. Dan terima kasih telah
membuatku merasa begitu berarti , menawarkan bantuan yang bukan hanya
basa-basi. Aku selalu bahagia setiap kali bertemu dengannya. Bahkan pembelian
buku itu pun aku gak begitu yakin kalau dia benar-benar butuh buku yang
dibelinya, bisa jadi itu adalah salah satu apresiasi untuk menyukseskan usaha
teman. Apapun alasannya, kuucapkan terima kasih. Semoga bukunya bermanfaat. Dan
terima kasih telah membuatku merasa begitu berarti :')
Yogyakarta,
17 Desember 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar