Perjalanan ini memberikanku banyak pelajaran. Saat keberangkatan, kuliat pasangan papa mama muda dengan dua orang anak. Kedua anaknya masih batita, bapak yang penuh tato di lengan kiri dan kanannya itu tak pernah tidur sepanjang perjalanan. Dia mengurusi anaknya secara bergantian, yang kecil dan yang yang besar. Berbagi tugas bergantian dengan istrinya yang juga masih muda. Mereka begitu telaten mengurusi kedua buah hatinya yang sepanjang perjalanan begitu rewel. Ketika anaknya menangis, sang ayah menggendong anaknya keluar gerbong membawa anaknya jalan2 hanya agar anaknya bisa merasa nyaman dan bisa berhenti menangis.
Sang istri sekali dua kali dengan cekatan membuatkan susu ketika susu di dot anaknya telah habis.
Dari air muka kedua orang tua tersebut nampak begitu sayu, namun tak pernah kelihatan sedikit pun kejengkelan, meskipun kutau sesuatu yang dilakukannya begitu melelahkan. Tapi mereka melakukannya dengan penuh cinta, mengurusi sang buah hati yang masih belum mengerti apa-apa itu. Aku terkagum, dibalik penampilan sang ayah yang mungkin bagi sebagian orang nampak "preman", namun tersimpan cinta kasih yang begitu tulus.
Di sisi yang lain, saat dalam perjalanan pulang, kulihat seorang bapak duduk di pegangan kursi. Aku membatin, bapak ini kenapa sih. Ada tempat duduk disediakan kok malah duduknya di pegangan kursi. Kemudian kumelihat lebih jauh, ternyata alasan bapak itu duduk di pegangan kursi karena anaknya yang masih balita tidur terlentang di kursi yang harusnya dia duduki. Betapa besar cinta kasih dan pengorbanan orang tua terhadap anaknya. Ketika kelak anaknya tumbuh besar, mungkin mereka tak pernah tau dan menyadari bahwa dalam masa pertumbuhannya ada campur tangan orang tua yang begitu tulus mengorbankan kenyamanannya demi untuk memberikan kenyamanan untuk anaknya.
Seketika kuingat kedua orang tuaku, sudah sejauh mana aku menghargai dan membalas kasih sayang tulus dari mereka? :')
Sudut kereta Serayu Gerbong 4, nomor 7E đź’™. Ahad 01.30
Tidak ada komentar:
Posting Komentar