Selasa, 25 Desember 2018

Menyederhanakan konsep kebahagiaan


Menyederhanakan konsep kebahagiaan


Semakin umur bertambah, semakin tua. Konsep kebahagiaan pun menjadi begitu sederhana.

Hanya ingin hidup tenang dan damai.

Dulu inget waktu masih di Papua, kebahagiaan itu sesederhana mendapat jaringan untuk sekedar berkirim pesan dan menelfon. Taka da jaringan internet pun tak menjadi masalah.

Dulu, waktu masih muda. Berasa sok tua banget ya sekarang hahaha. Menjadi bahagia itu begitu banyak patokannya, mau inilah, mau itulah dan begitu banyak keinginan duniawi yang menjadi wishlist sekarang, namun sekarang menjadi begitu sederhana dan disempitkan.

Dulu, mendaki, ngecamp, menikmati air sungai dan suara burung di tengah hutan terasa begitu biasa karena menjadi sebuah rutinitas yang hampir rutin.

Sekarang, dengan banyaknya rutinitas dan obsesi pencapaian yang begitu banyak dan melelahkan, kembali bisa menikmati aliran air sungai sambil mendengar suara burung-burung berkicau sudah mampu melahirkan sebuah kebahagiaan dan ketenangan di dalam hati. Yah, memang benar merasa damai dan tenang menjadi begitu membahagiakan. Jauh dari hiruk pikuk, rehat sejenak dari segala obsesi dan kembali tadabur alam.
Kamar kost, 25 Desember 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Serba Serbi 2024

Siang ini, 30 Desember, menepi dari segala keriuhan dan memilih nongkrong di sebuah kafe favorit di tengah Kota Makassar, mencoba memesan ma...