Kamis, 17 Agustus 2017

Masih tentang jarak



Kita tidak berpisah, hanya berjarak.

Sing : Aku hanya pergi, tuk sementara. Bukan tuk meninggalkanmu, selamanya. Aku pasti kan kembali, pada dirimu tapi kau jangan nakal, aku pasti kembaliii.

Aku pergi untuk memantaskan diri, agar aku tak lagi krisis identitas, agar aku mempunyai “status”. Hahaha.

Berat, sangat berat buatku. Meninggalkan segala hal yang telah kita bangun bersama. Sesuatu yang sama-sama kita mulai dari nol. Dua hal bagiku yang sama-sama berat kutinggalkan. Aku tak memungkin memilih, karena sekarang aku tak punya kuasa untuk itu. Ini bukan sebuah pilihan, ini adalah keharusan yang mesti kujalani. ini adalah mimpi yang sejak dulu kubangun. Mimpi yang sekarang menjadi nyata. 

Dari sekian banyak hal, kamu adalah sesuatu yang paling berat kutinggalkan. Aku takut jarak akan membuatmu berubah. Aku takut kenyamanan yang sudah begitu lekat menguap karena jarak. Aku takut kamu akan melupakanku karena ragaku tak lagi mampu untuk bersua.

Maafkan aku yang belakangan ini sering baper, aku hanya takut kehilangan. Aku hanya takut kau berubah. Aku hanya tidak mau kau tidak lagi menganggap keberadaanku karena adanya jarak.

Terima kasih untuk loyalitas yang masih membara, terima kasih untuk semangat yang tak pernah pudar, terima kasih untuk komitmen yang masih terjaga. Dan terimakasih karena jarak, karenanya aku mengerti arti sebuah kehadiran dan rindu.

Terucap doa yang tiada henti, kepada sang maha segalanya. Untukmu, untukku, untuk kita yang akan selalu ada, yang akan terus bertahan dan yang akan terus saling menguatkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Serba Serbi 2024

Siang ini, 30 Desember, menepi dari segala keriuhan dan memilih nongkrong di sebuah kafe favorit di tengah Kota Makassar, mencoba memesan ma...