Kau!
Orang yang dulu pernah kucinta.
Kau!
Nama yang selalu kusebut dalam doaku.
Kau!
Makhluk yang pernah merangkai mimpi bersama untuk bersanding dipelaminan
Kau!
Lelaki yang pernah membuaiku ke angkasa
Dan
Kau!
Seseorang yang akhirnya menghempaskanku pada kepedihan.
Jarak
hanyalah satuan angka! Yang membuatnya jauh bukan jumlah angka yang ada. Namun,
kemauan dan ketidakmauan. Jarak sebenarnya bukanlah sebuah masalah, andai kau
tak pernah mempermasalahkannya. 3 tahun kita lalui bersama, tanpa pernah ada
masalah yang berarti. Jarak tak pernah menjadi pembahasan, meski pada nyatanya
ribuan mil membentang begitu nyata.
Dari
awal hingga memasuki tahun ketiga. Kepercayaan dan kasih sayang masih jauh
lebih besar dari jarak yang ada, tapi semuanya tak ada yang abadi. Semua
memiliki tenggang waktu kadaluarsa. Rasa yang kita pupuk hingga subur dan lebat
bisa tersandung oleh kejenuhan. Berbagai hal kecil menjadi masalah yang selalu
kita perdebatkan dengan begitu alot. Hingga pada akhirnya jarak menjadi sebuah
alasan untuk berpisah!
Melepasmu
bukanlah hal yang mudah bagiku. Berbagai kebiasaan sudah menjadi agenda wajib
bagi kita setiap harinya. Mulai dari saling membangunkan setiap pagi, saling
mengingatkan banyak hal setiap harinya hingga ucapan selamat tidur dan selamat
malam tak pernah absen kita lakukan. Menghilangkan hal yang menjadi kebiasaan
bukan perkara mudah. Tertatih aku berusaha melakukannya. Menahan diri untuk tak
menghubungimu. Memendam sendirian sakit yang kurasa.
Waktu!
Ya waktu yang pada akhirnya membuatku biasa saja. Berdamai dengan kenyataan
yang akhirnya membuatku kuat. Berani membenci, hingga sekuat tenaga menerima
dan memaafkan menjadi sebuah kekuatan tersendiri untuk perlahan melupakan.
Melupakan kenangan demi kenangan yang pernah kita cipta.
Jarak! Terimakasih untuk cinta dan sakit yang pernah ada. Terimakasih untuk alasan bersama dan berpisah yang pernah tertorehkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar