Hidup di daerah yang beriklim tropis memungkinkan lahirnya banyak cerita mistis, baik dari segi mitos maupun takhayul. Indonesia merupakan salah satunya. Memiliki iklim tropis menjadikan orang-orang Indonesia sangat percaya terhadap cerita-cerita mistis, tak hanya Indonesia, negari Arab pun yang terkenal dengan daerah padang pasir memunculkan banyak orang-orang yang menjadi dukun dan banyaknya cerita gaib. Di Indonesia mitos bisa ditemui dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi.
Kegemaranku mendaki dan berpetualang membuatku menemukan banyak kisah dalam perjalanan. Salah satu kisahnya adalah saat masih berada di semester 3, untuk kepentingan observasi saya bersama beberapa orang teman harus melakukan penelitian budaya, daerah yang kami tuju saat itu adalah “Suku Seko”. Salah satu suku yang berada di pedalaman Luwu. Jalur untuk ke Suku Seko bisa dengan dua jalur, menggunakan pesawat atau dengan jalur darat dengan menggunakan ojek atau berjalan kaki. Tapi karena waktu itu kami rencana ke Suku Seko dengan tujuan penelitian jadi kami harus berjalan kaki sekitar 30-an KM dan melewati Gunung Kambuno. Perjalanan jalur darat akan melewati sebuah dusun yang bernama Dusun Mangkaluku yang merupakan perkampungan terakhir sebelum mendaki Gunung Kambuno. Kala itu ketika kami tiba di Dusun Mangkaluku dan ingin langsung mmelanjutkan perjalanan menuju ke Suku Seko orang-orang setempat menawarkan kami untuk istirahat di Mangkaluku dan menceritakan sebuah kisah yang terjadi beberapa saat sebelum kami datang. Konon, ada beberapa pendaki yang datang beberapa bulan sebelum kami yang berasal dari palopo dan mereka hilang di Gunung Kambuno, masyarakat bercerita kronologi sesaat sebelum pendaki tersebut hilang. Cerita masyarakat setempat pendaki tersebut sebelumnya ditawari untuk mampir ngeteh dan disuruh istirahat sejenak tapi mereka tak mengindahkan tawaran tersebut dan memilih untuk terus berjalan, dalam perjalanan mereka dikabarkan bertemu dengan orang-orang pendek atau biasa disebut kurcaci, cerita yang berkembang dimasyarakat setelah mereka bertemu dengan kurcaci di Gunung Kambuno mereka hilang tak tau arah dan sampai sekarang ada yang belum ditemukan, dan sebagiannya lagi dinyatakan gila. Mitos yang berkembang mengatakan sebab musababnya itu adalah karena mereka menolak teh yang sudah dihidangkan. Dan dalam perjalanan mereka bertemu dengan kurcaci dan melihat sebuah jalur yang sangat mulus dan akhirnya mereka mengikuti jalur tersebut yang ternyata merupakan jalur yang salah dan hal itu yang akhirnya membuat mereka tersesat.
Cerita lain ketika saya mendaki di Semeru, gunung para dewa yang dikeramatkan di Jawa, mitosnya di Ranu Kumbolo tepatnya ditanjakan cinta ketika kita mendaki di tanjakan cinta dan kita menoleh kebelakang kita akan putus dengan pasangan kita. Lalu kemudian berkembang cerita yang mencoba merasionalisasi mitos tersebut yang mengatakan bahwa keindahan tanjakan cinta akan membuat para pendaki malas untuk melanjutkan perjalanan makanya tidak dianjurkan untuk menoleh ke belakang. Mitos yang lain, masih di Gunung Semeru apabila ada seseorang yang kencing disembarang tempat dalam perjalanannya mereka akan diiringi hujan sepanjang jalan. Namun, seseorang yang lain mencoba merasionalisasi hal tersebut bahwa larangan tersebut menjadi petuah agar kita tetap menjaga sikap dan adat istiadat selama mendaki karena Gunung Semeru merupakan gunung tempat bersemedi para dewa-dewa.
Dilanjutkan lagi ke Gunung Kerinci, gunung merapi tertinggi di Indonesia, dikabarkan digunung kerinci hidup kurcaci dan kaum cindaku dimana kakinya menghadap kebelakang dan kuku kukunya panjang menyentuh tanah. Kala itu saya mendampingi beberapa teman yang penelitian tenang Cindaku di Gunung Kerinci. Namun, kami sangat sulit untuk mendapatkan responden. Ada cerita yang berkembang di masyarakat yang mengatakan bahwa cindaku adalah nama yang terlarang untuk dibicarakan karena dikabarkan akan mendatangi orang-orang yang membicarakannya dan membunuhnya, hal inilah yang membuat beberapa orang yang berada di kaki Gunung Kerinci enggan untuk membicarakan tentang cindaku karena takut ada hal buruk terjadi dengan mereka.
Masih tentang gunung, Gunung Gamalama yang ada di Ternate mitosnya hujan selalu datang ketika pendaki menapaki jalan untuk menuju puncak, satu satunya cara agar hujan itu berhenti adalah dengan cara adzan karena kepercayaan orang setempat jalur Gunung Gamalama merupakan jalan yang sering dilewati sultan pada jaman dahulu makanya tempat itu di keramatkan.
Selain mitos dan takhayul yang berkembang sangat pesat di Indonesia, beragam makluk halus pun muncul, mulai dari pocong, kuntilanak, genderuwo, suster ngesot, kolor ijo, suwanggi, cindaku, parakang dan masih banyak lagi. Menurut logika hemat saya, berbagai macam makhluk halus itu hanya merupakan tipu daya jin untuk menakut nakuti manusia. Karena bagaimana pun kita sudah memiliki dunia yang berbeda dan kehidupan yang berbeda, jadi kita tidak mungkin bisa saling menyentuh ataupun menyakiti satu sama lain. Kalo mereka mengganggu manusia masih sangat mungkin terjadi, jangankan mahkluk halus, sesama manusia saja ketika diganggu akan berontak dan marah, jadi intinya berbuat baiklah kepada siapapun dan kamu akan mendapatkan kebaikan, kalo tidak ingin di usili atau diganggu, jangan mengusili atau menganggu orang lain.
Inilah Indonesia dengan sejuta cerita mitos dan takhayul, tak ayal Indonesia bukan hanya kaya sumber daya alam dan sumber daya manusia tapi juga kaya cerita mitos dan takhayul, dan hal ini tak bisa lepas dari kehidupan kita karena sudah mengakar menjadi suatu kearifan lokal, entah sesuatu itu terjadi karena kebetulan ataukah mungkin benar adanya ada kaitannya dengan sesuatu yang dipercaya sebagai suatu mitos, biarkan waktu yang akan menjawabnya dan kita akan terus melangkah untuk menemukan kebenaran dari mitos-mitos yang berkembang.
Cerita Lawas, ditulis 28-09-2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar