Senin, 17 April 2017

Teling Pulau Kulambing





Akan kuhentikan waktu melalui tulisan, akan kuukir sejarah melalui tulisan. Agar kelak, tulisan ini menjadi saksi sebuah perjalanan yang pernah kulakoni.

Pulau kulambing, 15 April 2017.
Ini merupakan kali ke-5 SIGi melakukan TELING (Teater Edukasi Keliling). Dan ini merupakan kesempatan kedua saya mengikuti teling, setelah melewati pengalaman pertama Teling di Pattanyamang. Teling merupakan salah satu dari kegiatan rutin SIGi untuk mengobati ke sakauan kakak-kakak yang butuh piknik. Piknik yang tidak hanya sekedar piknik kosong namun dirangkaikan dengan berbagi keceriaan dengan adik-adik setempat.

Bukan main senangnya melihat antusias yang begitu besar dari warga pulau Kulambing. Begitu bahagia saat melihat anak-anak yang begitu banyak berkumpul dilapangan sore harinya. Ada kebahagiaan yang tak mampu diungkapkan kala melihat senyum bahagia mereka. Kehangatan dan keramahan penduduk pulau. Serta semangat dari adik-adik.

Sore harinya dilewati dengan bermain bersama adik-adik dilapangan sekolah. Sembari mencairkan suasana agar tercipta keakraban antara adik-adik dan kakak-kakak relawan. Waktu sejam setengah pun berlalu begitu cepat. Tak terasa maghrib pun sudah datang. Senja sudah mulai memanggil. Adik-adik diperkenankan untuk balik kerumah masing-masing untuk bersiap-siap menonton pada malam harinya (red : layar tancap). Setelah adik-adik balik, kami berlari ke belakang sekolah untuk mengantar senja kembali keperaduannya.



Malam harinya, tak disangka, antusias yang begitu besar tidak luntur hingga malam menjelang. Kami yang baru ke lapangan selepas isya, sudah mendapati adik-adik pada berkumpul dilapangan. Mereka tak balik lagi kerumah setelah melakukan sholat isya berjamaah di mesjid. Setelah melakukan persiapan sekitar setengah jam, film “Jejak Jejak Kecil” pun menjadi tontonan kami semua dilapangan, tak hanya adik-adik yang menonton, bapak ibu para warga desa pun ikut menonton. 




Setiap selesai satu sesi, adik-adik diberikan pertanyaan untuk menakar pemahaman mengenai film yang ditonton, dan yang berani menjawab serta menjawab dengan benar mendapatkan reward berupa 1 kantong goodie bag beserta isinya. Setelahnya, semuanya sudah berebutan menjawab hingga kakak-kakaknya kewalahan mengatur adik-adik yang berebutan ingin menjawab pertanyaan. Alhasil, kita merubah strategi untuk melempar pertanyaan agar kondisinya tetap kondusif. Lagi lagi, karena keseruan film serta kehangatan para penonton, tak terasa ternyata sudah jam 11 malam. Dibawah cahaya purnama yang temaram dan bintang-bintang yang berkilau, kami melawati malam minggu dengan penuh kualitas.

Jam 11 filmnya selesai, hadiah pun telah dibagikan. Semua warga dan adik-adik berbondong bondong balik kerumah masing-masing dan kakak-kakak beberes dan diakhiri dengan foto bersama.


Pulau Kulambing 16 April 2017
Subuh harinya, selepas subuh. Kami berjalan menuju ke dermaga, menyaksikan sunrise yang penuh kehangatan. Dalam dinginnya fajar, kami tenggelam dalam kengatan obrolan, menyaksikan langit di ufuk menjingga, menyaksikan birunya air laut, menyaksikan kapal-kapal yang siap berlayar dan para nelayan yang sudah balik dari pencariannya.




Pagi yang indah, pagi yang cerah, pagi yang menyenangkan. 

Piknik, selalu saja memberikan begitu banyak cerita. Memberikan banyak pelajaran untuk lebih banyak bersyukur lagi dan lagi. Atas besar dan banyaknya karunia Tuhan. Semakin lama, semakin aku sadar bahwa kita hanyalah serpihan debu di jagat raya yang megah ini. Hutan, langit, gunung adalah sebagian kecil dari bukti-bukti kebesarn Tuhan. Yang mampu menyadarkan kita bahwa kita manusia hanyalah bagian yang sangat kecil di dunia ini. Jadi? Tak ada alasan untuk kita tak bersyukur. Tak ada alasan untuk kita berlaku sombong.

Terimakasih kisah dan pengalaman dua harinya. Pulau Kulambing yang indah.
Kapal yang kami gunakan ke pulau kulambing


Langit pulau Kulambing


Eh ada beberapa kapal yang lagi berlayar

Nemu pabrik tonasa di tengah lautan





Makin hari, tulisanku makin tak karuan. Semakin banyak hal yang ingin kutulis, semakin berantakan caraku dalam menulis. Banyak hal yang ingin kusampaikan hingga aku mendadak speechless. Tak tau mau mulai dari mana dan mengakhirinya dimana. Begitu banyak hal yang luaarrr biasaaa yang membuatku tak mampu untuk menggambarkannya dalam bentuk kata-kata. Semuanya begitu AMAZIIING.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Serba Serbi 2024

Siang ini, 30 Desember, menepi dari segala keriuhan dan memilih nongkrong di sebuah kafe favorit di tengah Kota Makassar, mencoba memesan ma...