Hidup
adalah proses belajar tanpa henti.
Semakin
hari semakin saya sadar bahwa segala sesuatu terjadi karena sebuah alasan
terbaik yang Allah rancang. Menunggu! Ya menunggu. Saya pernah begitu frustasi
dengan kata “menunggu”, membayangkan hari-hari yang kulewati akan begitu
membosankan. Saya pernah begitu kekeuh memaksakan kehendak. Tapi rencana Allah
tak pernah salah. Allah tau apa yang terbaik untuk hambanya, sedangkan hamba
tidak.
Malam
ini, satu pelajaran berharga lagi kudapatkan. Dari seseorang yang berpenampilan
begitu sederhana. Sebuah pelajaran hidup yang takkan kudapatkan dibangku
formal. Proses menunggu mempertemukanku dengan banyak orang-orang hebat,
mengajarkanku banyak hal-hal yang luar biasa.
Kak
Ikram, owner dari sebuah brand yang ada di kota Makassar. Yakni “Bugis Culture”.
Awalnya kami hanya mengobrol sederhana, saya memaparkan konsep kegiatan Gathering
Nasional SIGI (Sahabat Indonesia Berbagi) yang akan dilaksanakan di Kota Makassar,
dimana kegiatan tersebut mengundang SIGi-ers dari berbagai regional, dan Bugis
Culture akan menjadi salah satu sponshor pada kegiatan tersebut.
Setelah
bincang-bincang mengenai konsep kegiatan. Kak Ikram menanggapi dengan antusias
dan menyatakan kesediannya untuk menjalin kerjasama. Selanjutnya kami
ngobrol-ngobrol lepas. Beliau memberikan banyak masukan terkait dana yang kami
butuhkan. “Jangan terlalu mengharapkan sponsor, sponsor dijadikan sumber dana
ke 99, cari dana melalui pencarian dana kreatif dengan memanfaatkan sumber daya
manusia yang ada di SIGi, itu akan jauh lebih keren. Selain proses belajar
marketing, menumbuhkan jiwa kreatif, dan semua anggota akan merasa dilibatkan
dalam proses tersebut”, ungkapnya.
Akhirnya
beberapa ide pun diberikan. Beberapa macam hal yang bisa dijual dengan cara
kreatif dan tentunya akan memberikan keuntungan yang akan dialirkan ke kegiatan
komunitas.
Dalam
obrolan terjadi tanya jawab antara kami, ada kak Indi, Ario dan kak Ikram. Saat
kak Indi bertanya “kak dapat ide dari mana membuat produk produk kreatif
seperti itu”, dari Tuhan. Jawabnya. Selanjutnya kami berempat saling memandang
lalu disambung dengan tawa. Tuhan itu maha adil, Tuhan takkan memberikan hasil
kecil dari usaha besar, begitu pun sebaliknya. Tuhan takkan memberikan hasil
besar dari usaha kecil. Hasil yang kita dapat sesuai dengan usaha yang kita
lakukan. Sambungnya. Kami hanya terdiam setelah mendengar kata-kata itu dan
bergulat dalam pikiran masing-masing.
Kak
Indi melanjutkan pertanyaannya, tempat yang sekarang ditempatin untuk jualan
itu milik sendiri atau sewa? Masih sewa, jawab kak Ikram. Terus bagaimana kakak
yakin bisa kembali modal dengan mengeluarkan uang sewa tempat? Dari Tuhan,
jawabnya. Dengan muka yang begitu meyakinkan. Segala sesuatu dari Tuhan, lalu
apalagi yang membuat kita ragu, yang jelas kita tetap berusaha, ikhtiar dan
berdoa. Tuhan maha adil, Tuhan akan memberikan hasil sesuai usaha kita, sambungnya
lagi. Dulunya saya berfikir “ada gak ya orang yang akan beli baju setiap hari? Wong
saya sebagai cowok saja beli bajunya hanya 2 kali setahun, menjelang lebaran. Tapi
Alhamdulillah, berkat usaha dan keyakinan ada-ada saja pembeli yang selalu
datang”.
Beliau
pun lanjut bercerita, saya pernah membuat mama saya menangis 4 kali. Setiap saya
ingin resign dari tempat kerja yang menurut orang-orang “pekerjaan bagus,
dengan gaji yang tak sedikit”, mama saya pasti menangis. Orang tua mana yang
tega melihat anaknya meninggalkan pekerjaan bagus dengan gaji tinggi untuk
sesuatu yang belum pasti. Tapi dengan penuh keyakinan saya memantapkan hati
untuk resign dan membangun usaha. Ada dua hal yang tidak bisa dibeli dengan
uang nyawa dan waktu. Cukup nyawa
saya yang tidak saya tau akan berakhir dimana, apakah diatas kasur atau dimana.
Tapi jangan sampai waktu pun tidak menjadi milik saya seutuhnya, saya
memutuskan resign dan mengatur waktu saya sendiri, saya enggan waktu yang saya
miliki diatur oleh orang lain.
Obrolan
singkat namun memberi begitu banyak pelajaran hidup. Terimakasih bincang-bincang
singkatnya malam ini kak.
Quote of the
day
- · Selalu libatkan Tuhan dalam setiap langkah kaki kita, dalam setiap keputusan yang akan kita ambil.
- · Dalam project/usaha yang kita lakukan yang terpenting adalah sebuah komitmen, keyakinan dan ada Tuhan didalamnya.
- · Ada dua hal yang tidak bisa dibeli dengan uang, nyawa dan waktu.
- · Dunia sosial itu yah wajar-wajar saja dan malah sangat bagus, tapi jangan sampai melupakan kewajiban (Islam = Sholat). Jangan sampai fokus mau menyelamatkan seseorang dari “kebodohan, ketertinggalan” tapi lupa menyelamatkan diri sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar