Sabtu, 22 April 2017

Secercah kisah Online Shop-ers



Menjadi seorang Online Shop-ers kelihatannya mudah, namun faktanya bukanlah perkara yang mudah. Setiap saat harus berurusan dengan Supplier, harus ramah dan sabar dengan costumer serta harus setia menunggu kedatangan kurir. Seperti kasus kali ini, dimana terjadi miss antara aku dengan supplier. Barang yang telah ku order sedari senin, hingga hari senin berikutnya tak kunjung datang. 

Saat itu, aku order barang sekitar 4 kiloan, dan ternyata supplierku mengirim barangnya secara bertahap. Apesnya, 3 barang yang dipesan costumer yang sama hanya terkirim dua, satunya dikirim dalam tahap kedua. Dan mungkin ini adalah ajang menguji kesabaran, costumerku tumben banget kali ini rada rewel. Setiap saat menanyakan barangnya yang belum datang-datang. Masih skala wajar sih, wong waktunya emang sudah seminggu namun barangnya belum juga tiba.

Si costumer meminta barang yang dua dikirim aja dulu, yang satunya nyusul. Tapi setelah aku menghitung-hitung, kalau aku mengirim dua kali itu artinya berat di ongkos. Untung yang diambil sudah dikit, jatuhnya malah rugi karena berat di ongkos kirim. Akhirnya aku memutuskan untuk mengecek barangnya ke JNE, status di sistem sudah pengantaran per hari senin, aku disuruh menunggu di alamat. 2 barang yang sudah kubawa hendak kukirim di terminal akhirnya kubawa pulang kerumah dan menghubungi costumerku untuk memberikan pengertian.

“Besok pagi barangnya aku kirim lewat mobil ya, tas satunya diantar hari ini sama kurir, ini aku lagi di kantor JNE. Lagian kalau dikirim malam ini juga paling sampainya besok”. Begitu sepenggal kalimat penjelasan yang kuberitahukan kepada costumerku. “tapi barangnya sudah ada kan hari ini? Tinggal dikirim?” jawabnya meminta kejelasan. Oh iya, costumerku ini domisilinya di daerah. Jadi barang yang sudah sampai dirumah harus kukirim lagi ke daerah via mobil.

“Iya, Insya Allah jawabku. Besok pagi-pagi saya kirim ya”. Lanjutku lagi. Aku pun mengendarai motor pulang kerumah menunggu kurir JNE datang. Hingga pukul 10 malam kurir tak kunjung datang. Aku sudah pasrah saja apapun yang terjadi. Mungkin kurirnya kelelahan mengantar barang seharian jadi tak sempat mengantar barangku. Aku menunggu hingga ke esokan harinya.
Pagi-pagi sekitar pukul 9, mamaku yang hendak keluar kumintai tolong untuk mengecek kembali barangku di JNE. Kalau barangnya masih di kantor, gapapa nanti aku ambil aja di kantor dari pada lama nungguin kurir. Sesampainya mamaku di kantor JNE status barangnya sudah diantar kurir per hari ini (selasa). Aku diminta untuk menunggu di alamat. Lagi lagi aku menunggu dengan setianya si kurir datang. Saking lelahnya menunggu jam 11 aku tertidur. Hingga radio mesjid pun berbunyi saat waktu Duhur telah masuk.

Aku bangun dalam kondisi kaget. Ya Allah, udah duhur tapi kurirnya belum juga datang. Kucek hpku, ada chat dari costumerku menanyakan barangnya sudah dikirim apa belum, yang sengaja aku tidak read untuk sementara karena tak tau mesti beralasan apalagi. Sudah siang tapi barangnya belum juga kukirim, padahal janjiku pagi sudah akan kukirim. Chat yang lain dari salah seorang teman yang hari itu janjian untuk ketemu. Janji yang awalnya kami rencanakan jam 2 siang selepas dia kuliah, dimajukan ba’da duhur, karena kuliahnya ternyata selesai lebih awal. “Wuah gimana ini, pertemuannya dimajukan, sedangkan kurir JNE belum juga datang, mana barangnya ahrus aku kirim hari ini juga lagi. Huhuhu”, pikirku.

Lalu aku membalas chat temanku, mengiyakan ketemu sekarang meski dalam kondisi masih harap harap cemas menunggu kedatangan kurir. “Aku sholat dan siap-siap dulu ya kak baru berangkat”, jelasku kepadanya. Persoalan barang aku sudah pasrah, gapapa aku kirim 2 barang ini dulu, besok baru ngirim barang satunya lagi. Rugi bukan lagi hak yang harus difikirkan, ini adalah resiko pekerjaan. Selanjutnya akan kujelaskan dudu persoalannya ke Costumerku. Aku yakin apapun hal yang kita alami asal dikomunikasikan dengan baik pasti akan menemukan jalan keluar. 

Beberapa menit menuju pukul 1 aku mengendarai motorku menuju lokasi tempat aku dan temanku janjian, sembari membawa dua barang yang aku kirim ke costumerku. Meski dalam hati masih terus berharap bisa ada keajaiban bertemu kurir dijalan. Aku mengemudikan motorku menuju jalan keluar ke jalan raya. Jalan yang selama ini kulewati tertutup total oleh kayu dan bambu. Sempat heran sih, kemarin-kemarin masih ada cela untuk motor lewat. Tapi aku tak ambil pusing, aku memilih untuk memutar balik motor memilih jalan yang agak jauh ketimbang harus turun dari motor dan membuka palang yang ada. (Sejujurnya gengsi turun dari motor karena di pos kamling ada beberapa orang). Hahaha Perlu saya jelaskan bahwa jalan didepan rumahku baru saja di beton, jadi di ujung jalan masih diberikan penghalang tanda jalannya belum bisa dilewati oleh mobil.

Saat aku memutar balik motor, tiba-tiba aku melihat kurir JNE yang motornya pun sudah diputar balikkan menuju arah keluar, mungkin karena melihat rumah yang tertutup. Dengan sigap kuteriaki, “Kak barangku ya? Atas nama Restiny”? Tanyaku. Iya mbak, jawabnya. Segera kuambil barangku dan menandatangani resinya. Kurirnya segera berlalu, kuambil barangku sambil senyam senyum.

Alhamdulillah ya. Kekuatan keyakinan. Aku tak menyangka akan begini alur ceritanya. Seperti drama FTV. Kebetulan jalan ditutup, mesti mutar balik, dan saat putar balik, didepan rumah orang yang ditunggu-tunggu telah datang juga. Ah memang benar segala sesuatu terjadi karena sebuah alasan indah, tak ada yang kebetulan. Bahkan daun yang jatuh pun bukanlah sebuah kebetulan, pasti ada alasan indah didalamnya.

Begitulah segelintir kisah dari si Online Shop-ers Hahahahaha. Akhirnya aku keluar dalam kondisi hati yang tenang dan senang. Barangnya segera kukirim leat mobil dan menghubungi costumerku bahwa barangnya sudah dikirim. Dan pertemuan dengan temanku pun menjadi lebih lega, karena tak ada beban yang difikirkan lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Serba Serbi 2024

Siang ini, 30 Desember, menepi dari segala keriuhan dan memilih nongkrong di sebuah kafe favorit di tengah Kota Makassar, mencoba memesan ma...