Selasa, 04 April 2017

Dunia tiiiit


Ternyata tidak semua orang berjiwa sosial. Tidak semua orang memiliki kepedulian sosial yang sama. Kenyataan bahwa setiap orang dilahirkan berbeda, dengan cara pandang, prinsip hidup, dan kepedulian yang berbeda pula. Aku harus menerima kenyataan bahwa teman-temanku itu tidak semuanya memiliki pandangan dan kepedulian sosial yang sama, meskipun kami sudah berteman bertahun-tahun. Atau mungkin saja prioritas masing-masing orang berbeda. Dan aku harus belajar untuk tetap menerima mereka. I learned it the hard way and it wasn’t easy. (Nita Tanzil : Lembar-lembar Pelangi)

Setelah hampir setahun menganggur, menunggu pendaftaran S2 untuk jurusan yang saya minati terbuka, saya aktif bergabung dalam dunia tiiiittt. Awalnya semuanya berjalan begitu menyenangkan, begitu nyaman hingga pernah saya berfikir untuk menetap di kota ini, karena enggan meninggalkan zona nyaman yang sedang kurasakan.

Lambat laun, waktu pun berlalu. Kegiatan demi kegiatan terlaksana. Kegiatan rutin berjalan seperti biasa, penuh antusiasme, sarat akan nuansa bahagia dan ceria, full of happiness. Hingga beberapa kegiatan “besar” pun terencana dengan konsep yang begitu luar biasa. Tak hanya disatu lingkaran, pun tak cuman satu kegiatan. 

Proses mengajarkanku banyak hal, bekerjasama dengan banyak orang. Jika dulu saya sering mendengar kalimat “jika ingin mengenal karakter temanmu, ajak dia mendaki atau traveling”, namun kini kalimat itu sedikit berubah, mungkin dengan kalimat seperti ini bisa menggambarkan “jika ingin mengenal karakter temanmu, ajak dia berkolaborasi dalam satu event besar” sedikit banyak karakter teman-temanmu akan terungkap, dan kau akan menemui siapa orang-orang yang bisa benar-benar berjuang bersamamu. Kau akan menemukan fakta siapa orang-orang yang akan selalu menemanimu dalam suka maupun duka, dan siapa yang masih menjadikan prioritas diatas beberapa prioritas yang lain.

Dunia yang sedang kujalani sekarang rasa-rasanya sukses menyumbangkan banyak dosa yang menggunung, hampir setiap waktu menggibahi si anu, si ini dan si itu karena tidak begini tidak begitu dan tidak nganu. Ahhh, terlalu berekspektasi tinggi selalu mampu menyumbangkan rasa kecewa yang begitu dalam, alhasil terlalu menuntut untuk mereka melakukan yang sempurna, hingga ketika ekspektasi itu ternyata hancur, sedih berkepanjangan pun  akhirnya begitu terasa.
Ah lagi lagi proses dan waktu mengajarkan begitu banyak hal, mencoba untuk memahami. Yah memahami bahwa setiap orang berbeda, berbeda cara pandang, prinsip dan priotitas. Proses mengajarkan untuk lebih dewasa, bukan hanya tua secara angka, namun matang dalam berfikir, menekan ego, dan melapangkan hati seluas-luasnya. Bagai lautan biru yang luas, dan langit cerah yang menawan.

Selamat menikmati proses, banyak belajar dari proses, agar waktu yang kita lalui tak sia-sia. Ada banyak hikmah yang bisa kita petik, ada banyak pelajaran yang bisa kita renungi. Because, everything happen for a reason. Believe it!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Serba Serbi 2024

Siang ini, 30 Desember, menepi dari segala keriuhan dan memilih nongkrong di sebuah kafe favorit di tengah Kota Makassar, mencoba memesan ma...