Ternyata tidak semua orang berjiwa sosial. Tidak semua orang memiliki kepedulian sosial yang sama. Kenyataan bahwa setiap orang dilahirkan berbeda, dengan cara pandang, prinsip hidup, dan kepedulian yang berbeda pula. Aku harus menerima kenyataan bahwa teman-temanku itu tidak semuanya memiliki pandangan dan kepedulian sosial yang sama, meskipun kami sudah berteman bertahun-tahun. Atau mungkin saja prioritas masing-masing orang berbeda. Dan aku harus belajar untuk tetap menerima mereka. I learned it the hard way and it wasn’t easy. (Nita Tanzil : Lembar-lembar Pelangi)
Setelah
hampir setahun menganggur, menunggu pendaftaran S2 untuk jurusan yang saya
minati terbuka, saya aktif bergabung dalam dunia tiiiittt. Awalnya semuanya
berjalan begitu menyenangkan, begitu nyaman hingga pernah saya berfikir untuk
menetap di kota ini, karena enggan meninggalkan zona nyaman yang sedang
kurasakan.
Lambat
laun, waktu pun berlalu. Kegiatan demi kegiatan terlaksana. Kegiatan rutin
berjalan seperti biasa, penuh antusiasme, sarat akan nuansa bahagia dan ceria, full of happiness. Hingga beberapa
kegiatan “besar” pun terencana dengan konsep yang begitu luar biasa. Tak hanya
disatu lingkaran, pun tak cuman satu kegiatan.
Proses
mengajarkanku banyak hal, bekerjasama dengan banyak orang. Jika dulu saya
sering mendengar kalimat “jika ingin mengenal karakter temanmu, ajak dia
mendaki atau traveling”, namun kini kalimat itu sedikit berubah, mungkin dengan
kalimat seperti ini bisa menggambarkan “jika ingin mengenal karakter temanmu,
ajak dia berkolaborasi dalam satu event besar” sedikit banyak karakter
teman-temanmu akan terungkap, dan kau akan menemui siapa orang-orang yang bisa benar-benar
berjuang bersamamu. Kau akan menemukan fakta siapa orang-orang yang akan selalu
menemanimu dalam suka maupun duka, dan siapa yang masih menjadikan prioritas
diatas beberapa prioritas yang lain.
Dunia
yang sedang kujalani sekarang rasa-rasanya sukses menyumbangkan banyak dosa
yang menggunung, hampir setiap waktu menggibahi si anu, si ini dan si itu
karena tidak begini tidak begitu dan tidak nganu. Ahhh, terlalu berekspektasi
tinggi selalu mampu menyumbangkan rasa kecewa yang begitu dalam, alhasil
terlalu menuntut untuk mereka melakukan yang sempurna, hingga ketika ekspektasi
itu ternyata hancur, sedih berkepanjangan pun
akhirnya begitu terasa.
Ah
lagi lagi proses dan waktu mengajarkan begitu banyak hal, mencoba untuk
memahami. Yah memahami bahwa setiap orang berbeda, berbeda cara pandang,
prinsip dan priotitas. Proses mengajarkan untuk lebih dewasa, bukan hanya tua
secara angka, namun matang dalam berfikir, menekan ego, dan melapangkan hati
seluas-luasnya. Bagai lautan biru yang luas, dan langit cerah yang menawan.
Selamat menikmati
proses, banyak belajar dari proses, agar waktu yang kita lalui tak sia-sia. Ada
banyak hikmah yang bisa kita petik, ada banyak pelajaran yang bisa kita
renungi. Because, everything happen for a
reason. Believe it!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar