Senin, 03 April 2017

Hujan



Hujan yang mengguyur kotaku beberapa hari ini, sukses menyumbangkan rasa mager untuk kemana-mana. Gravitasi kasur terasa lebih kuat dari pada beberapa kegiatan diluar. Air yang mulanya hanya gerimis, kemudian menyerang berombongan. Tak hanya membawa air yang begitu banyak, rombongan angin pun tak mau kalah. Menerpa daun-daun yang sudah mulai basah.

Keinginan dan niat adalah modal untuk bergerak. Kalau saja niat itu hanya seuprit, mungkin pakaian yang sudah kukenakan segera kutanggalkan melihat kondisi langit yang mulai kelabu, disusul dengan air yang satu persatu sudah menyapa tanah. 

Aku mengendarai motor membelah  keheningan jalan kota Makassar. Minggu pagi memang adalah waktu untuk relaksasi dirumah setelah beberapa hari bergulat dengan aktifitas diluar, apalagi dengan cuaca seperti ini. Memilih berdiam diri dirumah, menikmati hangatnya secangkir kopi mungkin adalah pilihan yang tepat. 

Kusetel lagu yang ada di playlist smartphoneku agar jarak yang kutempuh menuju lokasi carakde (kelas hari minggu SIGi) tak begitu terasa. Aku menikmati pagi yang sendu dengan pikiran yang bercabang kemana-mana. Mendengarkan musik sambil menghayal adalah kebiasaan yang sering kulakukan belakangan ini ketika mengendarai motor. 

Setelah menjemput salah seorang teman yang ingin barengan ke lokasi Carakde. Kami pun melanjutkan perjalanan. Hujan semakin deras. Kami memutuskan untuk singgah memakai raincoat. Lalu melanjutkan perjalanan. Sesampainya di lokasi Carakde napak anak-anak yang sudah berada di lokasi, dengan muka riang gembira serta semangat yang membara meski dingin begitu menusuk, meski hujan begitu deras.

Setelah memarkirkan motor dan bergabung bersama anak-anak. Hujan disertai petir dan angin kencang semakin membabi buta. Suara teriakan pun sudah tak terdengar lagi. Suara air hujan jauh lebih tinggi dibanding nada suara yang kami teriakkan.

Satu persatu kakak SIGi mulai berdatangan, hujan tak jadi alasan selama niat itu masih besar. Selama niat itu masih kuat. Akan selalu ada jalan ketika ada kemauan. Senyum ceria adik-adik Carakde yang menanti setiap hari minggu menjadi moodboster untuk memerangi kemalasan, dan mencari jalan untuk mengusahakan.

Hingga kelas Carakde selesai, hujan masih setia menemani. Hingga sore bahkan sampai malam. Hujan masih begitu awet. Hujan adalah karunia, jadi tak pantas jika kita terus-terusan menghardik hujan yang membasahi. Satu hal yang perlu kita lakukan hanyalah bersyukur. Anugerah dan karunia Tuhan itu masih selalu ada.

Jadi teringat puisi kala masih SD.
Walau hujan ayah tetap pergi ke sawah
Walau hujan ibu tetap pergi kepasar
Walau hujan saya tetap pergi kesekolah
Karena hujan, adalah anugerah TUHAN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Serba Serbi 2024

Siang ini, 30 Desember, menepi dari segala keriuhan dan memilih nongkrong di sebuah kafe favorit di tengah Kota Makassar, mencoba memesan ma...