Rabu, 05 April 2017

Sevisi vs Serevisi


Geli sendiri kala mengingat obrolan absurd malam itu dengan salah seorang teman. Awalnya membahas kegiatan sosial, berlanjut ke mimpi berakhir ke pasangan hidup. Memasuki usia ¼ abad kok pembahasan apapun pasti akan nyerempet ke pasangan hidup ya. Mungkin memang sudah waktunya kali ya. Hihihi
 
Kembali ke pembahasan sevisi dan serevisi, menurut mbak Himzah dalam buku “Cinta yang Baru” saling mencintai belum tentu sevisi, namun sevisi insya Allah bisa saling mencintai. Dalam catatan yang lain kita pun sering membaca bahwa sebuah pasangan ideal harusnya bisa saling menerima dan memahami, bukan saling menuntut dan merubah satu sama lain.

Tiba-tiba pikiran genit pun bermain. Kayaknya enak ya kalo punya pasangan hidup yang sevisi, bisa berdiskusi panjang lebar sampai lupa waktu dan bisa berkolaborasi dalam banyak hal. Tak perlu takut melakukan kegiatan ini itu karena kan sudah sevisi, jadi bisa saling bahu membahu dan saling mendukung.

Dulu, beberapa waktu yang silam. Ketika ditanyain kapan nikah, pasti selalu bilang nanti-nanti aja deh, belum kepikiran dengan dalih “ingin membahagiakan diri sendiri dulu, ingin traveling, ingin puas-puas menikmati hidup, kalau sudah nikah nanti banyak larangan ini itu”. tapi setelah mikir-mikir alasan-alasan itu bisa saja digugurkan ketika menemukan pasangan hidup yang sevisi. Yang dulunya memiliki impian Menyelesaikan S2-Kerja-Nikah, tapi kalau ternyata Allah membalik polanya ya gak masalah, malah alhamdulillah banget. Artinya itu yang terbaik.

Rasa-rasanya sekarang bawaannya pengen nikaaaaah aja, bahkan sudah tersusun rencana di tanggal 01-09-2017 insya Allah NIKAH! Emang udah punya calon? Emang udah siap? Emang ada yang mau? Hahahaha. Nah, kalau Allah berkehendak, kita bisa apa coba? Bukankah Allah sang maha segalanya. Allah pemilik apa yang ada dilangit dan di bumi, tak ada yang tak mungkin jika Allah berkehendak. 

So? Mari memantaskan diri, terus bermunajat kepada Allah agar diberikan jodoh yang terbaik. Kalau Allah sudah bilang ya, bagaimanapun caranya pasti akan bertemu. Soal calon nanti akan datang disaat yang tepat, disaat kita benar-benar siap. Bukankah salah satu cara untuk saling menemukan adalah berhenti saling mencari? Dan tetap istiqomah menjalankan perintahnya, memantaskan diri. Karena jodoh kita adalah cerminan diri kita, jadi kalau mau mendapatkan jodoh yang baik, harusnya memperbaiki diri terlebih dahulu. Soal kesiapan? Kesiapan akan datang setelah kita melalui proses, tak ada yang tak bisa selama kita berusaha. Tak ada yang susah selama kita mau belajar. Bukankah waktu kecil pun kita memulai dari merangkak, belajar berdiri, lalu belajar berjalan. Intinya adalah belajar dan menikmati proses dan berdamai dengan keadaan.

Bismillah, NIKAH 2017!


1 komentar:

  1. Aamiin.. semoga di segerakan.

    Sy juga maunya nikah di tanggal cantik 17-07-2017. Smga di segerakan juga.
    hhaha jdi nitip doa deh.

    BalasHapus

Serba Serbi 2024

Siang ini, 30 Desember, menepi dari segala keriuhan dan memilih nongkrong di sebuah kafe favorit di tengah Kota Makassar, mencoba memesan ma...