Minggu, 02 April 2017

Pernah tidak?



Pernah tidak kamu benar-benar ingin melakukan apapun untuk seseorang yang bukan siapa-siapa bagimu? Pernah tidak kamu merasakan begitu menyayangi seseorang yang bukan apa-apa bagimu? Pernah tidak kamu menjadikan seseorang benar-benar menjadi skala prioritasmu yang mana tak ada apa-apa yang kamu inginkan dari orang tersebut? Pernah tidak kamu merasa sangat ingin melindungi seseorang dan tak ingin melihatnya bersedih hati?

Aku pernah, pernah benar-benar ingin melakukan apapun hanya untuk melihat seseorang tersebut tetap tersenyum. Pernah begitu menyayangi seseorang dan tak mengharapkan apapun. Pernah begitu menjadikannya skala prioritas dibandingkan orang-orang yang telah bersamaku begitu lama, menolak banyak ajakan, menunda kegiatan yang harus aku lakukan hanya untuk bisa menemaninya. Pernah begitu sok pahlawan ingin menjadi seseorang yang melindunginya dari berbagai hal yang berpotensi untuk membuatnya bersedih hati.

Lalu? Apa yang sebenarnya saya harapkan dari semua itu? Tidak ada. Sama sekali tidak ada. Semua terjadi seakan diluar kendaliku. Aku pernah merasa begitu dipedulikan, hingga tak ada yang bisa kulakukan selain menjadikannya skala prioritas diatas prioritas prioritas yang lain. Tak pernah ingin sekali pun membuatnya “merasa sendiri”, karena aku pernah “merasa ditinggal sendiri” dan hal itu ternyata sangat amat teramat tidak mengenakkan. Hingga aku bertekad untuk tak membuatnya merasa sendiri, apalagi meninggalkannya sendiri. Aku bertekad untuk selalu ada untuknya, dia menyadari atau tidak, dia menginginkannya atau tidak. Aku sedikit pun tak peduli. Bahkan ketika hadirku tak dianggap pun itu bukan suatu masalah bagiku, melihatnya bahagia menjalani hari-harinya, melakoni berbagai sandiwara duniawi itu sudah mampu memberikan kebahagiaan dan rasa puas bagiku. Mungkin ini adalah tahap menyayangi tanpa melibatkan baper didalamnya, tanpa membungkusnya dengan niat modus. Rela melakukan apapun hanya untuk melihatnya tersenyum dan menyadarkannya bahwa di dunia ini dia tak sendiri. Masih ada orang-orang disekitarnya yang akan selalu ada menemani dalam setiap gelombang susah maupun senang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Serba Serbi 2024

Siang ini, 30 Desember, menepi dari segala keriuhan dan memilih nongkrong di sebuah kafe favorit di tengah Kota Makassar, mencoba memesan ma...