Sering dengar kata-kata karma gak? Percaya gak dengan adanya karma? Saya sih secara pribadi tidak menggunakan kata karma, tapi tapi familiar menggunakan hukum sebab akibat. Segala sesuatu terjadi adalah sebuah akibat dari sebuah sebab. Kita gak mungkin menuai mangga jika yang kita tanam adalah papaya, pun sebaliknya. Kita mungkin familiar dengan kata-kata apa yang kamu tanam itu yang akan kamu tuai, dan saya mengamini kata-kata tersebut.
Belakangan ini banyak hal yang membuat saya refleksi. Segala sesuatu yang terjadi hari ini bukan sesuatu yang berdiri secara tunggal, tapi ada banyak hal yang melatarbelakangi hal tersebut. Tak perlu mencari siapa yang salah akan satu hal yang terjadi, tapi coba menarik mundur segala sesuatu yang mungkin bisa menjadi penyebab hal tersebut kejadian. Fokus apa yang salah dan perlu dibenahi bukan siapa yang perlu disalahkan.
Contohnya saja pandemi ini, pandemi yang terjadi hari ini bukan tanpa sebab, jika kita menarik mundur dan mencari akar masalahnya pasti akan ketemu.
Contoh saja pelaku kekerasan seksual. Menurut ke sok tahuan saya, hal tersebut tidak berdiri sendiri. Bisa jadi dia pernah menjadi korban atau pernah melihat, bisa jadi juga karena pola asuh yang membuatnya melakukan hal demikian.
Contoh lain adalah banjir. Belakangan ini banjir sering terjadi di mana-mana, tidak hanya di kota, di desa-desa pun sering terjadi banjir. Jika kita menarik mundur dan mencari sebabnya mungkin kita akan ketemu dengan beberapa hal, bisa jadi karena alih fungsi lahan, hutan yang sudah gundul, buang sampah tidak pada tempatnya, lahan kosong semuanya dibanguni perumahan ataupun perkantoran. Pasti selalu ada sebab.
Akibat yang kita rasakan hari ini adalah sebab yang pernah kita lakukan baik sadar atau pun tidak. Jangan selalu mencari siapa yang bisa disalahkan ketika “tersandung” tapi belajar untuk refleksi apa yang salah dan masih bisa diperbaiki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar