Ada
rasa yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata, tapi hanya bisa dirasakan, dan
hal itu yang saya dapatkan ketika ikut dalam kegiatan kerelawanan. Berkali-kali
saya sudah mencoba untuk berhenti bergabung dalam kegiatan volunteering, tapi berkali-kali pula saya selalu merasa terpanggil
ketika ada pembukaan pendaftaran kerelawanan. Bagi saya dunia volunteering itu
candu. Dunia yang mengajarkan saya banyak hal. Kedengarannya mungkin begitu
klise, tapi bagi saya kenikmatan hidup bisa saya dapatkan ketika bergabung
dalam dunia kerelewanan. Senyum ramah masyarakat desa, ketawa tulus dari
anak-anak pedalaman, binar mata mereka yang menyorotkan semangat yang tak
pernah surut membuat saya selalu ingin bertemu dengan mereka. Bertemu dengan
orang baru, bersosialisasi dengan masyarakat, hidup dan mengenal kearifan lokal
dan membuka perspektif saya mengenai kehidupan. Dunia kerelewanan mengajarkan
saya banyak hal mengenai kehidupan, belajar bersyukur, menumbuhkan empati, dan
hidup selaras dengan alam.
Saya
mendapatkan begitu banyak privilege
selama hidup. Mendapat pendidikan yang “layak”, dan itu yang ingin saya bagikan
bagi orang-orang yang belum sampai pendidikan yang memadai kepadanya. Seperti
kata pak Anies Baswedan “tanggung jawab pendidikan adalah tanggung jawab semua
orang terdidik”, dari pada menjadi generasi pemaki-maki, lebih baik menjadi
generasi yang menawarkan solusi. Lebih baik menyalakan lilin dari pada mengutuk
kegelapan. Pemerintah saja tidak cukup untuk memberantas masalah-masalah
pendidikan yang ada di negeri ini, maka seyogyanya anak-anak muda yang sudah
sedikit banyak mendapat pendidikan yang “layak”lah yang turut mengambil andil
untuk “pemerataan pendidikan” yang layak. Saya tidak ingin ketika saya tua
kelak saya menyesali hal-hal yang tidak saya lakukan ketika masih muda, maka
dari itu saya bergabung dalam dunia volunteering.
12 Juli 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar