Tapi
tak bisa hanya mengandalkan rekomendasi aja. Kita harus punya skill atau kemampuan. Ibaratnya pemberi
rekomendasi membukakan kita jalan tapi kalo kita sedang tidak berjalan kan gak
nyambung juga.
Ibaranya
rekomendator itu adalah mediator. Kita harus punya kemampuannya dulu baru bisa
direkomendasikan. Jadi intinya tetap dari diri sendiri, diri sendiri membangun
kualitas, selanjutnya membutuhkan bantuan jaringan yang kita miliki agar
kualitas itu diketahui orang lain.
Pengalaman
bekerja di salah satu lembaga. Kami akan lebih memprioritaskan orang-orang yang
direkomendasikan oleh orang yang sudah kami kenal sebelumnya. Kenapa? Kami
sudah mencoba proses rekrutmen sesuai alur, membuka lowongan dan seleksi. Ternyata
banyak orang yang bahkan dengan nilai akademik hampir sempurna dengan banyak
portofolio tapi terkadang tidak sesuai dengan kualifikasi yang kami butuhkan. Untuk
efisiensi waktu, kami akan membuka lowongan kepada orang-orang yang sudah kami
kenal sebelum kami membuka informasi lowongan tersebut ke public.
Asumsi
saya wajar sekali ketika di perusahaan gede pun lebih memprioritaskan
rekomendasi, karena tidak mungkin rekomendator mau mempertaruhkan nama baiknya
kalau yang direkomendasikan ternyata tidak kompeten, meski kenyataannya juga
ada beberapa yang tidak sesuai kualifikasi. Tapi jumlahnya yang tidak kompeten
lebih sedikit dibanding yang kompeten.
Maka
dari itu penting bergaul dengan banyak orang, makin banyak teman makin banyak
kemungkinan pintu rejeki yang terbuka dari perantara teman tersebut. Jangan berdiam
diri. Buka obrolan, bergaul, dan terlibatlah beberapa kegiatan agar bisa
bertemu dengan lebih banyak orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar