Rasa
tidak percaya diri bisa menyerang siapa
saja, kapan saja, dan dimana saja. Tidak mengenal siapapun itu, potensi
untuk merasakan rasa tidak percaya diri sangat mungkin dirasakan.
Mau
sesukses apapun seseorang, sekaya apapun, atau sepintar apapun akan ada satu momen yang akan membuatnya tidak percaya
diri. Disadari atau tidak saat kita merasa sukses, saat kira merasa kaya, saat
kita merasa pintar dapat dipastikan akan selalu ada orang yang lebih baik
daripada kita. Lebih sukses, lebih kaya, dan lebih pintar. Apalagi jika hidup
kita biasa-biasa saja, potensi untuk tidak percaya diri itu akan selalu ada.
Gempuran
sosial media yang membuat tidak ada lagi batasan garis, waktu, dan ruang. Memungkinkan
siapapun bisa menikmati informasi dari mana \pun dan melihat kehidupan siapa
pun yang disajikan dengan gratis di sosial media. Hal ini yang bisa menjadi
sebuah pemicu untuk seseorang membandingkan dirinya dengan orang lain.
Teorinya
“jangan pernah bandingkan dirimu dengan orang lain, karena titik startnya yang
berbeda dan latar belakang setiap orang juga berbeda, tapi bandingkan dirimu
yang sekarang dengan dirimu yang dulu”. Namun, teori memang terkadang tidak
semudah praktiknya. Butuh dilatih terus menerus agar tidak mudah insecure.
Perlu
untuk membangun barrier, menentukan
lingkungan suportif karena lingkungan sangat besar pengaruhnya terhadap pola
pikir dan tindakan. Dan membatasi untuk mengkonsumsi berbagai berita serta
informasi. Berita baik sekalipun tidak selamanya akan berdampak baik. Tujuan motivasi
pun tak selamaya bisa memotivasi bisa jadi malah membuat diri semakin insecure.
Jadi
penting untuk membuat batasan, memilih lingkungan, dan menentukan informasi
yang mau kita konsumsi. Sambil terus belajar untuk memperbaiki diri dan
meningkatkan kualitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar