Tinggal di kampung
membuat cakupan beritanya juga menyempit, tau perkembangan hanya seputar yang
dilihat di televisi dan yang terjadi di sekitar kampung. Wajar saja ketika
orang-orang sering menjadi bahan julid para
tetangga, wong yang bisa dibicarakan hanya itu. Hanya apa yang ditangkap oleh
mata dan telinga yang terjadi di sekitar kediaman.
Kemarin subuh, sekitar
pukul 03.44 telah terjadi percobaan pembobolan ATM yang jaraknya berada kurang
lebih satu kilometer dari rumah. Beritanya pun langsung heboh dan santer
terdengar di seluruh penjuru kampung, apalagi setelah kejadian nampak banyak
aparat kepolisian yang berjaga di lokasi kejadian.
Kurang dari 24 jam
pelakunya pun dibekuk. Pelaku yang tidak pernah diduga sebelumnya oleh para
warga. Pelaku yang rumahnya berada tak jauh dari lokasi kejadian. Orang yang
terkenal dengan rumahnya yang mewah, mobilnya yang mahal, dan penampilannya
yang mentereng.
Tak ayal berita
tersebut menjadi perbincangan hangat oleh masyarakat. Tua muda, pegawai,
pengusaha, bahkan hingga kuli bangunan menjadikan berita ini sebagai bahan
obrolan ketika bertemu satu sama lain. Tak ada yang menyangka pelakunya adalah
orang yang selama ini tergolong orang kaya dan kelihatan baik-baik saja.
Tak sempat mengambil
uang hasil pembobolan ATM, ditangkap, dan menanggung malu. Satu paket lengkap
yang harus ditanggung oleh pelaku dan juga mungkin keluarganya. Sungguh sebuah
kehinaan yang ditanggung oleh umat manusia. Naudzubillahimindzalik.
Pesan moral yang
didapatkan dari kejadian ini adalah bergayalah sesuai isi dompetmu. Yang nampak
baik-baik saja belum tentu benar baik-baik saja. Hiduplah dengan senantiasa
merasa cukup, tak usah iri dengan penampilan seseorang itu hanyalah duniawi.
Belajarlah untuk bahagia dan cukup dengan apa yang dimiliki. Sungguh dunia
adalah seburuk-buruk godaan. Sebuah hal buruk yang dilakukan, bahkan di dunia
pun ganjarannya sudah bisa didapatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar