Kamis, 16 Juli 2020

Intimidated


Hari ini saya berencana menulis tentang review perjalanan ke salah satu gunung, tapi beberapa menit yang lalu saya terlibat dalam sebuah percakapan pendek dengan salah seorang teman yang membuat saya beralih untuk menuliskan hal yang lain hahaha.

Kalimatnya sederhana “enggak apa-apa, gw juga dulu gak ngerti kok”, sebuah kalimat untuk merespon pernyataanku tentang sebuah pertanyaan yang aku anggap bodoh. Kenapa akhirnya saya menuliskan ini dalam sebuah cerita? Karena ada pesan moral yang saya dapatkan dari sepenggal kalimat tersebut. Kalimat sederhana yang dilontarkannya tapi mampu membuatku merasa diperlakukan dengan sangat baik.

Ya, dia merespon dengan tidak membuat lawan bicaranya merasa terintimidasi atas ketidaktahuannya. Jadi ada satu bidang yang baru saya pelajari, betul-betul belajar dari dasar karena bidang ini belum pernah saya ketahui sebelumnya. Saya menghubunginya karena tau dia sudah lebih awal di bidang ini dan sudah jauh lebih paham tentang hal ini.

Balasannya sangat meaningful bagi saya. Kenapa? Saya jadi merasa bahwa “oke tidak apa-apa saya tidak tau hal ini, namanya juga masih proses belajar jadi wajar kalo belum tau. Semua orang berangkat dari titik awal yang berbeda, dari minat yang berbeda, jadi wajar ketika ada satu orang yang expert dibidang tertentu sedang orang lain masih proses belajar akan hal itu”.

Dulu, saya pernah merasa begitu “terintimidasi” oleh kalimat yang dilontarkan oleh seseorang, kalimatnya juga sederhana hanya mengatakan “masa kayak gitu aja gak tau sih” Alhasil, sejak saat itu saya selalu merasa kurang percaya diri acapkali ingin belajar tentang hal tersebut. Sesuatu yang pernah membuat “luka” karena kalimat sederhana yang dilontarkan seseorang yang mungkin niatnya becanda, tapi sukses membuat saya ketakutan untuk melakukan kesalahan. Bahkan mungkin sepanjang perjalanan saya akan selalu terngiang kata-kata itu dan merasa “saya kok bodoh sih kayak gitu aja gak tau”.

Memang benar adanya, kata-kata itu bagai pedang. Bisa menyayat dan melukai seseorang. Kita gak pernah tau, bahkan sesuatu yang kita niatkan becanda sekalipun bisa membuat orang merasa terintimidasi.

Hal ini sangat penting untuk dipelajari, bagaimana untuk membuat seseorang menikmati proses yang dijalaninya tanpa membuatnya merasa terintimidasi. Kita boleh lebih tau dari orang lain, tapi bukan berarti kita bebas “mengintimidasi” orang lain akan ketidaktahuan yang dimilikinya. Jadilah seseorang yang bijak, jadilah seseorang yang memberi keamanan dan kenyamanan bagi mereka jiwa-jiwa pembelajar yang masih berproses.

Saya teringat kata-kata yang disampaikan Kak Lily pada saat ikut di kelas belajar lagi, dalam sebuah organisasi yang bisa dilakukan adalah membuat orang percaya, nyaman, tidak merasa terintimidasi, jangan sampai apa yang kita sampaikan ke orang lain dalam hal ini anggota tim kita membuatnya terintimidasi dan menggerus kepercayaan dirinya dan merasa tidak memiliki kepantasan untuk berada di lingkaran tim kita.

Dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam pekerjaan maupun kerjasama dalam dunia kerelawanan/organisasi. Belajarlah untuk memberikan “kenyamanan” bagi orang-orang yang masih dalam proses belajar. Jangan membuat mereka terintimidasi dengan kata-kata yang kita lontarkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Serba Serbi 2024

Siang ini, 30 Desember, menepi dari segala keriuhan dan memilih nongkrong di sebuah kafe favorit di tengah Kota Makassar, mencoba memesan ma...