Hari
ini saya berencana menulis tentang review
perjalanan ke salah satu gunung, tapi beberapa menit yang lalu saya terlibat
dalam sebuah percakapan pendek dengan salah seorang teman yang membuat saya
beralih untuk menuliskan hal yang lain hahaha.
Kalimatnya
sederhana “enggak apa-apa, gw juga dulu
gak ngerti kok”, sebuah kalimat untuk merespon pernyataanku tentang sebuah
pertanyaan yang aku anggap bodoh. Kenapa akhirnya saya menuliskan ini dalam
sebuah cerita? Karena ada pesan moral yang saya dapatkan dari sepenggal kalimat
tersebut. Kalimat sederhana yang dilontarkannya tapi mampu membuatku merasa
diperlakukan dengan sangat baik.
Ya,
dia merespon dengan tidak membuat lawan bicaranya merasa terintimidasi atas
ketidaktahuannya. Jadi ada satu bidang yang baru saya pelajari, betul-betul
belajar dari dasar karena bidang ini belum pernah saya ketahui sebelumnya. Saya
menghubunginya karena tau dia sudah lebih awal di bidang ini dan sudah jauh
lebih paham tentang hal ini.
Balasannya
sangat meaningful bagi saya. Kenapa? Saya
jadi merasa bahwa “oke tidak apa-apa saya tidak tau hal ini, namanya juga masih
proses belajar jadi wajar kalo belum tau. Semua orang berangkat dari titik awal
yang berbeda, dari minat yang berbeda, jadi wajar ketika ada satu orang yang expert dibidang tertentu sedang orang
lain masih proses belajar akan hal itu”.
Dulu,
saya pernah merasa begitu “terintimidasi” oleh kalimat yang dilontarkan oleh
seseorang, kalimatnya juga sederhana hanya mengatakan “masa kayak gitu aja gak
tau sih” Alhasil, sejak saat itu saya selalu merasa kurang percaya diri
acapkali ingin belajar tentang hal tersebut. Sesuatu yang pernah membuat “luka”
karena kalimat sederhana yang dilontarkan seseorang yang mungkin niatnya
becanda, tapi sukses membuat saya ketakutan untuk melakukan kesalahan. Bahkan mungkin
sepanjang perjalanan saya akan selalu terngiang kata-kata itu dan merasa “saya
kok bodoh sih kayak gitu aja gak tau”.
Memang
benar adanya, kata-kata itu bagai pedang. Bisa menyayat dan melukai seseorang. Kita
gak pernah tau, bahkan sesuatu yang kita niatkan becanda sekalipun bisa membuat
orang merasa terintimidasi.
Hal
ini sangat penting untuk dipelajari, bagaimana untuk membuat seseorang
menikmati proses yang dijalaninya tanpa membuatnya merasa terintimidasi. Kita boleh
lebih tau dari orang lain, tapi bukan berarti kita bebas “mengintimidasi” orang
lain akan ketidaktahuan yang dimilikinya. Jadilah seseorang yang bijak, jadilah
seseorang yang memberi keamanan dan kenyamanan bagi mereka jiwa-jiwa pembelajar
yang masih berproses.
Saya
teringat kata-kata yang disampaikan Kak Lily pada saat ikut di kelas belajar
lagi, dalam sebuah organisasi
yang bisa dilakukan adalah membuat orang percaya, nyaman, tidak merasa terintimidasi,
jangan sampai apa yang kita sampaikan ke orang lain dalam hal ini anggota tim
kita membuatnya terintimidasi dan menggerus kepercayaan dirinya dan merasa
tidak memiliki kepantasan untuk berada di lingkaran tim kita.
Dalam
berbagai aspek kehidupan, baik dalam pekerjaan maupun kerjasama dalam dunia
kerelawanan/organisasi. Belajarlah untuk memberikan “kenyamanan” bagi
orang-orang yang masih dalam proses belajar. Jangan membuat mereka
terintimidasi dengan kata-kata yang kita lontarkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar