Kamis, 02 Juli 2020

Belajar Mendengarkan

Menahan diri untuk tidak ikutan bercerita dan menanggapi sewajarnya saat ada teman yang curhat ternyata bukanlah hal yang mudah, butuh usaha untuk mengontrol diri, apalagi jika hal yang diceritakan adalah sesuatu yang pernah atau bahkan sedang kita alami.

Wajar saja kalau banyak meme yang sering membahas tentang ini. Menahan diri untuk tidak berlomba pamer derita dan kesedihan.

Pernah gak sih ketika kamu curhat, ketika kamu bercerita, temanmu malah menanggapi ceritamu dengan "itu mah gak seberapa aku malah bla bla bla, atau lebih beruntung kamu daripada aku bla bla, atau lebih mending itu sih aku malah bla bla bla", kita yang awalnya berniat untuk bercerita malah berbalik menjadi pendengar. Atau mungkin kita yang sering melakukan hal tersebut, disaat teman kita bercerita bukannya khidmat mendengar kita malah lebih semangat untuk menimpali cerita mereka dengan cerita kita yang dianggap lebih buruk daripada yang sedang teman kita ceritakan.

Terkadang memang muncul hasrat untuk menguasai pembicaraan dengan satu dua maksud. Ingin menenangkan teman yang sedang bersedih hati dengan ikutan cerita bahwa dia tidak sendiri dalam mengalami kondisi tersebut, atau dengan maksud ingin memotivasi agar teman yang curhat tidak larut dalam kesedihan berkepanjangan karena masalahnya tidak sebesar yang dia ceritakan, bukan hanya dia yang mengalami hal tersebut tapi banyak orang yang mengalami hal serupa. Namun, terkadang niat menghibur dan menenangkan tersebut malah kebablasan sehingga yang seharusnya menjadi pendengar malah lebih banyak didengarkan.

Percayalah, saat seseorang memilihmu sebagai tempat untuk bercerita berarti dia percaya bahwa kamu adalah telinga yang tepat untuk mendengarkan, bukan malah seseorang yang siap membandingkan cerita yang kamu miliki. Validasi rasa dan cerita yang temanmu bagikan, dengarkan, tak usah berkomentar banyak jika dia tidak memintamu berkomentar. Terkadang seseorang bercerita hanya butuh divalidasi karena dia sudah tidak sanggup menahan sendiri rasa yang dia miliki. Jadilah teman yang ramah untuk kisah dan masalah temanmu, jadilah pendengar yang baik, bukan komentator yang handal.

Setiap orang punya cara dan kemampuan yang berbeda dalam menghadapi masalah. Terkadang masalah yang sama bisa ditanggapi berbeda oleh setiap orang. Masalah temanmu yang kelihatannya kecil bukan berarti masalah tersebut juga dianggap kecil olehnya, bisa jadi sesuatu yang kita anggap kecil malah berefek besar bagi orang lain.

Disaat seseorang bercerita bisa jadi kondisinya memang sudah "buruk", karena memutuskan untuk bercerita ke orang lain pun butuh kekuatan jadi tidak mungkin temanmu bercerita hanya karena iseng, bisa jadi dia memang lagi dalam kondisi tidak baik-baik saja.

Jadilah bijak dengan menjadi pendengar yang baik, bukan menjadi komentator apalagi hakim bagi cerita atau kisah teman-temanmu. Tulisan ini merupakan selfreminder bagi aku yang selama ini seringkali secara sadar ataupun tidak terkadang reaktif sama cerita orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Serba Serbi 2024

Siang ini, 30 Desember, menepi dari segala keriuhan dan memilih nongkrong di sebuah kafe favorit di tengah Kota Makassar, mencoba memesan ma...