Rabu, 01 Juli 2020

Decluttering

Seperti biasanya, sebelum mata terlelap dan pikiran melayang ke alam mimpi sudah menjadi rutinitas untuk merenung dan memikirkan banyak hal termasuk yang sangat absurd. Sesaat sebelum lampu kamar dimatikan dan handphone dinonaktifkan saya sempat membaca tentang tulisan mengenai decluttering sebuah movement yang dalam Bahasa Indonesia lebih dikenal dengan mengurangi sesuatu yang tidak dibutuhkan dan menyisakan yang memang benar-benar dibutuhkan.

Pernah gak sih ngerasa rumah atau kamar penuh sesak dengan barang? Baju yang bertumpuk di lemari, buku yang berjejer di rak, pernak pernik yang penuh di kotak, jilbab yang full di gantungan, dan barang-barang kenangan yang menghiasi kamar? Pernah gak sih saat menata lemari merasa begitu kewalahan karena sudah tidak ada lagi space yang kosong dan pada akhirnya membuat kita menumpuk pakaian yang kita miliki? Pernah gak sih iseng memperhatikan isi kamar atau isi rumah dan kemudian merenungi fungsi serta manfaat dari barang-barang tersebut?

Ada banyak alasan mengapa orang menyimpan begitu banyak barang di rumah dan di kamar, salah satunya karena beranggapan kalau hari ini gak dipake besok pasti dipake, kalau gak butuh saat ini kapan-kapan mungkin butuh, dan hal itu terjadi hampir pada semua barang yang kita miliki, akhirnya barang itu numpuk.

Kita berbicara soal pakaian aja yang selama ini sering kita beli tapi selalu merasa kurang. Meski barang-barang di lemari sudah penuh sesak tak jarang kita malah mengalami kebingungan ketika hendak bepergian karena merasa tidak memiliki baju. Saat jalan-jalan di mall atau saat berselancar di marketplace tak jarang kita impulsive untuk memesan dan membeli barang hanya karena melihat tulisan diskon atau harga coret. Hayoo ngaku siapa yang juga mengalami hal yang sama? Tenang, kamu gak sendirian. Banyaak banget orang yang mengalami hal serupa, saya pun demikian.

Banyak orang yang saat ini mulai sadar dan akhirnya kebingungan untuk menata barang yang begitu banyak. Tak sedikit mereka yang terkejut dengan kondisi penyimpanan sendiri yang ternyata sudah dipenuhi dengan barang-barang yang jarang dipakai. Untuk menaungi kegelisahan ini, saat ini sudah gencar kampanye yang sering kita dengar dengan istilah decluttering atau kampanye hidup minimalis.

Ajakan buy 1 give 1 sudah banyak dilakukan oleh orang-orang yang mulai sadar bahwa memiliki banyak barang tak selamanya membuat kita bahagia dan cenderung malah membuat kita merasa tak pernah cukup. Semakin banyak barang yang kita miliki semakin banyak waktu yang kita habiskan untuk memilih barang-barang tersebut ketika hendak bepergian, semakin sesak rumah kita karena diisi oleh banyak barang yang mungkin tak semuanya kita butuhkan.

Sekarang coba buka lemari dan cek kembali berapa banyak barang yang mungkin sudah tidak pernah kita pake? Katanya sih, jika tiga hari barang tersebut tidak pernah digunakan atau bahkan disentuh artinya kita tidak benar-benar butuh barang tersebut. Tapi saya menambahkan waktunya, coba deh dicek lagi barang-barang yang bahkan sebulan terakhir pun tak pernah kita lirik, artinya barang-barang tersebut kita simpan karena adanya lekatan emosi yang susah kita lepaskan sehingga kita cenderung sulit untuk berpisah dengan barang-barang tersebut.

Coba cek lagi berapa banyak pakaian yang kita punya, berapa banyak jilbab yang terpajang di gantungan, dan coba tanya sama diri sendiri sebenarnya berapa banyak yang kita butuhkan? Selama ini banyak dari kita sering terjebak dalam perkembangan fashion, seakan jika tidak membeli sesuatu yang trend kita merasa ketinggalan jaman, alhasil ketika fashion berganti pakaian yang sudah kita beli pun enggan kita gunakan lagi dan terus menerus kita belanja mengikuti trend yang ada hingga pakaian yang kita miliki pun menumpuk, mau disumbangkan juga entah kepada siapa.

Dengan banyaknya barang yang kita miliki, dan lebih banyak lagi yang tidak terpakai daripada yang terpakai hal ini bisa menjadi sebuah pelajaran untuk kita menahan diri, menahan nafsu untuk mengurangi belanja, membeli sesuatu yang memang benar-benar kita butuhkan, dan kalau pun terpaksa harus belanja ya pelan-pelan belajar menerapkan buy one give one biar barang yang kita miliki tidak menumpuk dan biar kita juga bisa untuk menahan hasrat berbelanja.

Untuk barang-barang yang yang sudah ketinggalan jaman dan enggan kita gunakan lagi dan tidak bisa disumbangkan juga ke siapa-siapa itu bisa didaur ulang kembali, dipermak agar lebih variatif dan bisa digunakan lagi dengan model yang baru, atau dibuat hasil karya yang lain dengan menggunakan modal youtube untuk melihat tutorial “cara membuat karya dari pakaian/jilbab bekas” atau menggunakan keyword yang lain.

Selamat mencoba ^^

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Serba Serbi 2024

Siang ini, 30 Desember, menepi dari segala keriuhan dan memilih nongkrong di sebuah kafe favorit di tengah Kota Makassar, mencoba memesan ma...