Rabu, 15 Juli 2020

Kompromi


Salah satu keahlian yang harus dipelajari adalah keahlian untuk berkompromi. Ketika kita memutuskan untuk bekerjasama dengan seseorang, baik dalam skala pekerjaan profesional, kerja kerelawanan, maupun dalam sebuah hubungan, kita harus belajar memahami bahwa banyak kepala berarti akan banyak keinginan dan pemikiran-pemikiran yang muncul. Semua orang memiliki perspektif masing-masing, pola pikir yang berbeda, pengetahuan sebelumnya yang beragam, serta egonya masing-masing.

Penting untuk memiliki keahlian berkompromi agar tidak terjadi chaos, sejauh sesuatu yang ingin dikompromikan tersebut tidak melanggar prinsip-prinsip yang sudah kita tanamkan dalam diri kita sebelumnya. Berkompromi berarti luwes untuk melihat perubahan, luwes untuk menerima perbedaan, dan mencari titik tengah dari berbagai opini dan kemauan yang ada.

Belajar untuk mendengarkan adalah sala satu tahap untuk menuju proses kompromi. Mendengar perspektif dan kemauan orang lain, menyaring informasi-informasi yang kita terima, dan menyaring-menyaring respon yang akan kita keluarkan dengan gambaran plus minus yang masuk akal baru kita diskusikan, agar mencapai satu titik temu. 

Menurunkan ego, memikirkan bahwa dunia tidak berputar hanya seputar kita, tidak semua keinginan yang kita miliki harus dipenuhi, dan belajar bahwa orang pun memiliki preferensi yang berbeda-beda yang tidak bisa kita tekan. Kebenaran dan kemauan yang kita miliki tidak sepenuhnya bisa dijalankan, apalagi dalam kerja tim. Jadi perlu adanya kompromi agar hubungan, pekerjaan, project yang kita lakukan sampai ke tujuan dengan selamat.

Lawan debat adalah teman diskusi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Serba Serbi 2024

Siang ini, 30 Desember, menepi dari segala keriuhan dan memilih nongkrong di sebuah kafe favorit di tengah Kota Makassar, mencoba memesan ma...