Dunia
adalah sebuah buku dan mereka yang berdiam di rumah hanya menghatamkan satu
halaman saja.
Momen
perjalanan atau kesempatan menjelajah tempat-tempat baru memang bisa menempa
diri. Berbagai pengalaman dan pelajaran bisa didapatkan saat kita berani
meninggalkan kampung halaman atau pergi merantau ke kota lain.
Merantau untuk bekerja atau
melanjutkan pendidikan bukanlah perkara sederhana, banyak hal yang perlu
dipikirkan matang-matang sebelum akhirnya mantap memilih pergi. Di perantauan,
berbagai tantangan pun sudah menanti untuk dihadapi dan keputusan inilah yang
bisa jadi mengubah arah hidup. Membuat berbagai perubahan di setiap sisi
kehidupan.
Adakah
yang harus ditakutkan dari sebuah perubahan? Adakah yang perlu dirisaukan
ketika meninggalkan zona nyaman demi menjemput kesuksesan?
Selama
ini, keluarga dirumah dan orang tua selalu membuat kita merasa cukup. Tapi
bukankah hidup merupakan pencarian untuk menjadi lebih dari cukup.
Terkadang
memang enggan untuk meninggalkan teman, keluarga dan kota tercinta karena kita
telah terbiasa hidup berkecukupan dengan pendampingan orang tua. Tapi kapan
kita bisa belajar kalau kita hanya terpaku di kampung halaman, dari proses
perjalanan dan pengalaman kita bisa belajar banyak hal, dalam perjalanan akan banyak
pelajaran-pelajaran yang berserakan yang bisa kita pelajari dan petik
hikmahnya, dari pertemuan pertemuan dengan banyak orang kita bisa saling
mencari dan berbagi banyak informasi yang membuat hidup kita jauh lebih
berwarna. Menjalani hidup yang itu itu saja membuat kita mentok dan tanpa sadar
kita melewatkan berbagai kesempatan yang takkan kita tahu kapan akan datang
lagi.
Ketika
kesempatan itu datang menyapaku tak pernah ingin kulewatkan, pernah saya
menuliskan beberapa mimpi di pohon mimpi kala dipanti asuhan itu, Tuhan
senantiasa menunjukkan jalan untukku mewujudkan mimpi mimpi itu. Perjalanan ke Jawa, Sumatera dan sekarang persiapan buat ke Papua, mimpiku untuk keliling
Indonesia pelan tapi pasti mulai menemui titik terang. Saya belajar banyak hal
dalam perjalanan, cara untuk bersosialisasi, bertahan hidup, belajar budaya dan
adat istiadat di tempat tujuan, kondisi masyarakat. Semuanya menarik, meskipun
hal itu berarti saya harus meninggalkan zona nyaman yang selama ini sudah saya
nikmati lama dalam keluarga, teman dan lingkungan. Ditempat baru kita akan
dipaksa untuk belajar banyak hal baru, semakin berkembang dan meningkatkan
kualitas sebagai seorang individu. Tanah perantauan belum tentu memberikan rasa
nyaman. Namun bukankah kesuksesan selalu bermula dari keraguan dan
ketidaknyamanan? Tanah rantau tak pernah memberikan jaminan untuk mendapatkan
kenyamanan, bukan tak mungkin setiap saat kita akan dirundung rasa rindu untuk
pulang, berkumpul bersama keluarga, hangout bareng teman-teman. Tapi disitulah
sisi ketegaran kita bakal diuji, akan bertahan atau kalah dengan keadaan.
Bukankah setiap akhir yang manis selalu dimulai dengan keraguan, perasaan tak
betah dan ketidaknyamanan?
Terbiasa
hidup berdampingan dengan keluarga dan teman-teman terdekat memang
menyenangkan, namun sadarkah kita bahwa ada sebagian diri kita yang dirugikan.
Pendampingan dari keluarga dan teman-teman malah menjadikan diri kita
ketergantungan dan selalu mengharap bantuan dari orang lain. Kita akan selalu
berfikir akan ada yang senantiasa menolong saat kesusahan misalnya orang tua
yang akan selalu memasak dan membereskan rumah ketika kita lagi kelelahan,
teman-teman yang akan meminjamkan duit ketika kita lagi bokek setelah kalap
melahap barang diskon. Namun, apakah pantas di usia dewasa kita masih saja
terus-terusan mengandalkan orang lain?
Ketika
merantau, keadaan memang mengahruskan untuk hidup sendiri. Jauh dari keluarga
dan teman2 justru menjadikan diri terlatih hidup mandiri, belajar mengatur
keuangan dan kian dewasa dalam menetukan setiap keputusan dengan memikirkan
konsekuensi dan akibat dari keputusan yang diambil. Ketika masih tinggal dengan
orang tua, kita tak perlu pusing memikirkan kebutuhan makan, bayar tempat
tinggal listrik dan air, karena selalu ada donator yang siap sedia menanggung
semuanya, tapi ketika berada ditanah rantau kita akan dituntut untuk
meminimalisir semua pengeluaran agar cukup sampai kiriman berikutnya datang.
Namun pengalaman ini setidaknya bisa mengajarkan bahwa hidup hemat adalah
sebuah keharusan, bisa paham tentang hidup pas-pasan dan akan sadar betapa
pentingnya menabung. Sehingga bisa bijaksana mengatur keuangan sendiri.
Dalam hidup
kita seringkali dihadapkan dengan berbagai pilihan. Tak jarang pilihan itu
membuat kita bingung menentukan pilihan yang tepat, disiinilah pendampingan
orang tua dan teman selalu bisa andalkan. Teman bisa jadi tempat berbagi
cerita, sedang keluarga akan selalu siap menopang dalam berbagai kondisi. Meski
berada jauh dari keluarga dan kampung halaman, perantauan bisa jadi tempat
untuk menemukan teman dan keluarga baru, tanah rantau akan selalu menawarkan
banyak keluarga, sahabat dan cerita serta pengalaman hidup. Dan ini nih satu
hal yang akan sangat dirindukan ketika jauh dari kampung halaman. Yah,
pulang!!!! Pulang adalah saat yang paling dinantikan karena segala rindu yang
lama tertahan bisa segera dilampiaskan. Setelah pergi jauh dari rumah dan
keluarga, kita akan merasakan banyak hal yang tak pernah kita rasakan
sebelumnya, rindu omelan bapak dan ibu, pertengkaran dengan saudara serta
masakan ibu yang selalu kita anggap sebagai hal yang biasa ketika kita berada
dirumah. Pulang kerumah dan berkumpul bersama keluarga adalah sebuah kemewahan
yang akan membuat kita mengerti bahwa keluarga adalah tempat berpulang dan
harta yang paling berharga, keluarga yang selalu bisa menerima kekurang dan
kelebihan yang kita punya. Pergi jauh dari rumah member kesempatan menjelajah
tempat-tempat baru, memungut banyak pengalaman, membuka mata terhadapa kejadian
kejadian yang seringkali luput dari pengamatan kita karena terlalu terlena
dengan kehidupan yang baik dan lurus, merantau menuntun kaki dan fikiran menuju
sesuatu yang benar-benar kita inginkan selama ini.
“Merantaulah
sesering mungkin, tersesat akan membantumu menemukan diri sendiri”
31 Juli 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar