Demi masa, sesungguhnya manusia kerugian, kecuali orang-orang yang
beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan
saling menasihati untuk kesabaran.
(Al Asr : 1-3).
Sungguh tidak terasa, waktu
bergulir begitu cepat, jarum jam berputar ke kanan tanpa jeda, arus kehidupan
silih berganti, orang-orang datang dan pergi. Rasanya masih begitu jelas
diingatan penghujung Ramadan tahun lalu, masih sibuk berdiskusi menentukan
masakan yang ingin kami masak demi merasakan suasana lebaran ala rumah. Beragam
suku budaya bersatu di kota istimewa.
Kami anak rantau yang bertahan untuk
tidak pulang karena satu dua alasan. Tanah rantau yang selalu menghadirkan
suasana kekeluargaan meskipun ribuah mil jaraknya dari rumah. Buka puasa
terakhir tahun lalu kami memilih untuk mengakhirinya di Masjid Jogokaryan lalu
melanjutkan duduk di Alun-Alun Utara untuk melihat pawai keliling. Masih teringat
jelas setiap moment demi moment yang kami lewati, suasana takbir yang riuh dan
penuh suka cita. Gema takbir menggetarkan hati kami, membuat mata kami sembab
yang telah ditinggalkan oleh bulan suci Ramadan.
Sepulangnya ke kosan rasa haru itu
masih menggetarkan dada, suara takbir yang menggema dari segala penjuru menjadi
penanda Ramadan telah berada di garis akhir, suara gesekan alat-alat masak yang
menambah keriuhan, kami menyambut 1 syawal dengan suka cita. Masakan Sulawesi
dan Sumatera berkolaborasi untuk memberikan suasana lebaran yang tetap khidmat,
video call masing-masing keluarga untuk saling mengirimkan kabar dan saling
bermaaf-maafan.
Tahun ini suasananya sudah
berbeda. Kami melewati penghujung Ramadan sudah berada di tengah-tengah
keluarga di kampung halaman masing-masing dalam suasana pandemi. Meski begitu, ritual
menjelang lebaran masih dilakukan oleh orang-orang di rumah masing-masing.
Mengencangkan ibadah hingga titik akhir dan riuh memasak masakan khas lebaran
meski gema takbir tak sekencang biasanya. Bagaimana pun kondisi kita saat ini
semoga tak mengurangi khidmat Ramadan dan kita bisa keluar sebagai “pemenang”
dan semoga kita masih diberikan kesempatan untuk menikmati Ramadan di
tahun-tahun selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar