Sabtu, 23 Mei 2020

Penghujung Ramadan


Demi masa, sesungguhnya manusia kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran
(Al Asr : 1-3).

Sungguh tidak terasa, waktu bergulir begitu cepat, jarum jam berputar ke kanan tanpa jeda, arus kehidupan silih berganti, orang-orang datang dan pergi. Rasanya masih begitu jelas diingatan penghujung Ramadan tahun lalu, masih sibuk berdiskusi menentukan masakan yang ingin kami masak demi merasakan suasana lebaran ala rumah. Beragam suku budaya bersatu di kota istimewa.

Kami anak rantau yang bertahan untuk tidak pulang karena satu dua alasan. Tanah rantau yang selalu menghadirkan suasana kekeluargaan meskipun ribuah mil jaraknya dari rumah. Buka puasa terakhir tahun lalu kami memilih untuk mengakhirinya di Masjid Jogokaryan lalu melanjutkan duduk di Alun-Alun Utara untuk melihat pawai keliling. Masih teringat jelas setiap moment demi moment yang kami lewati, suasana takbir yang riuh dan penuh suka cita. Gema takbir menggetarkan hati kami, membuat mata kami sembab yang telah ditinggalkan oleh bulan suci Ramadan.

Sepulangnya ke kosan rasa haru itu masih menggetarkan dada, suara takbir yang menggema dari segala penjuru menjadi penanda Ramadan telah berada di garis akhir, suara gesekan alat-alat masak yang menambah keriuhan, kami menyambut 1 syawal dengan suka cita. Masakan Sulawesi dan Sumatera berkolaborasi untuk memberikan suasana lebaran yang tetap khidmat, video call masing-masing keluarga untuk saling mengirimkan kabar dan saling bermaaf-maafan.

Tahun ini suasananya sudah berbeda. Kami melewati penghujung Ramadan sudah berada di tengah-tengah keluarga di kampung halaman masing-masing dalam suasana pandemi. Meski begitu, ritual menjelang lebaran masih dilakukan oleh orang-orang di rumah masing-masing. Mengencangkan ibadah hingga titik akhir dan riuh memasak masakan khas lebaran meski gema takbir tak sekencang biasanya. Bagaimana pun kondisi kita saat ini semoga tak mengurangi khidmat Ramadan dan kita bisa keluar sebagai “pemenang” dan semoga kita masih diberikan kesempatan untuk menikmati Ramadan di tahun-tahun selanjutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Serba Serbi 2024

Siang ini, 30 Desember, menepi dari segala keriuhan dan memilih nongkrong di sebuah kafe favorit di tengah Kota Makassar, mencoba memesan ma...