Sekitar
seminggu yang lalu selepas makan sahur saya mengecek chat yang masuk di whatsapp,
ada beberapa chat yang masuk. Salah satunya chat dari Ayyub (adek ketemu gede hahaha) yang mengajak untuk
diskusi daring. “Boleh, mau diskusi apa Yub?”, tanyaku. Long story short, saya diajak Ayyub untuk mengadakan diskusi daring
via live Instagram. Awalnya saya
menolak dengan beberapa dalih, kemudian Ayyub memberikan kata-kata mutiara
hahaha “Kak, potensi harus diseimbaingi dengan performa”. Kata-kata sederhana
tapi penuh arti yang akhirnya membuatku luluh. Tema yang diusung pun masih
terkait dengan kegiatan yang selama ini saya jalani, tidak ada salahnya
mencoba, fikirku. Di satu sisi saya senang karena ditawari untuk diskusi
tentang komunitas, tentang dunia sosial. Ada rasa bangga tersendiri menyadari
bahwa sebagian orang mengenalku sebagai anak komunitas yang bergerak dalam isu
isu sosial dan pendidikan. Sesuatu yang memang kuimpikan, meskipun dengan
beberapa kegiatan yang saat ini saya lakukan namun saya lebih ingin dikenal
sebagai seseorang yang terlibat dalam kegiatan masyarakat dan pendidikan.
Saat
sudah mengiyakan tawaran tersebut, saya kemudian bercerita kepada seorang teman
tentang ajakan diskusi daring tersebut dan perasaan deg-degan yang saya alami
menjelang berlangsungnya diskusi, saya masih merasa belum begitu percaya diri
dan belum pantas secara kapasitas untuk bercerita dan sharing tentang komunitas, meski sudah beberapa tahun berkecimpung
dalam dunia komunitas tapi saya merasa masih sangat awam dalam dunia tersebut.
Teman yang saya tempati bercerita merespon dengan kalimat-kalimat yang
menguatkan “tidak ada orang yang benar-benar expert dalam satu bidang, dan perasaan deg-degan adalah hal yang
wajar dirasakan oleh hampir semua orang ketika ingin melakukan sesuatu yang
baru pertama kali dilakukannya, ambil saja tawaran tersebut karena tidak semua
orang memiliki kesempatan yang sama, ini cara Allah membuatmu menjadi lebih
bermanfaat yang penting berani melangkah dulu aja”, kurang lebih seperti itu
kalimat demi kalimat yang dilontarkannya dan mampu membuat rasa percaya diri
meningkat beberapa persen.
Hari
ini merupakan hari yang dijadwalkan untuk diskusi daring, sedari pagi saya
sudah mulai latihan-latihan di depan kamera sambil memvideo diri sendiri lalu
melihat dan mengkoreksi serta
memperbaiki yang perlu diperbaiki, saat selesai sholat duhur saya menyempatkan
diri tidur siang dan tak lupa menyalakan alarm agar tidak bablas tidur. Sebelum
alarm berbunyi saya sudah terbangun karena kepikiran diskusi yang akan
berlangsung dan saya pun kembali mempersiapkan mental dengan membaca buku untuk
menetralisir perasaan deg-degan tersebut. Maklum saja ini baru kali pertama
saya akan live di instagram, ada rasa
malu dan kurang percaya diri melihat muka sendiri di depan kamera. Sekitar
pukul 15.55 WITA Ayyub sudah menghubungi dan meminta untuk join live IG. Saat kami diskusi daring satu persatu teman-teman join untuk menonton. Ternyata bisa
semengalir dan sesantai itu jalannya diskusi. Hal yang sangat kukhawatirkan
sebelumnya tidak terjadi. Kami mengobrol seperti biasanya ketika bertemu
langsung dan ngobrol topik-topik yang beraneka ragam. Saya sesekali tersenyum
melihat teman-teman yang join dan
yang memberikan pertanyaan. Satu hal yang selalu saya pelajari bahwa terkadang
apa yang kita pikirkan dan khawatirkan dengan sangat belum tentu terjadi. Toh
pun kalo terjadi kita sebagai manusia yang berakal bisa dengan sigap mencari
solusi akan masalah yang kita hadapi. Hal ini pun yang menjadi kata-kata magic saat saya ingin melakukan sesuatu
yang terkadang dianggap nekat dan “gila” sama teman-teman karena sering
menjalani sesuatu yang beresiko tanpa banyak rencana sebelumnya, saya sering
berfikir bahwa sepintar apapun kita berencana akan selalu ada masalah yang menghampiri,
jadi jalani aja dulu karena akan selalu ada jalan.
Dalam
proses diskusi daring tersebut saya merasa mendapat dukungan moril yang sangat
besar dari teman-teman yang begitu percaya dengan saya. Orang-orang yang sama
yang selalu ada di banyak kegiatan dan rencana-rencana yang saya susun. Saya
merasa bersyukur ada segelintir teman yang selalu pasang badan bagaimana pun
kondisi yang saya alami, apapun rencana yang saya susun mereka selalu ada untuk
mendukung dan membantu dalam taraf yang mereka bisa jangkau. Dalam sesi diskusi
daring tersebut saya merasa apa yang saya sampaikan biasa banget bahkan tidak
ada apa-apanya, tapi teman-teman bertahan untuk tetap menonton dan memberikan
pertanyaan demi pertanyaan yang membuat diskusi berjalan lancar. Saya kemudian
teringat kalimat yang mungkin terdengar klise tapi kadang berarti bagi saya “tidak perlu menjelaskan dirimu kepada orang
lain, orang yang menyukaimu tidak membutuhkan itu, sedang orang yang membencimu
tidak akan percaya itu”. Satu hal yang bisa kita syukuri adalah saat kita
memiliki orang-orang yang percaya dengan kita, yang akan selalu mendampingi
kita dalam kondisi apapun meski kita terpisah jarak dan waktu dan memiliki
orang-orang yang seperti itu adalah sebuah anugerah.
Terima kasih untuk pengalaman hari ini, ada banyak hal yang bisa masuk dalam catatan syukur. Alhamdulillah.
27
Mei 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar