Setelah
melewati masa-masa sibuk kelas intensif maka ditutup dengan Try Out yang
diadakan di Enrekang, di salah satu sekolah tentor kami tepatnya di MTS
N Sudu. Ini kali pertama saya menginjakkan kaki di Enrekang. Saya termasuk
orang yang senang dengan perjalanan, beberapa tempat di daerah Jawa telah saya
sambangi, tapi tidak di Sulawesi Selatan. Tekstur jalan yang berkelok membuat
saya enggan untuk berkeliling Sulawesi Selatan, namun kemarin menjadi moment
terindah sekaligus pertama kali saya memulai perjalanan tentunya dengan
orang-orang yang menyenangkan.
Perjalanan
dimulai tanggal 17 Januari, tepat pukul 20.00 kami berdelapan berangkat menuju
ke Enrekang, lokasi akan diadakannya Try Out. Subuh hari sekitar pukul 04.00 kami
sudah tiba di Enrekang, dijemput oleh kak Fadli, diantarkan menuju rumah Ibu
Aji untuk istirahat sejenak sebelum memulai aktifitas kami di sekolah. Disambut
dengan begitu hangat dan bersahaja. Kami menunaikan sholat subuh sebelum
akhirnya siap-siap dan sarapan lalu berangkat ke sekolah. Kegiatan kami dimulai
dari pagi hingga petang. Antusiasme para guru honor yang ada di sekolah begitu
tinggi membuat semangat para pengajar juga membara, ada yang sudah jadi
recidivist CAT ada yang baru pertama kali menghadapi ujian CAT. Setelah mereka
melakukan test, lalu dilanjutkan dengan penjelasan dari tentor sejarah,
numerik, verbal, dan ditutup dengan penjelasan TWK dan analisis hasil.
Malam
hari setelah semua kegiatan di sekolah selesai, kami balik ke rumah Ibu Aji
untuk bersih-bersih dan makan malam lalu lanjut ke rumah salah satu guru di
sekolah juga untuk menginap. Rumahnya berada di salah satu tempat tertinggi di
daerah Sudu, dari rumah guru tersebut kami bisa melihat pemandangan yang ada di
bawahnya. Namun sayangnya kami tiba di malam hari, pemandangan yang nampak
seperti di bukit bintang berbeda ketika kami tibanya sore barangkali bisa
menikmati sunset. Kembali kami disuguhkan makan malam serta pisang goreng, hmmp
maknyus. Menikmati hangatnya pisang goreng, serunya obrolan, dan dinginnya
udara Enrekang.
Pukul
02.00 dinihari, mobil yang akan membawa kami menuju Toraja sudah menjemput.
Tujuan awal kami adalah Lolai, negeri atas awan. Perjalanan dari Sudu Enrekang
menuju ke Toraja lumayan mengocok isi perut, tak ayal isi perut pun berhamburan
keluar. Kurang lebih 2 jam setengah kami sudah tiba di Negeri Atas Awan.
Retribusi masuk yakni 15.000 per orang. Untungnya kami datang lebih awal, jadi
bisa langsung sholat dan mencari tempat pewe menunggu awan datang. Semakin
tinggi matahari naik semakin ramai orang yang berdatangan. Setelah kami puas
menikmati keindahan Lolai perjalanan dilanjutkan menuju ke Ke’te Kesu. Salah
satu tempat favorit orang-orang ketika ke Toraja. Di Ke’te Kesu kita bisa
melihat banyak rumah tongkonan dan kuburan serta Goa tempat penyimpanan
peti-peti mayat.
Matahari
semakin terik kami pun bergegas untuk meninggalkan Ke’te Kesu dan mencari makan
serta penginapan. Alhamdulillah tidak begitu sulit untuk mencari makanan halal
di Toraja, ada banyak makanan dengan logo halal dan tulisan muslim yang
memudahkan bagi orang-orang muslim untuk mencari makan yang diinginkan. Setelah
makan alhamdulillahnya lagi kami mendapat tawaran menginap di rumah salah satu
temannya Kak Fany. Alhamdulillah benar adanya bahwa banyak teman banyak rejeki.
Setelah makan kami akhirnya beranjak menuju rumah temannya Kak Fany. Kami
sejenak bisa istirahat, mandi, lalu bersiap untuk menuju destinasi selanjutnya.
Tujuan kami selanjutnya adalah Burakeng, tempat yang tak kalah hitznya. Ini
berada di tengah kota Makale, di Burakeng kita bisa melihat patung raksasa
Jesus serta jembatan kaca, sayangnya kami tibanya kesorean, penjaga jembatan
kaca sudah pulang. Jadi kami hanya bisa berswafoto di sekitar patung dan
dibukit, namun hal itu sama sekali tak mengurangi rasa senang dan bahagia kami.
Menjelang maghrib kami bergegas turun dan menuju ke Masjid Raya Makale.
Ada
rasa haru melihat pemandangan yang ada di kota tersebut, Masjid dan Gereja
berdiri kokoh berdampingan, orang-orag hidup selaras dalam keberagaman. Setelah
beres sholat maghrib kami beranjak pulang ke rumah. Kak Fadli dan supir pun
segera berpamitan balik ke Enrekang. Oh iya, waktu di Burakeng satu dari dua
mobil yang kami rental berpamitan untuk pulang karena anaknya sakit, jadilah kami
seperti ikan pepes berada di satu mobil dengan jumlah 10 orang, hahahah.
Perjalanan yang menyenangkan.
Keesokan
harinya perjalanan kembali dimulai dengan tujuan Kuburan Bayi Kambira, di sini
terdapat satu Pohon Tarra tempat dikuburkannya bayi-bayi yang meninggal, pohon
tarra di Kambira sudah lama tidak lagi digunakan, sejak beberapa tahun silam
dikarenakan pohon tersebut terkena sambaran petir. Kami tidak begitu lama di
Kambira, perjalanan kembali dilanjutkan menuju Lemo. Lemo juga merupakan salah
satu kuburan, di sini kami juga bisa melihat banyak pekuburan-pekuburan. Nah di
Lemo ini terjadi drama dikepung Anjing, dalam perjalanan ini terungkaplah sudah
bahwa semua dari kami ternyata takut dengan anjing. Perjalanan dilanjutkan
menuju ke Londa, seperti tempat-tempat sebelumnya Londa pun merupakan sebuah
kuburan, namun disini terdapat Goa yang lebih besar dari Ke’te Kesu, perjalanan
ditutup dengan mengunjungi Kalimbuang Bori. Sebelum sampai ke Kalimbuang Bori’
kami terlebih dahulu mencari makan siang dan pergi ke Pasar Rantepao untuk
membeli kopi. Sama seperti di makale, di Rantepao juga banyak terdapat makanan
halal dengan label halal dan tulisan makanan muslim di depan toko. Setelah
makan dan sholat kami melanjutkan perjalanan menuju Kalimbuang Bori’, Di sini
terdapat banyak artefak-artefak yang anak sejarah menyebutnya Megalitikum,
tempat ini menurut asumsi kami adalah salah satu desa adat, terbukti dengan
banyaknya rumah tongkonan dan tempat pagelaran Rambu Solo’. Tempat ini lumayan
lengkap untuk destinasi wisata. Kalimbuang Bori’ menjadi tempat penutup short trip kami di Toraja.
Sore
harinya kami bergegas pulang untuk siap-siap balik ke Makassar. Tepat pukul
20.00 supir mobil yang akan membawa kami ke Makassar menelfon menginformasikan
bahwa mereka sudah ada di depan Bank Sulselbar tempat kami janjian. Lekaslah
kami berangkat menuju ke mobil dan bertolak balik ke Makassar.
BERIKUT INFORMASI HARGA BUS DAN TIKET
MASUK TEMPAT WISATA:
Bus Kharisma :
140.000 berangkat pukul 19.00
Lolai’:
15.000/orang
Ke’te Kesu :
15.000/orang
Burakeng :
10.000/orang
Pohon Tarra :
10.000/orang
Lemo : 10.000/orang
Londa :
15.000/orang
Kalimbuang Bori’
: 15.000/orang
CAT di Enrekang
Lolai' |
Lolai' |
Lolai' |
Ke'te Kese |
Ke'te Kesu |
Ke'te Kesu |
Ke'te Kesu |
Ke'te Kesu |
Ke'te Kesu |
Burakeng |
Burakeng
Pohon Tarra
Lemo |
Kalimbuang Bori'
Tidak ada komentar:
Posting Komentar