Senin, 18 Mei 2020

Nanti Akan Kita Kenang Hari Ini (Enrekang-Toraja)


Setelah melewati masa-masa sibuk kelas intensif maka ditutup dengan Try Out yang diadakan di Enrekang, di salah satu sekolah tentor kami tepatnya di MTS N Sudu. Ini kali pertama saya menginjakkan kaki di Enrekang. Saya termasuk orang yang senang dengan perjalanan, beberapa tempat di daerah Jawa telah saya sambangi, tapi tidak di Sulawesi Selatan. Tekstur jalan yang berkelok membuat saya enggan untuk berkeliling Sulawesi Selatan, namun kemarin menjadi moment terindah sekaligus pertama kali saya memulai perjalanan tentunya dengan orang-orang yang menyenangkan.

Perjalanan dimulai tanggal 17 Januari, tepat pukul 20.00 kami berdelapan berangkat menuju ke Enrekang, lokasi akan diadakannya Try Out. Subuh hari sekitar pukul 04.00 kami sudah tiba di Enrekang, dijemput oleh kak Fadli, diantarkan menuju rumah Ibu Aji untuk istirahat sejenak sebelum memulai aktifitas kami di sekolah. Disambut dengan begitu hangat dan bersahaja. Kami menunaikan sholat subuh sebelum akhirnya siap-siap dan sarapan lalu berangkat ke sekolah. Kegiatan kami dimulai dari pagi hingga petang. Antusiasme para guru honor yang ada di sekolah begitu tinggi membuat semangat para pengajar juga membara, ada yang sudah jadi recidivist CAT ada yang baru pertama kali menghadapi ujian CAT. Setelah mereka melakukan test, lalu dilanjutkan dengan penjelasan dari tentor sejarah, numerik, verbal, dan ditutup dengan penjelasan TWK dan analisis hasil.

Malam hari setelah semua kegiatan di sekolah selesai, kami balik ke rumah Ibu Aji untuk bersih-bersih dan makan malam lalu lanjut ke rumah salah satu guru di sekolah juga untuk menginap. Rumahnya berada di salah satu tempat tertinggi di daerah Sudu, dari rumah guru tersebut kami bisa melihat pemandangan yang ada di bawahnya. Namun sayangnya kami tiba di malam hari, pemandangan yang nampak seperti di bukit bintang berbeda ketika kami tibanya sore barangkali bisa menikmati sunset. Kembali kami disuguhkan makan malam serta pisang goreng, hmmp maknyus. Menikmati hangatnya pisang goreng, serunya obrolan, dan dinginnya udara Enrekang.

Pukul 02.00 dinihari, mobil yang akan membawa kami menuju Toraja sudah menjemput. Tujuan awal kami adalah Lolai, negeri atas awan. Perjalanan dari Sudu Enrekang menuju ke Toraja lumayan mengocok isi perut, tak ayal isi perut pun berhamburan keluar. Kurang lebih 2 jam setengah kami sudah tiba di Negeri Atas Awan. Retribusi masuk yakni 15.000 per orang. Untungnya kami datang lebih awal, jadi bisa langsung sholat dan mencari tempat pewe menunggu awan datang. Semakin tinggi matahari naik semakin ramai orang yang berdatangan. Setelah kami puas menikmati keindahan Lolai perjalanan dilanjutkan menuju ke Ke’te Kesu. Salah satu tempat favorit orang-orang ketika ke Toraja. Di Ke’te Kesu kita bisa melihat banyak rumah tongkonan dan kuburan serta Goa tempat penyimpanan peti-peti mayat.

Matahari semakin terik kami pun bergegas untuk meninggalkan Ke’te Kesu dan mencari makan serta penginapan. Alhamdulillah tidak begitu sulit untuk mencari makanan halal di Toraja, ada banyak makanan dengan logo halal dan tulisan muslim yang memudahkan bagi orang-orang muslim untuk mencari makan yang diinginkan. Setelah makan alhamdulillahnya lagi kami mendapat tawaran menginap di rumah salah satu temannya Kak Fany. Alhamdulillah benar adanya bahwa banyak teman banyak rejeki. Setelah makan kami akhirnya beranjak menuju rumah temannya Kak Fany. Kami sejenak bisa istirahat, mandi, lalu bersiap untuk menuju destinasi selanjutnya. Tujuan kami selanjutnya adalah Burakeng, tempat yang tak kalah hitznya. Ini berada di tengah kota Makale, di Burakeng kita bisa melihat patung raksasa Jesus serta jembatan kaca, sayangnya kami tibanya kesorean, penjaga jembatan kaca sudah pulang. Jadi kami hanya bisa berswafoto di sekitar patung dan dibukit, namun hal itu sama sekali tak mengurangi rasa senang dan bahagia kami. Menjelang maghrib kami bergegas turun dan menuju ke Masjid Raya Makale.

Ada rasa haru melihat pemandangan yang ada di kota tersebut, Masjid dan Gereja berdiri kokoh berdampingan, orang-orag hidup selaras dalam keberagaman. Setelah beres sholat maghrib kami beranjak pulang ke rumah. Kak Fadli dan supir pun segera berpamitan balik ke Enrekang. Oh iya, waktu di Burakeng satu dari dua mobil yang kami rental berpamitan untuk pulang karena anaknya sakit, jadilah kami seperti ikan pepes berada di satu mobil dengan jumlah 10 orang, hahahah. Perjalanan yang menyenangkan.

Keesokan harinya perjalanan kembali dimulai dengan tujuan Kuburan Bayi Kambira, di sini terdapat satu Pohon Tarra tempat dikuburkannya bayi-bayi yang meninggal, pohon tarra di Kambira sudah lama tidak lagi digunakan, sejak beberapa tahun silam dikarenakan pohon tersebut terkena sambaran petir. Kami tidak begitu lama di Kambira, perjalanan kembali dilanjutkan menuju Lemo. Lemo juga merupakan salah satu kuburan, di sini kami juga bisa melihat banyak pekuburan-pekuburan. Nah di Lemo ini terjadi drama dikepung Anjing, dalam perjalanan ini terungkaplah sudah bahwa semua dari kami ternyata takut dengan anjing. Perjalanan dilanjutkan menuju ke Londa, seperti tempat-tempat sebelumnya Londa pun merupakan sebuah kuburan, namun disini terdapat Goa yang lebih besar dari Ke’te Kesu, perjalanan ditutup dengan mengunjungi Kalimbuang Bori. Sebelum sampai ke Kalimbuang Bori’ kami terlebih dahulu mencari makan siang dan pergi ke Pasar Rantepao untuk membeli kopi. Sama seperti di makale, di Rantepao juga banyak terdapat makanan halal dengan label halal dan tulisan makanan muslim di depan toko. Setelah makan dan sholat kami melanjutkan perjalanan menuju Kalimbuang Bori’, Di sini terdapat banyak artefak-artefak yang anak sejarah menyebutnya Megalitikum, tempat ini menurut asumsi kami adalah salah satu desa adat, terbukti dengan banyaknya rumah tongkonan dan tempat pagelaran Rambu Solo’. Tempat ini lumayan lengkap untuk destinasi wisata. Kalimbuang Bori’ menjadi tempat penutup short trip kami di Toraja.

Sore harinya kami bergegas pulang untuk siap-siap balik ke Makassar. Tepat pukul 20.00 supir mobil yang akan membawa kami ke Makassar menelfon menginformasikan bahwa mereka sudah ada di depan Bank Sulselbar tempat kami janjian. Lekaslah kami berangkat menuju ke mobil dan bertolak balik ke Makassar.

BERIKUT INFORMASI HARGA BUS DAN TIKET MASUK TEMPAT WISATA:
Bus Kharisma : 140.000 berangkat pukul 19.00
Lolai’: 15.000/orang
Ke’te Kesu : 15.000/orang
Burakeng : 10.000/orang
Pohon Tarra : 10.000/orang
Lemo : 10.000/orang
Londa : 15.000/orang
Kalimbuang Bori’ : 15.000/orang


CAT di Enrekang

Lolai'
Lolai'
Lolai'

Ke'te Kese
Ke'te Kesu
Ke'te Kesu
Ke'te Kesu
Ke'te Kesu
Ke'te Kesu
Burakeng



Burakeng






Pohon Tarra

Lemo








 

 Kalimbuang Bori'







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Serba Serbi 2024

Siang ini, 30 Desember, menepi dari segala keriuhan dan memilih nongkrong di sebuah kafe favorit di tengah Kota Makassar, mencoba memesan ma...