Rabu, 25 Januari 2017

Happy wedding my bestie



Saat kau mendapat banyak kiriman undangan dari teman seperjuangan, entah itu teman SD, SMP, SMA atau kuliah. Artinya kau sudah memasuki usia senja.

Kenal saat masih kacuping, masa peralihan dari SD-ke SMP, dari masa kanak-kanak hingga remaja. Tepatnya 13 tahun yang lalu. Akhirnya doi melepas masa lajangnya setelah 9 tahun pacaran. Wow 9 tahun coy, kalo nyicil rumah itu mah udah lunas, kalau anak sudah masuk kelas 4 SD.

Alhamdulillah, setelah melewati lika liku hubungan yang alot selama beberapa tahun, menjalani LDR, akhirnya hubungan yang telah dijalin sah di depan penghulu setelah ijab di kabulkan.

Doi, sahabat yang kukenal sejak kelas 1 SMP, teman bertengkar, teman jalan, teman berbisnis, teman menggosip dan teman dalam banyak hal. Hari ini, hari dimana doi resmi menjadi seorang istri. Ada rasa bersalah juga sih sebenarnya, selama proses menuju ke hari H saya tidak bisa membantu banyak, bahkan masih sempat cekcok. 

Kain yang telah dibelikannya waktu itu tak kunjung kuambil. Hingga satu hari chat via BBM darinya masuk, dengan nada kesal dan memelas “eh kamu kemana aja, kain yang aku beliin kamu anggurin gitu aja, acaraku udah deket woii”, setelah melihat kalender dan hitung mundur, acaranya memang kurang dari 10 hari lagi. Akhirnya saya menyempatkan untuk datang kerumahnya mengambil kain, sebelum dicoret dari daftar teman yang pernah dia kenal.

Setelah itu beberapa hari kemudian, doi masih sering ngehubungin untuk datang menemuinya, tapi karena ke sok sibukan tak jua sempat kutemui. 

2 hari yang lalu, dia menghubungi memintaku datang di prosesi Mappaccing yang diadakan selasa malam. Lagi-lagi tak kusempatkan datang karena satu dan lain hal. Puncak acaranya hari ini dimana akad nikah akan dilangsungkan lagi lagi saya tak menyempatkan datang. Datangnya malah ba’da duhur setelah drama ketiduran dan bangun kaget terjadi. Dan surprisenya jadi tamu terakhir sebelum kedua mempelai menanggalkan pakaian pernikahan :’(.

Dengan membawa rasa bersalah, saya dengan muka tebal dan memelas datang ke pesta pernikahannya. Ketika salaman dan cipika cipiki saya mendapat semprotan “kenapa baru datang, semalam gak datang, hari ini gak datang akad nikah, kamu kayak orang lain aja”. Jleeeebbb, sahabat macam apa saya ini? 

Karena alasan ke sok sibukan tak pernah menyempatkan diri meluangkan waktu untuknya. Maafkan diriku bibeeeh Huhuhuhu.

Satu hal yang tak luput dari doaku untukmu, meski raga tak hadir dalam beberapa prosesi penting dalam perjalanan hidupmu. Doaku agar kau selalu sehat, bahagia, menjadi keluarga sakinah mawaddah warahmah. Selamat menempuh hidup baru sahabatku. Selamat membangun pondasi rumah tangga dengan berbagai drama kehidupan yang kau tuai nantinya. Berkah pernikahannya, langgeng dunia Akhirat.
Mumuaaach :*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Serba Serbi 2024

Siang ini, 30 Desember, menepi dari segala keriuhan dan memilih nongkrong di sebuah kafe favorit di tengah Kota Makassar, mencoba memesan ma...