Senin, 13 Februari 2017

Untukmu, lelaki yang akan aku cintai



Untukmu, lelaki yang kelak akan aku cintai.

Cinta? Menurut kamus Oxford adalah noun Uncountable yang merupakan perasaan yang begitu dalam atau kasih sayang kepada seseorang atau seseuatu. Adalah noun countable yang berarti orang atau benda yang sangat kamu sukai. Adalah verb yang berarti mempunyai perasaan yang begitu besar atau kasih sayang yang dimiliki untuk seseorang atau sesuatu.

Hmmp Aku bukan tipe orang yang mudah jatuh cinta, namun sangat mudah terpukau. Aku bukan tipe orang yang gampang mempercayakan hatiku dengan seseorang, namun sangat gampang untuk mengagumi.

Aku belum pernah benar-benar “jatuh” cinta. Aku telah beberapa kali menjalin sebuah hubungan “pacaran” dengan seseorang. Namun, tak pernah kurasakan jatuh cinta, tak pernah benar-benar kupercayakan hatiku. Tak pernah benar-benar kuberikan cintaku untuknya. Hingga detik ini pun, aku tak pernah merasakan dag dig dug gak jelas karena cinta.

Gak pernah tuh ada drama turun berat badan, atau gak mau makan hanya karena putus. Atau berpikir mau bunuh diri karena hubungan kandas ditengah jalan. Tak pernah ada skenario banjir air mata karena doi telah pergi. Gak pernah benar-benar ngerasin nyesek dan galau tak karuan.

Menangis? Pasti iya! Menangis karena kehilangan bukan hanya karena doi telah pergi. Karena merelakan teman hijrah ke kota lain pun pasti akan menangis. Menangis karena putus ya biasa aja sih, paling karena menyadari hubungan yang kita jalin ternyata harus berakhir, menyadari kebiasaan yang telah kita jalani bersama tak akan lagi kita temui. Namun hanya sebatas itu, setelah kumpul dan ketawa-ketiwi bareng teman, ya sudah. Semuanya terlupakan, sudah lupa kalau ternyata sudah putus. Hahaha.

Hidup gak akan berakhir hanya karena doi telah pergi. Toh sebelum dia datang kita juga biasa-biasa aja, kenapa saat dia pergi kita harus memanipulasi perasaan untuk merasakan hal yang luar biasa? Bukankah awalnya kita satu? Karena kehadiran doi akhirnya kita jadi 2. Saat doi pergi kita masih tetap utuh, 1. Lalu? Apa yang perlu kita risaukan? Yang kita tangisi dari sebuah perpisahan bukan karena kehilangannya, tapi karena menyadari banyak kebiasaan yang pernah kita jalani bersama akhirnya harus kita jalani sendiri. Karena menyadari impian yang pernah kita rangkai bersama, harus kita perjuangkan sendiri. Just it.

Banyaknya curhatan teman, banyaknya realita “penyalahgunaan” istilah cinta untuk membodohi, aku kadang merenung, mungkinkah aku akan jatuh cinta? Dengan skenario cerita yang sudah bisa tertebak. Seperti kebanyakan cerita cinta-cintaan di FTV. Mungkinkah aku menjebloskan diri dan hati ke lubang cerita yang aku sudah paham betul indah dan berbunga-bunganya hanyalah di awal, disusul perubahan kemudian. Tinggal menunggu bom waktu meledak. Ah, hidup orang dewasa begitu rumit ya ternyata hihihi.

Untukmu, lelaki yang kelak akan membuatku jatuh cinta. Meski pun aku tak benar-benar yakin, aku akan jatuh cinta. Ketika kupercayakan hatiku untukmu. Rawat baik-baik. Aku tak pernah meminta kau menjadi sempurna, sama halnya aku yang jauh dari kesempurnaan. Aku tak pernah memintamu untuk tak menyakitiku, sama halnya aku yak tak menjamin diri tak akan menyakitimu. Aku tak pernah menekanmu untuk tak melirik sana sini, sama halnya aku yang mungkin masih akan selalu jelalatan. Namun yang aku pinta, JUJUR. Segala hal bisa dikomunikasikan. Sesuatu yang menyakitkan dan merusak berawal dari ketidak jujuran.

Cheers ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Serba Serbi 2024

Siang ini, 30 Desember, menepi dari segala keriuhan dan memilih nongkrong di sebuah kafe favorit di tengah Kota Makassar, mencoba memesan ma...