Untukmu, lelaki yang kelak akan
aku cintai.
Cinta?
Menurut kamus Oxford adalah noun Uncountable
yang merupakan perasaan yang begitu dalam atau kasih sayang kepada
seseorang atau seseuatu. Adalah noun
countable yang berarti orang atau benda yang sangat kamu sukai. Adalah verb yang berarti mempunyai perasaan
yang begitu besar atau kasih sayang yang dimiliki untuk seseorang atau sesuatu.
Hmmp
Aku bukan tipe orang yang mudah jatuh cinta, namun sangat mudah terpukau. Aku bukan
tipe orang yang gampang mempercayakan hatiku dengan seseorang, namun sangat
gampang untuk mengagumi.
Aku
belum pernah benar-benar “jatuh” cinta. Aku telah beberapa kali menjalin sebuah
hubungan “pacaran” dengan seseorang. Namun, tak pernah kurasakan jatuh cinta,
tak pernah benar-benar kupercayakan hatiku. Tak pernah benar-benar kuberikan
cintaku untuknya. Hingga detik ini pun, aku tak pernah merasakan dag dig dug
gak jelas karena cinta.
Gak
pernah tuh ada drama turun berat badan, atau gak mau makan hanya karena putus. Atau
berpikir mau bunuh diri karena hubungan kandas ditengah jalan. Tak pernah ada
skenario banjir air mata karena doi telah pergi. Gak pernah benar-benar ngerasin
nyesek dan galau tak karuan.
Menangis?
Pasti iya! Menangis karena kehilangan bukan hanya karena doi telah pergi. Karena
merelakan teman hijrah ke kota lain pun pasti akan menangis. Menangis karena
putus ya biasa aja sih, paling karena menyadari hubungan yang kita jalin
ternyata harus berakhir, menyadari kebiasaan yang telah kita jalani bersama tak
akan lagi kita temui. Namun hanya sebatas itu, setelah kumpul dan ketawa-ketiwi
bareng teman, ya sudah. Semuanya terlupakan, sudah lupa kalau ternyata sudah
putus. Hahaha.
Hidup
gak akan berakhir hanya karena doi telah pergi. Toh sebelum dia datang kita
juga biasa-biasa aja, kenapa saat dia pergi kita harus memanipulasi perasaan
untuk merasakan hal yang luar biasa? Bukankah awalnya kita satu? Karena kehadiran
doi akhirnya kita jadi 2. Saat doi pergi kita masih tetap utuh, 1. Lalu? Apa yang
perlu kita risaukan? Yang kita tangisi dari sebuah perpisahan bukan karena
kehilangannya, tapi karena menyadari banyak kebiasaan yang pernah kita jalani
bersama akhirnya harus kita jalani sendiri. Karena menyadari impian yang pernah
kita rangkai bersama, harus kita perjuangkan sendiri. Just it.
Banyaknya
curhatan teman, banyaknya realita “penyalahgunaan” istilah cinta untuk membodohi,
aku kadang merenung, mungkinkah aku akan jatuh cinta? Dengan skenario cerita
yang sudah bisa tertebak. Seperti kebanyakan cerita cinta-cintaan di FTV. Mungkinkah
aku menjebloskan diri dan hati ke lubang cerita yang aku sudah paham betul indah
dan berbunga-bunganya hanyalah di awal, disusul perubahan kemudian. Tinggal menunggu
bom waktu meledak. Ah, hidup orang dewasa begitu rumit ya ternyata hihihi.
Untukmu,
lelaki yang kelak akan membuatku jatuh cinta. Meski pun aku tak benar-benar
yakin, aku akan jatuh cinta. Ketika kupercayakan hatiku untukmu. Rawat baik-baik.
Aku tak pernah meminta kau menjadi sempurna, sama halnya aku yang jauh dari
kesempurnaan. Aku tak pernah memintamu untuk tak menyakitiku, sama halnya aku
yak tak menjamin diri tak akan menyakitimu. Aku tak pernah menekanmu untuk tak melirik
sana sini, sama halnya aku yang mungkin masih akan selalu jelalatan. Namun yang
aku pinta, JUJUR. Segala hal bisa dikomunikasikan. Sesuatu yang menyakitkan dan
merusak berawal dari ketidak jujuran.
Cheers ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar