Kamis, 02 Februari 2017

020217

Menulislah. Bukan karena kau ingin dikenal sebagai penulis. Tapi karena tulisan adalah satu-satunya cara menghentikan waktu. Menulis adalah saksi sejarah. Kelak raga akan menyatu dengan tanah, kelak kita akan dilupakan. Tapi tulisan akan tetap hidup.


Saya bukan pemuja hujan, apalagi pencinta hujan, saya hanya penikmat hujan. Seperti harii ini, hujan begitu syahdu. Meninabobokkanku, menenggelamkanku dalam mimpi, dan enggan bangun menghadapi dunia nyata. Ah dunia mimpi begitu nikmat, begitu indah, begitu membahagiakan. Saya pun beberapa kali menghardik alarm hp yang tak berhenti berbunyi. Menyadarkanku untuk segera bergegas menanggalkan kenyamanan.

Hari ini ada program rutin SIGi yakni Receh Kahuripan, program pengumpulan receh yang tiap bulan sekaligus dirangkaikan dengan kegiatan Gelas Kosong (GeKo) yang diisi oleh alumnus YSEALI Program. Apa yang saya dapatkan dalam GeKo malam ini? Akan saya ceritakan besok ya. Berhubung malam ini sesampainya dirumah lampu padam dan laptopnya tidak mampu mandiri, tidak ingin berdiri sendiri tanpa bantuan energi listrik. Huhuhu Laptop manja.

Sharing berlangsung dibawah rinai hujan yang syahdu. Suara moderator dan pemateri beradu dengan derasnya hujan. Pukul 09:30 PM GeKo pun ditutup oleh moderator dengan beberapa kesimpulan kata-kata bijak dari pemateri.


Nah, kegiatan rutin yang belakangan menjangkiti para SIGiers kembali digelar. Meja panjang Kedai Pojok (KePo) menjadi saksi para SIGiers dalam bermajn. Yes. Apalagi kalo bukan werewolf. Setelah melihat jam yang masih beberapa puluh menit menuju jam 10, saya memutuskan untuk ikut main. bermain. Bisalah ya selesai jam 10, "pikirku". Permainan semakin seru, adu argumen mulai terjadi, dugaan dan prasangka mulai mencuat. Permainan semakin panas. Hmmp saya ikut bermain bukan karena saya maniak warewolf. Sama sekali bukan. Saya bukan pencinta warewolf. Saya hanya penikmat. Saya menikmati obrolan yang terjadi dalam permainan, saya menikmati kehangatan dan keakraban yang terjadi selama duduk melingkar. Ikatan emosional semakin terjalin kala intensitas kebersamaan semakin erat.

Tetooot, keasyikan bermain hingga tak sadar jarum jam sudah menunjukkan pukul 11. Setelah gerombolan warewolf dan para pengikutnya  telah mati, kami bergegas balik kerumah masing-masing.
Ah hujan masih setia menemani, sepanjang perjalanan, begitu banyak genangan yang menyembur, hujan masih memanjakan dengan belaiannya yang lembut. Hingga membuat saya dilema. Menikmati belaian hujan dengan resiko mata perih, atau berjarak dengan hujan dengan resiko tidak melihat jalanan. Ah hidup memang adalah pilihan. Memilih menurunkan kaca helm atau menikmati hujan.


Sepanjang perjalanan, hujan terus setia menemani hingga kedepan pintu rumah. Sesampainya dirumah disambut dengan kegelapan. Hihihi
Alhasil tulisan ini terangkai diatas toots toots smartphone.

Sudah menjelang pukul 12. Tulisan ini harus saya publish. Maaf atas ketidakmaksimalan dan ketidakproduktifan dalam menulis.
Satu hal yang masih kubanggakan, saya masih bisa konsisten dan menjaga komitmen menulis meski tulisannya tidak berbobot. Ah teruslah menulis, karena setiap tulisan pasti akan ada pembacanya. Makasih ya kamu, iya kamuu. Yang telah meluangkan waktu membaca tulisan ini. Hihihi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Serba Serbi 2024

Siang ini, 30 Desember, menepi dari segala keriuhan dan memilih nongkrong di sebuah kafe favorit di tengah Kota Makassar, mencoba memesan ma...