Sabtu, 11 Februari 2017

A-lam




Bukankah dulu pernah kukatakan
Aku senang menciptakan kenangan
Tapi mengapa sekarang kau bimbang
Hanya karena aku pencinta alam
Jangan cemburu pada pepohonan
Hidup adalah tentang keindahan
Jika benar kau mencintai aku
Cintailah alam dan kehidupanku (Tamasya-Edelweis)

Alam. Aku hanyalah penikmat alam. Bukan pencinta. Aku lebih senang menciptakan kenangan dalam keindahan alam. Hamparan hijaunya pepohonan, merdunya kicauan burung, dan menawannya langit biru di pegununungan selalu menawarkan sensasi yang menggiurkan.

Tak ada alasan untuk tak menyambangi. Indonesia ini indah kawan, sayang kalau kita hanya menghabiskan banyak waktu dirumah. Sekali-kali angkat ransel dan mari kita berpetualang. Sayang sekali jika keindahan alam itu hanya kita nikmati dalam layar televisi. Kita wajib mencicipi segarnya air air asli pegunungan, merasakan dinginnya angin malam ditemani secangkir kopi dibawah naungan bintang-bintang, dan menikmati hangatnya kebersamaan.

Setiap kali melangkahkan kaki ke alam bebas, langkah demi langkah melahirkan banyak kecintaan, menumbuhkan banyak kesadaran. Rasa syukur itu mudah sekali tumbuh ketika sudah bergelut di alam bebas. Jiwa spiritual makin mencuat. Persaudaraan semakin erat. Menjaga mata dan omongan adalah sebuah keharusan. Ada banyak hakikat yang kutuai selama berpetualang di alam bebas.

Hal yang membuatku jatuh cinta lagi dan lagi untuk berpetualang. Rasa angkuh, jiwa kesombongan luntur tak bersisa kala sudah bercumbu dengan alam. Kesadaran itu akan tumbuh dengan sendirinya betapa kita hanyalah serpihan kecil di jagad raya ini.

Dalam sebuah perjalanan, terkhusus dalam pendakian. Puncak hanyalah bonus, keselamatan adalah sebuah kewajiban dan yang paling esensial adalah proses menuju puncak. Berbagai aral melintang, banyaknya batu sandungan, kerasnya perjuangan. Setapak demi setapak langkah adalah proses-proses yang mengajarkan banyak hal tentang kehidupan.

Ingin menikmati hidup? Ingin belajar tentang kehidupan? Berpetualanglah. Temukan banyak kisah, ukir banyak kenangan, mengobrollah dengan banyak orang, dan ciptakan banyak persaudaraan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Serba Serbi 2024

Siang ini, 30 Desember, menepi dari segala keriuhan dan memilih nongkrong di sebuah kafe favorit di tengah Kota Makassar, mencoba memesan ma...