Senin, 06 Februari 2017

Hmmmp nganuu



Rapuuuh
Malam ini aku melow

Andai dulu aku tak bersikukuh dengan ke optimisanku, mungkin ini tak akan terjadi.

Andai dulu, aku mengikut saja dengan banyaknya pertimbangan dari mereka, kejadiannya mungkin takkan jadi seperti ini.

Sedikit kurunut dari awal. Project yang dicanangkan ini kusambut dengan antusias. Aku bergitu tertarik dengan kegiatan-kegiatan sosial. Apalagi menjalani kegiatan dengan mereka “Alteko”. Setelah kumpul membahas konsep, akhirnya tercetus sebuah kegiatan di luar Makassar. Langkah untuk mewujudkan project tersebut dengan pencarian dana secara profesional.

Aku yang selama ini hidupnya tidak pernah serius, mendengar kerja profesional sedikit canggung. Aku tak pernah benar-benar tau yang dimaksud kerja profesional. Berbagai kegiatan yang selama ini kujalani dilalui dengan “rock n roll”. Awalnya tidak srek, karena menurutku terlalu kaku, dan mungkin karena tidak mengerti. Tapi setelah mendengar penjelasan aku akhirnya mengiyakan dan antusias untuk itu. Apa salahnya mencoba? Toh aku pun tak akan rugi. Malah dapat belajar banyak dan dapat pengalaman baru.

Kami bertujuh hectic persiapan. Minggu-minggu awal semuanya begitu bersemangat dan antusias. Mungkin karena saat itu semuanya masih dalam keadaan free. Belum ada kerjaan kantor yang begitu mendesak, belum ada kegiatan lain yang lebih penting. Dalam proses persiapan. Satu dua orang mulai sangsi dengan kegiatana yang akan kami lakukan, setelah menimbang banyaknya resiko yang mungkin akan kita hadapi nantinya. Tapi aku berusaha meyakinkan diri sendiri, dan mencoba menularkan ke optimisan itu, ini pasti bisa. Hanya butuh keyakinan dan kerja keras. Selama kita masih terus bersama, segala aral lintang pasti akan terlewati.

Toh, kegiatan yang lebih besar dengan kebutuhan dana yang jauh lebih besar serta banyaknya tekanan pernah aku lalui. Hanya bermodal nekat dan keyakinan. Alhasil semuanya sepakat untuk tetap maju dengan konsep awal yang pernah dibicarakan.

Memasuki minggu kedua, satu personil sudah mulai hectic dengan pekerjaan barunya, minggu berikutnya personil-personil yang lain pun sudah mulai hectic. Rutinitas wajib yang harus dilakoni. Tanggung jawab yang harus dituntaskan.

Semuanya masih aman, belum ada satupun yang keteteran. Meski beberapa orang sibuk, satu dua orang lain masih bisa mem back up (meski harus mengorbankan beberapa hal). Makin hari, kehectic-an itu makin menjadi-jadi. Tak ada masalah dalam hal itu. Masalahnya kemudian ada dalam diriku.

Aku merasa bersalah. Aku merasa tidak enak. Aku mah woles karena memang tidak memiliki rutinitas wajib, tidak ada tanggung jawab yang harus diselesaikan. Nah yang lain? Ditengah kesibukan mereka, mereka harus memikirkan kegiatan ini. Waktu free yang harusnya mereka gunakan setelah lelah bergulat dengan rutinitas digunakan untuk melanjutkan memikirkan project. Tak jarang rasa bersalah merasuki satu dua orang karena merasa tidak membantu banyak. Belum lagi teman yang harus multitasking mengerjakan pekerjaan kantor, dan menyelesaikan hal yang harus diselesaikan dalam project. Project yang awalnya dikonsep untuk senang-senang, jatuhnya malah “sedikit” membebani.

Sempat hampir menyerah. Apa ini diselesaikan sampai disini saja? Dan semuanya fokus ke rutinitas masing-masing tanpa harus terbebani dengan adanya project ini? Tapi melihat respon orang-orang yang begitu besar, bahkan dari pulau terjauh. Semangat itu terpompa kembali. Ah gak boleh melow, harus tetap tegar. Kita harus menyelesaikan apa yang kita telah mulai.

Ah terus semangat ya gengs. Jaga kesehatan dan semangat. Ada senyum bahagia anak-anak disana yang menanti kita. Ada banyak inspirator yang akan kita temui. Dan selalu ada Allah yang membersamai setiap niat-niat baik kita.
Ruang perenungan, 22:36 WITA.
05-02-17

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Serba Serbi 2024

Siang ini, 30 Desember, menepi dari segala keriuhan dan memilih nongkrong di sebuah kafe favorit di tengah Kota Makassar, mencoba memesan ma...