Rapuuuh
Malam ini aku melow
Andai dulu aku tak bersikukuh dengan ke
optimisanku, mungkin ini tak akan terjadi.
Andai dulu, aku mengikut saja dengan
banyaknya pertimbangan dari mereka, kejadiannya mungkin takkan jadi seperti
ini.
Sedikit kurunut dari awal. Project yang dicanangkan ini kusambut
dengan antusias. Aku bergitu tertarik dengan kegiatan-kegiatan sosial. Apalagi
menjalani kegiatan dengan mereka “Alteko”. Setelah kumpul membahas konsep,
akhirnya tercetus sebuah kegiatan di luar Makassar. Langkah untuk mewujudkan project tersebut dengan pencarian dana
secara profesional.
Aku yang selama ini hidupnya tidak pernah
serius, mendengar kerja profesional sedikit
canggung. Aku tak pernah benar-benar tau yang dimaksud kerja profesional. Berbagai kegiatan yang
selama ini kujalani dilalui dengan “rock
n roll”. Awalnya tidak srek, karena menurutku terlalu kaku, dan mungkin
karena tidak mengerti. Tapi setelah mendengar penjelasan aku akhirnya
mengiyakan dan antusias untuk itu. Apa salahnya mencoba? Toh aku pun tak akan
rugi. Malah dapat belajar banyak dan dapat pengalaman baru.
Kami bertujuh hectic persiapan. Minggu-minggu awal semuanya begitu bersemangat
dan antusias. Mungkin karena saat itu semuanya masih dalam keadaan free. Belum ada kerjaan kantor yang
begitu mendesak, belum ada kegiatan lain yang lebih penting. Dalam proses
persiapan. Satu dua orang mulai sangsi dengan kegiatana yang akan kami lakukan,
setelah menimbang banyaknya resiko yang mungkin akan kita hadapi nantinya. Tapi
aku berusaha meyakinkan diri sendiri, dan mencoba menularkan ke optimisan itu,
ini pasti bisa. Hanya butuh keyakinan dan kerja keras. Selama kita masih terus
bersama, segala aral lintang pasti akan terlewati.
Toh, kegiatan yang lebih besar dengan
kebutuhan dana yang jauh lebih besar serta banyaknya tekanan pernah aku lalui.
Hanya bermodal nekat dan keyakinan. Alhasil semuanya sepakat untuk tetap maju
dengan konsep awal yang pernah dibicarakan.
Memasuki minggu kedua, satu personil sudah
mulai hectic dengan pekerjaan
barunya, minggu berikutnya personil-personil yang lain pun sudah mulai hectic. Rutinitas wajib yang harus
dilakoni. Tanggung jawab yang harus dituntaskan.
Semuanya masih aman, belum ada satupun yang
keteteran. Meski beberapa orang sibuk, satu dua orang lain masih bisa mem back up (meski harus mengorbankan
beberapa hal). Makin hari, kehectic-an itu makin menjadi-jadi. Tak
ada masalah dalam hal itu. Masalahnya kemudian ada dalam diriku.
Aku merasa bersalah. Aku merasa tidak enak. Aku
mah woles karena memang tidak memiliki rutinitas wajib, tidak ada tanggung
jawab yang harus diselesaikan. Nah yang lain? Ditengah kesibukan mereka, mereka
harus memikirkan kegiatan ini. Waktu free
yang harusnya mereka gunakan setelah lelah bergulat dengan rutinitas
digunakan untuk melanjutkan memikirkan project.
Tak jarang rasa bersalah merasuki satu dua orang karena merasa tidak membantu
banyak. Belum lagi teman yang harus multitasking
mengerjakan pekerjaan kantor, dan menyelesaikan hal yang harus diselesaikan
dalam project. Project yang awalnya
dikonsep untuk senang-senang, jatuhnya malah “sedikit” membebani.
Sempat hampir menyerah. Apa ini diselesaikan
sampai disini saja? Dan semuanya fokus ke rutinitas masing-masing tanpa harus
terbebani dengan adanya project ini? Tapi
melihat respon orang-orang yang begitu besar, bahkan dari pulau terjauh.
Semangat itu terpompa kembali. Ah gak boleh melow, harus tetap tegar. Kita
harus menyelesaikan apa yang kita telah mulai.
Ah terus semangat ya gengs. Jaga kesehatan
dan semangat. Ada senyum bahagia anak-anak disana yang menanti kita. Ada banyak
inspirator yang akan kita temui. Dan selalu ada Allah yang membersamai setiap
niat-niat baik kita.
Ruang
perenungan, 22:36 WITA.
05-02-17
Tidak ada komentar:
Posting Komentar