Senin, 27 Februari 2017

Bosang Fun Race



Rapuh, tidak konsisten, dan tidak lagi menjaga komitmen!!!
Pertahanan akhirnya jebol. Komitmen untuk menulis tiap hari pun hanyalah wacana.
Setelah beberapa hari tak menulis. Ijinkan aku menebuh kesalahan dengan curhat panjang lebar. Hahahaha
Dengan alasan kehabisan topik untuk menulis, alasan yang terlalu klise untuk membenarkan kemalasan yang beberapa hari begitu menganggu.

Kali ini saya akan bercerita tentang kegiatan yang mengisi sabtu ceriaku. Keliatan banget kan malasnya. Kegiatannya sabtu, nulisnya baru senin. Hikz :’(

#Bosangfunrace. Lomba yang diadakan oleh salah satu toko kue, milik salah seorang Artis. Bosang Cake yang diprakarsai oleh Ricky Harun. Jadi kegiatan bosang fun race ini di ramu dalam bentuk lomba atau lebih tepatnya namanya games. Berkeliling ke titik-titik wisata yang ada di kota Makassar. Dalam caption pamflet yang tersebar games ini membantu Ricky Harun mengenali spot-spot kuliner dan wisata yang ada di Makassar, dimana Kirun lagi berkunjung ke Kota Makassar. Dan pemenangnya mendapat kesempatan untuk liburan sehari di Malino bersama tim dan Ricky Harun. Itu sekilas penjelasan mengenai kegiatan Bosang Fun Race.
Selanjutnya saya akan bercerita mengenai kegiatan Bosang Fun Race. Ini bukan kali pertama saya mengikuti kegiatan semacam ini. Pertama dan kedua kali dalam kegiatan Jelajah Kota Daeng yang diadakan oleh MPAS Maestro FBS UNM, kedua kegiatan Running Book yang diadakan oleh Penyala Makassar. Kegiatannya mirip, sama-sama menjelajahi kota Makassar. Kalo JKD bertajuk orientering kota, Running Book berfokus untuk menjelajahi titik literasi yang ada di Kota Makassar. Sama-sama berjalan dan menjelajah. Lalu bedanya apa? JKD dan Running book saya berpartisipasi jadi panitia. Di Bosang Fun Race ini untuk kali pertama menjadi peserta.
Dimulai dengan foto bersama di depan outlet Bosang Cake di Jl.Ratulangi dan dilanjutkan pembagian clue kepada setiap tim. Saya, Dani dan Yaya yang terdaftar sebagai satu tim dari komunitas Sahabat Indonesia Berbagi (SIGi) mendapat clue pertama yang bergambarkan mesjid dan pantai. Kami bisa langsung menebak, itu pasti mesjid terapung. Tak membutuhkan waktu lama, kami langsung berlari, menyusuri Jl. Ratulangi lalu belok ke Jl.Mappanyuki. kami terus berfikir jalan pintas untuk segera sampai ke pantai. Masih terlalu semangat dan kuat untuk berjalan dan berlari. Hingga belum terlalu agresif untuk meminta tumpangan. Kami berlari menyusuri jl. Mappanyuki, terus ke jl.Garuda, jl.Rajawali hingga tembus ke jl.Penghibur. satu dua mata menatap kami keheranan, berlarian dibawah panas terik. Sekitar 100 meter sebelum tiba di mesjid terapung, kami bertemu dengan 2 tim lain. Kami semakin cepat berlari agar bisa segera sampai di pos 1. Di pos 1 masing-masing tim mendapat instruksi untuk foto di tiga patung (Ranggong dg.Romo, Maipa Deapati dan patung Ramang). Setelah groufie kami kembali berlari ke pos panitia untuk menunjukan foto groufie sebagai tiket untuk mendapat bendera dan clue selanjutnya.
            Selanjutnya kami mendapat clue, dalam kertas menunjukkan tiga kata kunci (Nama jalan, Pusat kuliner, Romeo dan Juliet Makassar). Kami menebak jalan yang di maksud jl. Maipa atau jl. Datu Museng. Ternyata yg tepat adalah jl. Datu Museng. Kami berlari menuju jalan yang di maksud. Di depan makam Datu Museng berdiri 2 orang panitia, dengan satu tim yang sudah tiba duluan. Kami diminta untuk masuk berdoa di makam Datu Museng. Setelah itu baru mendapat arahan selanjutnya. Kami diminta untuk menunjukkan yel-yel baru mendapatkan clue pos selanjutnya beserta bendera dari pos 2. Clue pos selanjutnya berupa gambar dengan kata yang dicoret. Layaknya gambar dalam games parampa. Tempat yang dimaksud adalah taman macan. Setelah groupie bareng panitia kami lanjut berlari. Sempat berdebat untuk memilih jalan pintas, atau jalan umum dengan kemungkinan mendapat tumpangan. Berlari sekita 3 km ternyata sudah menguras banyak tenaga. Akhirnya yang kami pilih adalah jalan pintas. Jl. Datu Museng belok ke Jl. Daeng Tompo lalu keluar di jl. Hasanuddin. Nah di jl.Hasanuddin kami melihat tim dari Celebes Adventure mendapat tumpangan mobil kijang, didepan kami sekitar 50 meter terlihat anak Jalan Jalan Seru (JJS) berlari menuju taman Macan, tiba-tiba melintas sebuah truck. Kami meminta tumpangan namun posisi truck yang berada di tengah jalan tak bisa serta merta berhenti. Truck berhenti pas di posisi anak JJS, kami pun berlari menuju lokasi truck berhenti. Dengan tawa yang pecah dan kesigapan kami manjat naik ke truck. Meski taman macan sudah kelihatan di depan mata. Sekitar 500 meter lagi sampai, namun dengan menggunakan truck setidaknya mampu untuk menghemat tenaga dan bisa sampai lebih cepat.
Pos 3 taman macan. Di pos ada 2 orang panitia yang menjaga. Kami dapat instruksi untuk lari keliling segitiga, terus jalan menggunakan bakiak mengelilingi air mancur. Barulah setelah itu mendapat bendera dan dapat clue. Eits, tapi di pos ini gak bisa langsung lari setelah mendapat clue. Cluenya adalah mesjid yang berada di jl. Lombok. Kami diwajibkan menggambar dulu, dari titik star menuju ke tujuan. Nah, karena gak ada aturan yang melarang kita membuka maps, jadi kami membuka maps dan dengan cekatan menggambar lokasi yang di maksud. Setelah selesai, kami disuruh untuk melanjutkan perjalanan dengan membawa bekal peta lokasi yang sudah kami gambar. Tak ada jalan lain selain berlari, lokasi yang dimaksud bulan jalan umum, jadi kemungkinan mendapat tumpangan kecil. Kami akhirnya berlari melalui jl.Balaikota. rasa letih pun telah menghinggapi. Kami lebih sering berhenti ketimbang berlari. Untuk mendapat jalan pintas kami harus masuk di Polrestabes lalu tembus di jalan belakang polres. Di warung belakang Polres terlihat banyak polisi-polisi nongkrong. Kami bertanya jalan menuju jalan lombok yang tercepat, awalnya pengen modus biar dianterin, tapi ternyata rasa malu masih jauh lebih besar. Ketahuan banget sih speknya, padahal di google map sudah akurat banget jalannya. Hahaha.
Kurang lebih setengah jam perjalanan kami sudah tiba di pos 4, mesjid Sa’id. Ini salah satu mesjid tertua yang ada di kota Makassar. Nah di Mesjid Sa’id ini panitia yang jaga kebetulan duo SIGi, Kak Accul dan Pipi. Halaman mesjid yang cukup luas dengan bangunan mesjid yang sudah tua. Kami istirahat sejenak, menuntaskan dahaga lalu lanjut yel yel. Setelah yel yel kami kembali groufie lalu dapat bendera dan mendapat clue ke pos selanjutnya. Tempat selanjutnya yang dituju adalah Makam Diponegoro di jl.Diponegoro. Setelah memastikan anggota tim siap untuk melanjutkan perjalanan, kami akhirnya berlari menuju jl. Diponegoro. Pucuk dicinta, disaat kaki pegal tak karuan tiba-tiba ada ibu-ibu yang melintas. Rasa malu pun ditanggalkan. Kami meminta tumpangan. Dan ibunya baik banget mau memberi tumpangan. Saya dan Yaya bonceng tiga dengan si ibu. Eh baru sekitar 100 meter motor melaju, si ibu ngomong kalo mau singgah beli mie terlebih dahulu. Oh ya udah bu, gapapa. Kami nunggu kok. Hitung-hitung menghemat tenaga. 5 menit berlalu, si ibu belum juga keluar, 7 menit hingga 10 menit barulah si ibu kelihatan keluar bersama motor putihnya. Saya dan Yaya dengan sigap naik di belakang si ibu. Kebetulannya lagi rumah si ibu dengan makam Diponegoro searah, jadi kami diantar hingga ke depan gerbang makam. Dani yang jalan kaki sendirian disaat yang bersamaan pun sampai.
Pos 5, makam Diponegoro. Kami tiba bersamaan dengan tim Celebes Adventure. Tapi karena di dalam sudaha da satu tim yang tiba duluan, kami diminta untuk menunggu hingga tim sebelumnya selesai melaksanakan tugas. Beberapa menit kemudian, kami sudah dipanggil untuk masuk. Ke lokasi eksekusi *eh. Kami disuruh untuk memecahkan puzzle yang berisikan gambar bosang fun race. Setelah itu baru bisa mendapat clue selanjutnya. Lumayan lama juga menuntaskan puzzle yang ada, padahal gambarnya ada di sticker yang telah dibagikan sebelumnya di starting point. Namun lagi-lagi karena kelelahan, hal itu ternyata tak begitu mudah diselesaikan. Setelah 5 menit berlalu dan akhirnya selesai. Kami mendapat clue selanjutnya yang bertuliskan tulisan lontara’ yang menunjukkan lokasi yang di maksud adalah pelabuhan Paotere. Tak lupa, sebelum meninggalkan lokasi kami groufie lagi. Setelah groufie kami melanjutkan perjalanan ke Pelabuhan Paotere. Keluar dari gerbang Makam Diponegoro, kami mencari orang yang bisa kami tempati untuk bertanya. Nah ini lagi-lagi modus, awalnya bertanya, akhirnya minta dianterin. Hahahaha.
Namun, niat untuk mencari orang untuk mengantar kami urungkan. Kami berjalan menyusuri jalan yang tercepat berdasarkan bantuan google map. Meski di kepala pikirannya gimana caranya untuk mendapat tumpangan ke Paotere. Sudah drop duluan melihat jarak yang lumayan jauh. Berjalan sambil berdoa dalam hati agar diberi rejeki. Tak lama melintas mobil open cup. Akhirnya kami menghadang untuk meminta tumpangan. Alhamdulillah, lagi-lagi bertemu orang baik. Kami diberi tumpangan menuju ke terowongan. Karena si bapak ingin belok masuk ke tol. Sedangkan pelabuhan paotere belok kiri ke arah yang lain. Mendengar hal itu, Yaya melancarkan aksi, mengajak bapak sopir dan kernetnya mengobrol, sesekali menyelipkan gombalan. Dan akhirnya bapak supir pun luluh, mungkin juga kasian melihat muka-muka memelas kami. Bapak supir bersedia mengantar menuju ke Pelabuhan Paotere. Di pembelokan menuju pelabuhan, terlihat (lagi) anak Celebes Adventure baru turun dari mobil yang ditumpanginya. Kami akhirnya memanggil untuk ikut menumpang di mobil yang kami tumpangi. Eh gilaaak, naik mobil aja lebih dari 5 menit menuju ke pelabuhan, gimana kalau jalan ya? Hahahaha
Pos 6 pelabuhan Paotere. Salah seorang penjaga pos lagi lagi bertemu dengan panitia yang sudah akrab banget dengan kami, putri salju dari SIGi, siapa lagi kalo bukan Nulooocan. Instruksi pertama kami disuruh selfie dengan salah satu objek yang ada di Paotere lalu diminta untuk menceritakan kenapa selfie dengan objek tersebut, lalu diminta untuk groufie kemudia di upload di sosial media. Setelah lolos beberapa tahap itu, kami selanjutnya diberikan clue. Clue dalam bahasa Inggris, tiba-tiba mereka menyodorkan kertas itu kepada saya. Deg-degan mengartikannya, takut salah mengartikan, nanti ketahuan banget begonya, padahal sarjana Bahasa Inggris. Hahahaha. Dari beberapa kata saya bisa langsung menebak kalo tempat yang di maksud adalah jl.Korban 40.000 jiwa. Panitianya pun langsung mengiyakan dan menyuruh kami untuk lari. Dalam perjalanan baru ngeh kalo yang di maksud dalam sepucuk kertas tersebut adalah monumen korban 40.000 jiwa. Kembali kami membuka map untuk mencari jalan tercepat. Namun bukannya mendapat jalan tercepat, yang ada shock duluan melihat jaraknya yang lumayan jauh. More than 3 km. Satu hal yang harus kami lakukan adalah meminta tumpangan. Tapi saya terlebih dahulu meminta ijin untuk membeli cemilan. Perut kontraksi. Baru ingat tidak sarapan sebelum berangkat, dan sudah jam 11. Setelah melewati perjalanan panjang dan hanya mengisi perut dengan air seadanya. Saat keluar dari Alfamart, saya sudah melihat Yaya berada di atas motor. Dani menungguiku dan bertanya keadaanku. Aman kok, yuk lanjut jalan. Masih kuat kok jalan, ngomong sambil ngemil. Berkali-kali saya menoleh ke belakang untuk melihat peluang untuk menumpang. Sempat menghadang bapak yang naik motor tapi bapaknya enggan singgah, karena terlalu fokus melihat kebelakang saya tak sadar kalau ada motor yang melaju dari depan, tedodet ketabrak deh akhirnya. Untung gak sampai ada drama jatuh, lalu ditolong sama cowok ganteng dan dianterin ketujuan. Orang yang nabrak boro-boro minta maaf, yang ada malah senyum. Tak lama kemudian, datanglah pick up sang penyelamat. Saya dan Dani meminta tumpangan kemanapun bapak itu mau pergi. Disitu kami akan turun. Dan Alhamdulillahnya bapaknya ingin ke jalan Urip, jadi kami diturunkan di depan jl. Pongtiku. Oh iya, di pasar Pannampu yaya sudah bergabung dengan kami. Karena motor yang ditumpanginya sudah belok ke arah rumahnya.
Setelah diturunkan di jl. Pongtiku dan kami telah mengucapkan terimakasih kami melanjutkan perjalanan menuju ke Monumen, tiba-tiba datang kakak yang menjelang tua, dan dengan senang hati memberikan kami tumpangan dan bersedia mengantar sampai di gerbang monumen, lalu kembali menjempu Dani.
Pos 7. Monumen korban 40.000 jiwa. Ini merupakan pos terakhir. Gamesnya mengisi teka teki silang. Lalu melanjutkan yel yel dan foto groufie (lagi). Di pos terakhir kami disuguhi minuman penghilang dahaga. Penjaga pos terakhir pun kebetulan orang yang kami kenal, namanya kak Aan, salah satu anggota komunitas Iguana, yang juga merupakan anak SIGi, kak Aan pernah ikut funtrip bareng SIGiers di Lembah Lohe. Jadi hubungan kami lumayan akrab. Setelah menyelesaikan semua tantangan kami diberikan bendera.
Saya berteriak kegirangan. Yes akhirnya selesai, bisa naik angkot atau gocar nih baliknya. Ternyata eh ternyata selesainya dihitung dari titik start, bukan dari pos terakhir, yang artinya harus tetap survive hingga ke starting point. Okelah kalo begitu, no problemo!!. Setelah berpamitan, kami melanjutkan perjalanan ke jalan raya, banyak mobil open cup yang lewat tapi tak satupun yang bersedia memberi tumpangan, karena arahnya berbeda hahaha. Di depan kami nampak tim dari JJS, mereka semua tampak kelelahan. Tiba-tiba ada taksi yang lewat, mereka menghentikan taksi tersebut dan memanggil kami untuk ikut gabung. No way! Itu melanggar aturan. Kami memperingati kalo itu tidak boleh, karena aturannya harus numpang bukan menggunakan transportasi umum. Mereka yang sudah membuka pintu taksi pun membatalkan untuk naik. Kami berjalan meninggalkan, mereka tak kehabisan akal. Ketika angkot lewat, kembali mereka menghadang. Yaya yang ikut technical meeting geram, akhirnya membuat video mereka menggunakan angkutan umum. Meskipun pada akhirnya baru terungkap kalau ternyata mereka meminta tumpangannya pada angkot hahaha.
Saya, Dani dan Yaya terus berjalan hingga menembus jl. Urip. Di Jl. Urip baru kami melancarkan jurus meminta tumpangan. Mobil sampah pun tak lolos dari tempat kami meminta tumpangan. Barulah di pertamina dekat pasar Terong kami mendapat tumpangan dari mobil pengangkut tripleks. Mobil itu membawa kami sampai di Veteran Utara. Setelah itu kami turun dan melanjutkan perjalanan sekitar 100 meter kami mendapat tumpangan lagi dari mobil open cup yang baru memuat pasir. Sekitar 500 meter kami diturunkan lagi karena mobilnya sudah sampai di tujuan. Kami lanjut jalan kaki. Di depan RS Khadijah, kami meminta tumpangan lagi di mpbil open cup yang penumpangnya baru selesai check up. Muatannya pun berisi perlengkapan bayi. Kami akhirnya meminta diturunkan di jl. Singa. Kami menyeberang jalan. Sesekali menengok ke belakang untuk meminta tumpangan (lagi). Tak ada mobil pribadi atau motor yang bersedia memberi tumpangan. Tapi kami tak putus harapan. Kami terus mencoba untuk meminta tumpangan. Hingga akhirnya mobil open cup pengangkut gorong-gorong menjadi mobil terakhir yang kami tumpangi sebelum tiba di outlet Bosang. Wuah alhamdulillah ya, akhirnya sampai juga.

Quote : Dalam sebuah lomba atau games yang terpenting adalah menikmati setiap momentnya, persoalan juara atau tidak itu hanyalah sebuah bonus. Satu kebanggaan karena kita sudah juara telah mampu menjaga integritas hingga akhir. Dalam perjalanan sehari ini mengajarkan kita banyak hal, dalam keadaan susah kita akan dihadapakan pada dua pilihan, kreatif mencari jalan, atau curang memanfaatkan kesempatan. Tak hanya itu, perjalanan sehari ini mengajarkan kita tentang kekompakan, saling membantu dan tentunya semakin mengenali objek-objek yang “menjual” yang ada di kota Makassar. Bonusnya muka gosong dan jerawat dimana-mana. Hahaha
Sekian cerita Bosang Fun Race kali ini. Semoga besok kembali bisa konsisten untuk menulis.
Makassar, 27-02-2017
22:29 WITA
Menyisakan foto-foto









Rabu, 22 Februari 2017

J-O-G-J-A

Picture taken from google
Jogja
Tak hanya namanya yang istimewa
Setiap sudut begitu istimewa
Setiap kenangan begitu istimewa
Setiap tempat begitu istimewa
Setiap orang-orangnya begitu istimewa

Entah sejak kapan
Entah alasan apa
Tak ada celah untuk tidak mencintai Jogja
Jogja seperti rumah tempat yang selalu dirindukan untuk kembali, lagi dan lagi

Dari masa ke masa
Perubahan demi perubahan yang terjadi
Orang yang datang silih berganti
Tak pernah setitik pun berubah kecintaanku kepada kota ini, kota Jogjakarta
Kota istimewa. Kota yang telah mengukir banyak kisah. Merangkai banyak puing puing kenangan.

Semoga kelak. Beberapa bulan kemudian. Bisa menetap di kota ini. Bisa menikmati setiap detik keramahan kota ini. Bisa bersua dengan jutaan bintang yang kemilau. Dan bisa kuliah di kota Impianku ini.

Selasa, 21 Februari 2017

Hidup penuh kepura-puraan.

Stop membodohi diri dengan kepura-puraan. Hidup tak sepalsu itu kawan. Setiap detik yang kita lalui begitu berharga. Setiap detik yang kita lalui takkan pernah terulang. Hadapi dan nikmati. Hayati dan renungi. Jangan mau terbelenggu dengan PENILAIAN orang lain.


Berpura-pura itu butuh banyak tenaga kawan. Menguras banyak pikiran. Mengorbankan perasaan. Membelenggu hati. Kita pantas bahagia dan tertawa. Kebahagiaan milik kita. Kita pantas merdeka atas kehidupan yang kita jalani dan miliki.


Hidup tak sekejam itu kawan. Harus mengorbankan diri sendiri hanya untuk melihat rona bahagia di wajah orang lain. Hidup tak sepalsu itu kawan, harus penuh kepura-puraan agar bisa diterima. Bahagia itu kita yang rasa, bukan dari penilaian orang lain.


Ke "apa adaan" bukankah menjadi jalan untuk menyeleksi secara alamiah siapa teman-teman yang benar-benar tulus? Dab siapa yang berteman penuh dengan kepura-puraan?


Hidup tak sebercanda itu kawan. Harus berpura-pura ketawa meski hati menjerit. Harus selalu tersenyum padahal hati menangis. Kita bukan malaikat kawan. Yang harus selalu terlihat baik. Kita bukan ibu peri yang bisa membahagiakan semua orang. Kita mungkin bisa membohongi orang lain. Tapi sekali-kali kita takkan pernah bisa membohongi diri sendiri.


Dewasa tak sedrama itu kawan. Tak perlu pura-pura baik hanya untuk dianggap sebagai orang baik. Tak perlu pura-pura tersenyum kalau kondisi memang lagi bersedih. Tak perlu banyak memendam. Ungkapkan! Mengungkapkan tak berarti sebuah kejahatan, bukan?


Berpura-pura menguras banyak tenaga, energi dan memutus banyak urat-urat. Hingga penuaan dini pun terjadi.
Oops apaan sih.
Abaikan tulisan random ini hihihi

Senin, 20 Februari 2017

Berdiri di kaki sendiri


Pada akhirnya, memang harus tegar, harus kuat untuk berdiri di kaki sendiri. Ya jelaslah berdiri di kaki sendiri, berdiri di kaki sendiri aja sering merasa kelelahan, apalagi kalo harus berdiri di kaki orang lain, CAPEEK CYIIIN.

Harapan. Yah, harapan adalah sumber penderitaan. Sumber segala macam kesakit-hatian. Bagaimana gak, harap yang sudah kita simpan begitu apik, sudah kita percayakan kepada seseorang, ternyata mampu melululantahkan segala macam pertahanan. Harapan selalu saja membawa kecewa.

Jadi? Sudah tau kan salah satu hal agar gak kecewa? Stop berharap. Do it by yourself. Believe yourself. Pada satu masa, kita harus tegar untuk mengambil sikap. Kuat untuk percaya diri, bahwa segala sesuatu harus mampu kita pelajari, segala sesuatu harus kita handle sendiri. Karena orang yang kita harapkan bisa saja sewaktu-waktu meninggalkan tanpa permisi.

Belajar mengelola ekspektasi, karena marah pun tak akan ada gunanya. Hanya akan memperkeruh suasana. Jadi lebih baik untuk menahan, menanggungnya sendiri. Menghadapi dengan senyuman. Lalu berusaha menganggap semuanya masih baik-baik saja. Menekan ego, belajar untuk memahami hany agar semua keliatan baik-baik saja Hihihi

Keadaan atau ketiadaan seseorang hanyalah untuk memenuh hasrat egoisme kita semata. Toh kita memang harusnya saling memahami. Tak semua orang punya usaha yang sama dengan yang kita miliki. Untuk selalu ada. Karena setiap orang punya prioritas masing-masing.

Minggu, 19 Februari 2017

Terjebak dewasa

"Adik-adik disini ada yang punya cita-cita?", begitu kata-kata kak Uni mengawali kelas sharing mimpi pada pertemuan terakhir kelas Carakde Adyaksa. Semua adik-adik mengacung.

Saya malah kepikiran kakak-kakaknya, jangan-jangan kakak-kakak yang ada didepan malah gak percaya lagi akan arti sebuah cita-cita hihihi



Nah karena semua adik-adik ngacung, tibalah giliran kak Uni untuk bertanya kepada satu dua anak "apa cita-citanya". Ada yang menjawab ingin jadi polisi, dokter, tentara, astronot dan juga pemadam kebakaran. Cita-cita yang mulia diiringi dengan tepukan tangan tanda takjub akan sebuah mimpi besar yang ingin digapai adik-adik. Cita-cita kebanyakan kita sewaktu kecil.


Tiba-tiba saja dibarisan belakang ada kak Oji yang tiba-tiba nyeletuk. "Saya juga mempunyai cita-cita seperti itu kok dek waktu kecil, tapi sekarang cita-citanya mah kerja apa aja yang penting menghasilkan uang". Hahahaha. Pernyataan kak Oji disambung dengan tawa oleh kakak-kakak yang mendengarnya. Begitu kerasnya kehidupan orang dewasa ya hihihi


Tetap semangat ya dik. Nikmati masa kecilmu, bermain, tertawa, bertengkar lalu baikan lagi. Jangan buru-buru ingin seperti kakak-kakak yang katanya sudah dewasa. Masa dewasa itu jebakan dik. Terjebak kesibukan, terjebak rutinitas yang monoton, terjebak kepalsuan dan sandiwara, terjebak rasa dan terjebak masa lalu, oops.


Keep your dreams well. Belajar terus ya dik agar kelak suatu hari nanti kalian bisa mewujudkan segala mimpi dan cita-cita yang hari ini kalian lantunkan.

Bonus foto bersama terakhir di kelas Carakde Adyaksa
Di foto ini kelihatan muka lugu dan polos, dan juga muka-muka penuh beban hahaha

Sabtu, 18 Februari 2017

One step closer



Bahagia jangan berlebihan, bersedih pun secukupnya. Semua akan berlalu pada waktunya.

Nothing forever. Semua akan berlalu dan semua akan terlewati, entah itu sebuah kesedihan ataupun kebahagiaan. Seperti layaknya hari ini. Hari yang telah dipersiapkan selama beberapa bulan. Dengan banyaknya drama. Ketersinggungan emosional, kesibukan yang bejibun, drama air mata dan keterbaperan. Alhamdulillah hari ini pun berlalu. Berakhir dengan senyuman dan kelegaan. Hari ini, dan proses selama beberapa bulan kemarin memberikan banyak sumbangsi pelajaran hidup yang tak bisa dirupiahkan. 

Success : achievement of your aims, fame, wealth. Sukses. Yes. Alhamdulillah hari ini berjalan sukses. Apa yang diusahakan membuahkan hasil yang mengagumkan. Dengan segala keterbatasan project yang kita bangun bersama bisa kita selesaikan bersama-sam. Untuk pengalaman pertama dan estafet awal ini sudah merupakan progress yang besar. Sebuah keberanian untuk melawan keterbatasan. Sebuah kenekatan untuk menerobos kesulitan. Saya selalu yakin ketika kita bersama. Tak ada yang tak mungkin kita lewati. Bukankah kita hadir untuk saling melengkapi dan menguatkan?

Keep on fire gengs. Selamat menikmati akhir pekan. Selamat menikmati tidur nyenyak dan liburan. Sebelum hari-hari menegangkan itu datang. Hihihih

Love ya gengs :*. The Alteko’s. Dan seluruh peserta Try Out CAT CPNS yang diadakan oleh LKP Panrita. Sampai berjumpa di project selanjutnya.

Penutupan Kelas Carakde

Time flys fast. Mengukir banyak kisah, merangkai banyak cerita. Tak terasa kita akan sampai di titik akhir dari sebuah pertemuan.
.
.
Banyak tawa dan bahagia yang tercipta disini. Banyak pelajaran yang kami serap ditempat ini. Canda tawa dan kerianganmu dik adalah sumber semangat bagi kami. Membuat kami selalu merindukan hari minggu tiba, bersua dalam keceriaan dan kebersamaan.
.
.
Iuran tenaga dan waktu tak ada apa-apanya dibanding dengan pelajaran hidup yang kalian berikan. Pengalaman yang terukir selama beberapa bulan adalah sebuah kebahagiaan yang tak bisa dirupiahkan.
.
.
Sampai ketemu besok ya di penutupan Carakde Adyaksa.

Kamis, 16 Februari 2017

Memahami dan dipahami



Tak mungkin secepat itu kau lupa, pertemuan kita yang begitu indah.

Kau mengagumiku, akupun menggilaimu.

Detik waktu yang berlalu begitu cepat merubah banyak hal. Kau yang dulu kukagumi, kau yang dulu menggenggam erat tanganku, kau yang selalu rela mengobrol banyak hal random denganku. Kini kau telah pergi dengan meninggalkan banyak luka.

Aku tak menyangka secepat ini, kenyamanan yang dulu kita rasa kini hilang dan lenyap. Kebahagiaan yang dulu melambungkan kita keangkasa kini raib ditelan masa. Aku bukan lagi rumah tempatmu kembali, aku bukan lagi tujuan yang kau usahakan, aku bukan lagi bait yang kau lantunkan dalam doamu.

Kesibukan menenggelamkanmu dalam keriuhan. Aku dan kau yang dulu tak pernah melewatkan semenit pun untuk saling menguatkan, kini menyapapun rasanya sudah enggan. Aku bukan lagi prioritasmu. Impian yang pernah kita bangun bersama kini menjadi kenangan. Kau telah pergi. Meninggalkan banyak lara, menghapuskan banyak harap.

Apa aku tak pantas lagi kau perjuangkan? Apa sudah ada orang lain yang lebih mampu memberimu kenyamanan dan rasa aman? Apa kenangan yang pernah begitu indah sudah kau kubur?

Aku masih memiliki asa untuk mewujudkan segala angan yang pernah kita rangkai. Aku menginginkanmu untuk tetap bersamaku. Berjuang dan saling menguatkan. Berjuang itu butuh kedua belah pihak sayang. Kalau cuman aku yang berjuang sedang kau memilih untuk menyerah, aku tak akan pernah tau sampai kapan aku bisa bertahan.

Aku masih memakai pola harusnya. Harusnya kau masih bersamaku. Menjalani hari-hari indah bersamaku. Menikmati setiap detik indah denganku. Ah harusnya aku lebih mampu untuk memahamimu. Bukan melambungkan ego untuk dipahami. Ah harusnya kita bisa saling memahami.

Serba Serbi 2024

Siang ini, 30 Desember, menepi dari segala keriuhan dan memilih nongkrong di sebuah kafe favorit di tengah Kota Makassar, mencoba memesan ma...