Setidaknya
sudah tiga tahun terakhir ini, setiap ingin menulis refleksi akhir tahun selalu
saja merasa bahwa waktu berjalan dengan sangat cepat. Masih teringat jelas memori
dan rasanya menulis refleksi akhir tahun 2020, masih teringat jelas rasa saat
menulis resolusi 2021, rasanya baru kemarin sore, tau-taunya sekarang sudah
berada di penghujung tahun 2021. Entah karena
setiap harinya melakukan kegiatan yang berfaedah hingga waktu tidak begitu
terasa atau karena memang ada percepatan waktu hahaha.
Tahun
2021, tahun yang banyak sekali belajar. Belajar ikhlas, belajar menerima,
belajar merasa cukup. Begitu banyak keinginan yang tidak tercapai, tapi dibalik
semua itu ternyata begitu banyak hal pula yang didapatkan, rangkaian hal-hal
kecil hingga besar yang tidak pernah terpikir sebelumnya. Tuhan, engkau sangat
tahu apa yang aku inginkan, tapi engkau pun jauh lebih tahu apa yang
kubutuhkan. Berada di titik "nrimo" segala hal terbaik yang
sudah digariskan Tuhan bukanlah sesuatu yang mudah, banyak pergulatan pikiran
dan emosi, mempertanyakan kenapa begini kenapa begitu, hingga akhirnya pasrah
dan berserah baru bisa memahami bahwa ternyata segala sesuatu tepat waktu,
segala sesuatu akan hadir di saat kita sudah dianggap siap untuk menerimanya.
Tuhan,
terima kasih atas nikmat sehat, keluarga yang sehat, keluarga yang harmonis,
waktu luang, teman-teman yang baik, rejeki yang cukup yang telah engkau
anugerahkan sepanjang tahun 2021.
Kilas
balik 2021
Awal
tahun melepaskan salah seorang teman
baik untuk berangkat ke kota tempatnya bertugas. Pada detik itu juga aku
menyadari bahwa sudah saatnya untuk menerima bahwa kita memang sudah masuk fase
“dewasa”. Kebersamaan dengan teman-teman untuk sekadar have fun dan
haha hihi ada masanya. Setiap kita bergerak, setiap kita bertumbuh, setiap kita
mengalir mengikuti arus kehidupan, bermuara ke suatu cita yang kita angankan,
menemukan jalan hidup kita masing-masing. Dan pada akhirnya kenangan hanya akan
menjadi sebuah kisah yang dibalut dengan indah dalam ingatan. Pada akhirnya kita
akan memilih jalur kesuksesan kita masing-masing.
2021
merupakan tahun di mana aku menghabiskan cukup banyak waktu di Panrita. Ketika aku
flashback beberapa bulan di tahun 2021 kuhabiskan untuk beraktivitas di
Panrita. Sejak awal tahun saat Panrita merayakan syukuran 4 tahun sejak saat
itu pula aktivitas di Panrita dimulai hingga akhir tahun. Berbagai kelas
berjalan dengan lancar, mempertemukan dengan banyak orang dengan berbagai
karakter, menyaksikan perjuangan, gelak tawa, kesedihan, tangis haru, kegagalan
hingga keberhasilan satu persatu siswa.
Tahun
2021 banyak pelajaran dan pengalaman yang kudapat di Panrita. Semua kelas
berjalan dengan lancar meski pasti tetap ada kendala. Agenda buka puasa bersama
Panrita, berangkat ke Palopo untuk program kerjasama dengan Universitas
Muhammadiyah Palopo, program kerjasama online dengan IAIN Pontianak, staycation
pasca program kelas intensif, staycation pasca program kelas SKB,
liburan tim ke Bulukumba, hangout di pantai dan tak terhitung banyaknya kesempatan
main-main di Panrita. Kalau dilihat-lihat lagi, bergabung di Panrita adalah
sebuah pilihan yang sangat kusyukuri, benar-benar merasakan work-life
balance. Setiap selesai satu program yang cukup menguras tenaga dan
pikiran, kami selalu mengagendakan untuk mewaraskan pikiran dengan liburan atau
setidaknya staycation. Semoga tahun depan bisa terus berlanjut work-life
balancenya dan bisa jauh lebih baik.
Tahun
2021 aku kembali mencoba untuk bergabung dalam sebuah komunitas, aktivitas yang
sangat menyenangkan bagiku beberapa tahun silam. Masuk ke komunitas menyadarkanku
satu hal bahwa “setiap orang ada masanya, setiap masa ada orangnya”. Dalam kegiatan
komunitas tersebut aku bertemu banyaaak sekali anak-anak muda dengan semangat
masa mudanya, anak-anak muda yang memiliki rentan umur yang berbeda 4 hingga 10
tahun dariku, menyadarkanku bahwa aku ternyata tidak muda lagi dan akhirnya
harus merasa cukup bahwa sudah waktunya "pensiun" sebagai follower
di komunitas. Saatnya untuk reborn sebagai inisiator dan penggerak bukan
lagi pengikut.
Tahun
2021, tahun di mana aku menyaksikan banyak perubahan fase teman-teman.
Perubahan status dari jomlo menjadi menikah, menjadi suami/istri, menjadi
ibu/bapak, tapi yang masih tetap jomlo juga tetap ada sih hahaha, tenang kita
sama kok hahaha.
Tuhan
sangat tahu apa yang kubutuhkan, ternyata hingga akhir 2021 aku menyadari bahwa
ada banyak titik dalam hidupku yang tidak seragam dengan manusia kebanyakan. Hingga
akhir 2021 aku masih bahagia dan berlapang dada dengan pekerjaan yang tidak
tetap, yang penting tetap bekerja dan berpenghasilan, ternyata hidup dalam
ketidakpastian itu menyenangkan, banyak deg-degan dan pergulatan emosinya dan
itu cukup membahagiakan.
Kebiasaan
baik selama 2021 yang kulakukan yakni konsisten menulis catatan syukur selama
satu tahun penuh, hal tersebut banyak merubahku secara pola pikir. Aku lebih bisa
melihat segala sesuatu dari sisi baiknya sebelum judging, aku lebih bisa
mensyukuri hal-hal kecil setiap harinya. Dan memang benar kata Kak Ayu Kartika
Dewi “otak itu seperti itu, harus dilatih. Jika kita melatih otak kita untuk selalu
bersyukur maka kita akan mudah bersyukur meski untuk hal-hal kecil, jika kita
terbiasa mengumpat dan berpikir negatif maka itu juga yang akan terlatih”. Semoga
kebiasaan baik ini terus berlanjut di 2022.
Satu
hal yang kusyukuri di tahun ini, bagaimana pun keadaannya yang aku lalui, aku
selalu bisa memastikan bahwa ada orang-orang yang selalu membersamaiku, berada
disisiku untuk mendukungku saat kuterpuruk, ikut berbahagia saat aku bahagia,
dan terus mendorongku untuk “berkembang” dan bertumbuh ke arah yang lebih baik.
Yang
terakhir, terima kasih 2021 untuk up and down kehidupannya. Terima kasih
aku yang sudah bertahan sejauh ini, terima kasih aku sudah banyak belajar,
pengalaman itu mahal terkadang kita harus membayarnya dengan waktu, pergulatan
emosi, dan deraian air mata.
Home,
31 Desember 2021