Selasa, 01 Januari 2019

Resolusi 2019


Dari banyak tahun yang saya lewati, tahun ini adalah tahun dengan begitu banyak resolusi. Saya selalu percaya bahwa Allah adalah maha segala-Nya. Tak apalah ya saya minta banyak, bukankah Allah juga sudah berkata bahwa mintalah padaku maka akan Aku kabulkan.
Banyak orang bilang, ngapain sih tulis resolusi? Toh nanti juga lupa dan tidak terealisasi, tahun depan buat resolusi lagi dan kayak gitu lagi. Hahahaha Tidak ada yang sia-sia, dengan menulis resolusi artinya buat komitmen diri untuk mewujudkan satu persatu janji kepada diri sendiri, membagikan kepada orang lain agar lebih banyak yang jadi reminder. Semakin banyak yang tau semakin banyak yang mendoakan semakin dekat dengan realisasi, karena kita tidak pernah tau doa mana yang dijamah oleh Allah. Baiklah, ini rentetan resolusi 2019.

Bismillahirrahmanirrahiim


#1. Mama, etta, kakak, adek sehat selalu dan diberi umur yang panjang.
Support system yang paling utama adalah keluarga, bagaimanapun bentuknya kita, baik buruknya kita, keluarga adalah support system yang paling tulus dan sangat patut untuk kita banggakan. Saya berharap dan sangat berharap keluarga menjadi saksi sejarah hal-hal yang saya lakukan, senantiasa menjadi pendamping setia dalam setiap langkah kaki saya, menjadi saksi atas pencapaian yang saya lakukan  dan menjadi orang-orang yang merapalkan doa ke Tuhan untuk setiap kebaikan.

#2. Menyelesaikan tanggung jawab akademik, kelarin tesis, seminar, ujian, yudisium
Menjalani kehidupan pendidikan Strata dua ternyata berlalu begitu cepat, tak terasa 2019 sudah memasuki tahun kedua, yang artinya segala tanggung jawab pun harus diselesaikan. Rencana anak manusia berjejer begitu panjang, doa pun dirapalkan begitu sering, berharap seluruh alam semesta melangitkan doa-doa kepada sang penguasa alam hingga Allah pun berkenan mengijabah satu persatu. Resolusi 2019 menyelesaikan tesis di bulan Januari, lalu konsul dan lanjut seminar di bulan februari, maju ujian di bulan maret dan mengurus berkas untuk yudisium di bulan April. Bismillah.

#3. Wisuda
Rencana seorang mahasiswi tingkat akhir, dengan segala kerendahan hati berharap kepada sang pencipta untuk memampukan dan menguatkan untuk melewati segala aral melintang hingga di bulan Juli bisa ikut wisuda. Bismillah semoga dilancarkan segala urusan dan dijamah doa-doanya.

#4. Menikah
Untuk pertama kalinya impian ini masuk menjadi sebuah resolusi. Kalau ditanya sudah ada calonnya belum? Belum sama sekali. Saat mendengar jawaban tersebut tak sedikit teman-teman tertawa hingga terheran-heran, responnya “orang mah menyiapkan calon dulu baru nentuin tanggal, ini malah kebalik” tapi kurespon dengan hanya tertawa, sambil di dalam hati berdoa dengan begitu keras kepada Allah, toh Allah pemilik segalanya, kalau Dia berkenan semuanya akan menjadi mungkin. Saya sangat yakin bahwa Allah akan mengirimkan orang yang tepat disaat yang tepat, didinding kamar telah tertulis indah tanggal pernikahan 01-09-2019. Orang-orang yang pernah ke kamarku pun pasti tau akan mimpiku yang satu ini. Menikahlah saat kau sudah merasa bahwa kau butuh untuk menikah, bukan hanya karena ingin. Dan saat ini saya merasa saya butuh untuk menikah, karena benar kata salah seorang teman “ada satu titik di dalam hidup kita yang terasa kosong dan itu hanya bisa diisi oleh seseorang yang berstatus suami/istri”. Seseorang yang dengannya kita bisa berbagi segala hal, seseorang yang dengannya kita bisa menjadi apa adanya, seseorang yang dengannya kita bisa saling mendukung dalam kebaikan untuk bersama-sama menuju surga-Nya. Tepat ditanggal yang saya tuliskan umur saya sudah memasuki angka 27. Saat ini pun saya sudah merasa cukup dengan diri sendiri. Sudah merasa cukup untuk menjajaki begitu banyak pengalaman sendiri. Sudah merasa cukup berjalan ke banyak tempat sendiri. Dan saatnya saya harus mempersiapkan diri untuk menerima orang baru masuk dalam kehidupan saya, menerima dengan segala kekurangan dan kelebihan, dari membuka mata hingga menutup mata.

#5. Membesarkan dan membuat badan hukum Panrita
Tanggal 02-01-2019 lembaga ini genap berumur 2 tahun. Lembaga yang awalnya iseng kami lakukan dan pada akhirnya kami seriusi. Kepercayaan orang-orang yang memilih lembaga kami untuk belajar memberikan kami tanggung jawab untuk melakukan lebih. Tahun 2019 insha Allah kami akan “melegalkan” dan mengurus segala berkas untuk membuatkan badan hukum Panrita, dan resmi lembaga ini bergerak dalam ranah professional. Membesarkan dan tetap menjaga amanah yang dipercayakan kepada kami, bekerja professional dengan dasar kekeluargaan.

#6. Keliling Jawa
2 tahun kemarin menulis resolusi keliling Indonesia, tapi belum terwujud. Eh atau mungkin itu sudah dikatakan terwujud kali ya jika digabungkan, saya sudah menyambangi pulau Sumatera, Papua, Kalimantan, Nusa Tenggara dan tentunya Sulawesi. Hihihihi. Resolusi tahun ini saya kerucutkan scope itu menjadi lebih sederhana berkeliling Jawa, dan itu yang paling realistis. Rencanya sih akan saya lakukan ketika selesai yudisium. Makanya menargetkan yudisium sesegera mungkin agar bisa keliling Jawa sebagai reward perjuangan untuk diri sendiri. Mottonya semakin cepat kelar ujian semakin dekat untuk mewujudkan mimpi keliling Jawa. SEMANGAAT.

#7. Mendaki merbabu
Wah ini nih, gunung yang puncaknya bisa kulihat dari lantai 3 kostan jika tak mendung. Bermimpi dan berharap bisa mendaki gunung ini, menikmati kicauan burung, menikmati dinginnya yang menusuk, dan menikmati keindahan puncaknya.

#8. Membeli 100 buku
Mumpung masih di Jogja, dengan segala kenikmatan fasilitas dan berbagai kemudahan. Saya menargetkan bisa membeli minimal 100 buku pada tahun 2019. Bagi saya buku merupakan aset yang tidak ternilai.

#9. Membaca dan menulis rutin
Setelah mereview blog, saya menyadari tahun 2018 kuantitas dan kualitas menulis dan membaca saya begitu rendah jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Saya bertekad dan berkomitmen kepada diri sendiri di tahun 2019 akan membaca dan menulis rutin, karena membaca adalah salah satu bekal untuk membuka obrolan yang berkulitas dengan seseorang dan menulis adalah bukti sejarah bahwa kita pernah ada di masa ini, kisah akan lekang tapi tidak dengan tulisan.

#10. Fokus pada pencapaian sendiri, tidak iri sama pencapaian orang lain
Setiap orang punya passion masing-masing, setiap orang punya value masing-masing, setiap orang punya impiannya masing-masing. Kita hidup dengan impian dan value yang berbeda, jadi tak sepatutnya iri dan membandingkan diri dengan orang lain, karena kita telah memilih jalan kita masing-masing. Bismillah, menjadi versi terbaik akan mimpi-mimpi yang ingin kita wujudkan.

#11. Tidak berghibah dan julid terhadap hidup orang lain
Bismillah untuk ini, semoga bisa istiqomah. Refleksi kepada diri sendiri, meyakini bahwa omongan adalah cerminan kualitas diri. Fokus saja memperbaiki diri sendiri, fokus saja menata langkah-langkah untuk mewujudkan mimpi, berghibah dan menjulidi orang lain tak akan membuat kita menjadi lebih baik.

#12. Tidak baperan
Tahun 2018 rasanya tertatih banget melawan rasa ini, jatuh bangun tersungkur dan berusaha untuk bangkit lagi, pernah berada di lowlife banget karena perasaan baper. Semoga di tahun 2019 sudah bisa belajar untuk mengelola hati dan manajemen emosi agar baperan tak lagi menjadi momok yang begitu menyeramkan.

#13. Mengurangi bermain sosial media
Ya mengurangi bersosial media, niatnya sih berhenti namun untuk berhenti untuk bersosial media tidak bisa instant, mie instan aja tidak bisa langsung dimakan kan, mesti di masak dulu baru bisa dinikmati. Jadi dimulai dengan mengurangi. Sosial media menjadi toxic banget, mulai dari buka mata merasa harus membuka dan mengecek sosial media, mau tidur pun demikian, kumpul sama keluarga dan teman tak sah rasanya jika tidak update, merasa bahwa orang lain perlu banget tahu apa yang sedang saya rasakan dan saya lakukan. Merasa butuh untuk tahu perkembangan teman-teman sehingga mengharuskan diri untuk mengecek sosial media secara berkala. “Penyakit” banget, bukan? Semoga ditahun 2019 bisa perlahan mengurangi hingga lepas dari sosial media dan mencoba hidup secara nyata dan normal.

#14. Berbagi lebih banyak
Segala sesuatu yang kita miliki hanyalah titipan, jadi seyogyanya kita turut berbagi atas apa yang sedikit banyak kita miliki tersebut. Barangkali ada hak orang lain yang tersimpan di kita. Saya merasa jadi lebih hidup ketika berbagi, melihat senyum tulus mereka, mendengar rapalan doa-doa mereka membuat hidup saya menjadi lebih bahagia. Sesederhana berbagi senyum, menawarkan bantuan dan berbagi secara finansial.

#15. Berteman dan menambah pengalaman lebih banyak
Hidup ini indah dengan kolaborasi, kita tidak pernah tahu esok lusa kita akan membutuhkan bantuan dari siapa, kita akan pergi ke mana. Dengan banyaknya teman semua akan terasa lebih mudah. Tahu saat butuh ini itu harus menghubungi siapa, tahu saat datang ke satu kota bisa numpang tidur dan makan di mana hahaha. Bukankah banyak teman banyak rejeki :D. Banyak pengalaman banyak pelajaran, karena pengalaman adalah guru terbaik. Ini bisa menjadi bekal juga nantinya ketika sudah punya anak, jadi punya banyak stok cerita.

#16. Memperbaiki bacaan Al-quran, bacaan sholat dan meningkatkan kualitas ibadah
Bagian ini tak perlu saya jabarkan. Bismillah semoga bisa jadi lebih baik.

#17. Merintis usaha
Usaha apa ya? Belum terfikirkan sih, tapi ya maunya membuat usaha setelah lulus nanti. Terus ditanyain orang, ya ngapain lanjut S2 kalau ujung-ujungnya ternyata mau buka usaha, kenapa gak langsung aja buat usaha pasca lulus S1. Ya karena saya lanjut S2 untuk belajar lebih banyak, membuka pola pikir seluas-luasnya, kalau pun toh saya bisa mendapatkan kerja bekal dari ijasah S2 saya ya syukur berarti itu adalah bonus. Jelasnya saya lanjut S2 bukan semata-mata karena tujuan ingin mencari kerja lebih baik berbekal selembar kertas bergelar magister. Pengennya sih buat TK, bisa lebih banyak berinteraksi dengan anak-anak kecil yang lucu. Bismillah dan sholawatin dulu aja ya hihihi

#18. Menambah berat badan
Sebenarnya saya tak pernah resah akan hal ini, bahkan setelah puluhan hingga ratusan orang yang menegur karena saya terlalu kurus. Namun, sepertinya menambah berat badan menjadi 47KG bukan merupakan ide yang buruk, hitung-hitung jika ngaca tidak lagi seperti lidi yang kurus dan lurus. Alhamdulillah berat badan saya sudah bertambah dari 36kg menjadi 38,8kg, hihihi. Ada progress ya. Meski orang-orang yang mendengarnya pasti akan heran dengan berbagai respon, “itu mah berat badan saya waktu SD”, atau “lebih berat tas saya”, dan banyak respon lucu lainnya. Hahaha

#19. Putih dan tidak jerawatan
Dari sekian banyak komentar lucu-lucu yang ada, saya hanya cukup terganggu dengan komentar perubahan warna kulit yang cukup drastis. Cemongnya to the max. Inget banget pas balik ke Makassar dikomentarin sama temen “di Jogja sabun mahal ya, kok pulang-pulang item banget”. Seketika kuingin bercadar, hihihi. Dulu sih ingetnya berawal dari tahun 2016 yang baru banget tau bawa motor, jadi tidak tahu menggunakan kaos tangan saat mengendarai motor karena rasanya licin buat ngegas dan ngerem, hingga lalu lalang dibawah terik dan hingga sekarang tangannya belang kayak zebra. Lalu muka mulai benar-benar gosong saat mendaki ke Rinjani tahun 2018 awal yang saat itu bertatap muka langsung dengan matahari dengan jarak yang begitu dekat, pulang-pulang gosong dan susah berubah menjadi lebih putih. Dasar kulitnya emang gampang banget gosong tapi susah banget putih. Mau beli perawatan wajah untuk memutihkan tapi miris melihat mukanya doang yang putih, tangannya tetap hitam. Jadi memutuskan menikmati proses untuk menjadi putih secara alami hahahah
Dulu pernah pake skincare agar muka bersih, lumayan menguras kantong dan hasilnya lumayan sih. Tapi setelah berhenti make hasilnya bikin pengen nangis. Sekarang lagi istiqomah pake Jafra yang sudah hampir 2 tahun makenya, katanya sih prosesnya emang lama. Semoga di tahun 2019 mukanya sudah bebas dari jerawat dan kinclong kayak piring yang dicuci pakai sunlight. Hahaha 

#20. Mandiri secara finansial
Harusnya ini menjadi resolusi teratas ya, hahaha. Tapi tak jadikan ini adalah resolusi penutup. Semoga di tahun 2019 sudah stop lagi minta transferan uang. Belajar menabung dan mencari uang sendiri. Semoga rejekinya dilancarkan.

Scroll up dan membaca ulang ternyata lumayan banyak ya. Bismillah semoga bisa mewujudkan satu persatu. Banyak mimpi berarti usahanya juga harus lebih keras, jam tidur dikurangin, waktu produktif ditambah, doanya lebih keras. Bismillah.

Yogyakarta, 01-01-2019
1/365

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Serba Serbi 2024

Siang ini, 30 Desember, menepi dari segala keriuhan dan memilih nongkrong di sebuah kafe favorit di tengah Kota Makassar, mencoba memesan ma...