Dari
banyak tahun yang saya lewati, tahun ini adalah tahun dengan begitu banyak
resolusi. Saya selalu percaya bahwa Allah adalah maha segala-Nya. Tak apalah ya
saya minta banyak, bukankah Allah juga sudah berkata bahwa mintalah padaku maka
akan Aku kabulkan.
Banyak
orang bilang, ngapain sih tulis resolusi? Toh nanti juga lupa dan tidak
terealisasi, tahun depan buat resolusi lagi dan kayak gitu lagi. Hahahaha Tidak
ada yang sia-sia, dengan menulis resolusi artinya buat komitmen diri untuk
mewujudkan satu persatu janji kepada diri sendiri, membagikan kepada orang lain
agar lebih banyak yang jadi reminder.
Semakin banyak yang tau semakin banyak yang mendoakan semakin dekat dengan
realisasi, karena kita tidak pernah tau doa mana yang dijamah oleh Allah.
Baiklah, ini rentetan resolusi 2019.
Bismillahirrahmanirrahiim
#1. Mama, etta, kakak, adek sehat
selalu dan diberi umur yang panjang.
Support system
yang paling utama adalah keluarga, bagaimanapun bentuknya kita, baik buruknya
kita, keluarga adalah support system
yang paling tulus dan sangat patut untuk kita banggakan. Saya berharap dan
sangat berharap keluarga menjadi saksi sejarah hal-hal yang saya lakukan,
senantiasa menjadi pendamping setia dalam setiap langkah kaki saya, menjadi
saksi atas pencapaian yang saya lakukan dan menjadi orang-orang yang merapalkan doa ke
Tuhan untuk setiap kebaikan.
#2. Menyelesaikan tanggung jawab
akademik, kelarin tesis, seminar, ujian, yudisium
Menjalani
kehidupan pendidikan Strata dua ternyata berlalu begitu cepat, tak terasa 2019
sudah memasuki tahun kedua, yang artinya segala tanggung jawab pun harus
diselesaikan. Rencana anak manusia berjejer begitu panjang, doa pun dirapalkan
begitu sering, berharap seluruh alam semesta melangitkan doa-doa kepada sang
penguasa alam hingga Allah pun berkenan mengijabah satu persatu. Resolusi 2019
menyelesaikan tesis di bulan Januari, lalu konsul dan lanjut seminar di bulan
februari, maju ujian di bulan maret dan mengurus berkas untuk yudisium di bulan
April. Bismillah.
#3. Wisuda
Rencana
seorang mahasiswi tingkat akhir, dengan segala kerendahan hati berharap kepada
sang pencipta untuk memampukan dan menguatkan untuk melewati segala aral
melintang hingga di bulan Juli bisa ikut wisuda. Bismillah semoga dilancarkan
segala urusan dan dijamah doa-doanya.
#4. Menikah
Untuk
pertama kalinya impian ini masuk menjadi sebuah resolusi. Kalau ditanya sudah
ada calonnya belum? Belum sama sekali. Saat mendengar jawaban tersebut tak sedikit
teman-teman tertawa hingga terheran-heran, responnya “orang mah menyiapkan
calon dulu baru nentuin tanggal, ini malah kebalik” tapi kurespon dengan hanya
tertawa, sambil di dalam hati berdoa dengan begitu keras kepada Allah, toh
Allah pemilik segalanya, kalau Dia berkenan semuanya akan menjadi mungkin. Saya
sangat yakin bahwa Allah akan mengirimkan orang yang tepat disaat yang tepat,
didinding kamar telah tertulis indah tanggal pernikahan 01-09-2019. Orang-orang
yang pernah ke kamarku pun pasti tau akan mimpiku yang satu ini. Menikahlah
saat kau sudah merasa bahwa kau butuh untuk menikah, bukan hanya karena ingin.
Dan saat ini saya merasa saya butuh untuk menikah, karena benar kata salah
seorang teman “ada satu titik di dalam hidup kita yang terasa kosong dan itu
hanya bisa diisi oleh seseorang yang berstatus suami/istri”. Seseorang yang
dengannya kita bisa berbagi segala hal, seseorang yang dengannya kita bisa
menjadi apa adanya, seseorang yang dengannya kita bisa saling mendukung dalam
kebaikan untuk bersama-sama menuju surga-Nya. Tepat ditanggal yang saya
tuliskan umur saya sudah memasuki angka 27. Saat ini pun saya sudah merasa
cukup dengan diri sendiri. Sudah merasa cukup untuk menjajaki begitu banyak
pengalaman sendiri. Sudah merasa cukup berjalan ke banyak tempat sendiri. Dan
saatnya saya harus mempersiapkan diri untuk menerima orang baru masuk dalam
kehidupan saya, menerima dengan segala kekurangan dan kelebihan, dari membuka
mata hingga menutup mata.
#5. Membesarkan dan membuat badan
hukum Panrita
Tanggal
02-01-2019 lembaga ini genap berumur 2 tahun. Lembaga yang awalnya iseng kami
lakukan dan pada akhirnya kami seriusi. Kepercayaan orang-orang yang memilih
lembaga kami untuk belajar memberikan kami tanggung jawab untuk melakukan
lebih. Tahun 2019 insha Allah kami akan “melegalkan” dan mengurus segala berkas
untuk membuatkan badan hukum Panrita, dan resmi lembaga ini bergerak dalam
ranah professional. Membesarkan dan tetap menjaga amanah yang dipercayakan
kepada kami, bekerja professional dengan dasar kekeluargaan.
#6. Keliling Jawa
2
tahun kemarin menulis resolusi keliling Indonesia, tapi belum terwujud. Eh atau
mungkin itu sudah dikatakan terwujud kali ya jika digabungkan, saya sudah
menyambangi pulau Sumatera, Papua, Kalimantan, Nusa Tenggara dan tentunya
Sulawesi. Hihihihi. Resolusi tahun ini saya kerucutkan scope itu menjadi lebih sederhana berkeliling Jawa, dan itu yang
paling realistis. Rencanya sih akan saya lakukan ketika selesai yudisium.
Makanya menargetkan yudisium sesegera mungkin agar bisa keliling Jawa sebagai reward perjuangan untuk diri sendiri.
Mottonya semakin cepat kelar ujian semakin dekat untuk mewujudkan mimpi
keliling Jawa. SEMANGAAT.
#7. Mendaki merbabu
Wah
ini nih, gunung yang puncaknya bisa kulihat dari lantai 3 kostan jika tak
mendung. Bermimpi dan berharap bisa mendaki gunung ini, menikmati kicauan
burung, menikmati dinginnya yang menusuk, dan menikmati keindahan
puncaknya.
#8. Membeli 100 buku
Mumpung
masih di Jogja, dengan segala kenikmatan fasilitas dan berbagai kemudahan. Saya
menargetkan bisa membeli minimal 100 buku pada tahun 2019. Bagi saya buku
merupakan aset yang tidak ternilai.
#9. Membaca dan menulis rutin
Setelah
mereview blog, saya menyadari tahun 2018 kuantitas dan kualitas menulis dan membaca saya
begitu rendah jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Saya bertekad dan
berkomitmen kepada diri sendiri di tahun 2019 akan membaca dan menulis rutin,
karena membaca adalah salah satu bekal untuk membuka obrolan yang berkulitas
dengan seseorang dan menulis adalah bukti sejarah bahwa kita pernah ada di masa
ini, kisah akan lekang tapi tidak dengan tulisan.
#10. Fokus pada pencapaian sendiri,
tidak iri sama pencapaian orang lain
Setiap
orang punya passion masing-masing, setiap orang punya value masing-masing, setiap
orang punya impiannya masing-masing. Kita hidup dengan impian dan value yang
berbeda, jadi tak sepatutnya iri dan membandingkan diri dengan orang lain,
karena kita telah memilih jalan kita masing-masing. Bismillah, menjadi versi
terbaik akan mimpi-mimpi yang ingin kita wujudkan.
#11. Tidak berghibah dan julid terhadap
hidup orang lain
Bismillah
untuk ini, semoga bisa istiqomah. Refleksi kepada diri sendiri, meyakini bahwa
omongan adalah cerminan kualitas diri. Fokus saja memperbaiki diri sendiri,
fokus saja menata langkah-langkah untuk mewujudkan mimpi, berghibah dan
menjulidi orang lain tak akan membuat kita menjadi lebih baik.
#12. Tidak baperan
Tahun
2018 rasanya tertatih banget melawan rasa ini, jatuh bangun tersungkur dan
berusaha untuk bangkit lagi, pernah berada di lowlife banget karena perasaan baper. Semoga di tahun 2019 sudah
bisa belajar untuk mengelola hati dan manajemen emosi agar baperan tak lagi
menjadi momok yang begitu menyeramkan.
#13. Mengurangi bermain sosial
media
Ya
mengurangi bersosial media, niatnya sih berhenti namun untuk berhenti untuk
bersosial media tidak bisa instant, mie instan aja tidak bisa langsung dimakan
kan, mesti di masak dulu baru bisa dinikmati. Jadi dimulai dengan mengurangi.
Sosial media menjadi toxic banget, mulai dari buka mata merasa harus membuka
dan mengecek sosial media, mau tidur pun demikian, kumpul sama keluarga dan
teman tak sah rasanya jika tidak update,
merasa bahwa orang lain perlu banget tahu apa yang sedang saya rasakan dan saya
lakukan. Merasa butuh untuk tahu perkembangan teman-teman sehingga mengharuskan
diri untuk mengecek sosial media secara berkala. “Penyakit” banget, bukan?
Semoga ditahun 2019 bisa perlahan mengurangi hingga lepas dari sosial media dan
mencoba hidup secara nyata dan normal.
#14. Berbagi lebih banyak
Segala
sesuatu yang kita miliki hanyalah titipan, jadi seyogyanya kita turut berbagi
atas apa yang sedikit banyak kita miliki tersebut. Barangkali ada hak orang
lain yang tersimpan di kita. Saya merasa jadi lebih hidup ketika berbagi,
melihat senyum tulus mereka, mendengar rapalan doa-doa mereka membuat hidup
saya menjadi lebih bahagia. Sesederhana berbagi senyum, menawarkan bantuan dan
berbagi secara finansial.
#15. Berteman dan menambah
pengalaman lebih banyak
Hidup
ini indah dengan kolaborasi, kita tidak pernah tahu esok lusa kita akan
membutuhkan bantuan dari siapa, kita akan pergi ke mana. Dengan banyaknya teman
semua akan terasa lebih mudah. Tahu saat butuh ini itu harus menghubungi siapa,
tahu saat datang ke satu kota bisa numpang tidur dan makan di mana
hahaha. Bukankah banyak teman banyak rejeki :D. Banyak pengalaman banyak
pelajaran, karena pengalaman adalah guru terbaik. Ini bisa menjadi bekal juga
nantinya ketika sudah punya anak, jadi punya banyak stok cerita.
#16. Memperbaiki bacaan Al-quran,
bacaan sholat dan meningkatkan kualitas ibadah
Bagian
ini tak perlu saya jabarkan. Bismillah semoga bisa jadi lebih baik.
#17. Merintis usaha
Usaha
apa ya? Belum terfikirkan sih, tapi ya maunya membuat usaha setelah lulus
nanti. Terus ditanyain orang, ya ngapain lanjut S2 kalau ujung-ujungnya
ternyata mau buka usaha, kenapa gak langsung aja buat usaha pasca lulus S1. Ya
karena saya lanjut S2 untuk belajar lebih banyak, membuka pola pikir
seluas-luasnya, kalau pun toh saya bisa mendapatkan kerja bekal dari ijasah S2
saya ya syukur berarti itu adalah bonus. Jelasnya saya lanjut S2 bukan
semata-mata karena tujuan ingin mencari kerja lebih baik berbekal selembar
kertas bergelar magister. Pengennya sih buat TK, bisa lebih banyak berinteraksi
dengan anak-anak kecil yang lucu. Bismillah dan sholawatin dulu aja ya hihihi
#18. Menambah berat badan
Sebenarnya
saya tak pernah resah akan hal ini, bahkan setelah puluhan hingga ratusan orang
yang menegur karena saya terlalu kurus. Namun, sepertinya menambah berat badan
menjadi 47KG bukan merupakan ide yang buruk, hitung-hitung jika ngaca tidak
lagi seperti lidi yang kurus dan lurus. Alhamdulillah berat badan saya sudah
bertambah dari 36kg menjadi 38,8kg, hihihi. Ada progress ya. Meski orang-orang
yang mendengarnya pasti akan heran dengan berbagai respon, “itu mah berat badan
saya waktu SD”, atau “lebih berat tas saya”, dan banyak respon lucu lainnya.
Hahaha
#19. Putih dan tidak jerawatan
Dari
sekian banyak komentar lucu-lucu yang ada, saya hanya cukup terganggu dengan
komentar perubahan warna kulit yang cukup drastis. Cemongnya to the max. Inget
banget pas balik ke Makassar dikomentarin sama temen “di Jogja sabun mahal ya,
kok pulang-pulang item banget”. Seketika kuingin bercadar, hihihi. Dulu sih
ingetnya berawal dari tahun 2016 yang baru banget tau bawa motor, jadi tidak
tahu menggunakan kaos tangan saat mengendarai motor karena rasanya licin buat
ngegas dan ngerem, hingga lalu lalang dibawah terik dan hingga sekarang
tangannya belang kayak zebra. Lalu muka mulai benar-benar gosong saat mendaki
ke Rinjani tahun 2018 awal yang saat itu bertatap muka langsung dengan matahari
dengan jarak yang begitu dekat, pulang-pulang gosong dan susah berubah menjadi
lebih putih. Dasar kulitnya emang gampang banget gosong tapi susah banget
putih. Mau beli perawatan wajah untuk memutihkan tapi miris melihat mukanya
doang yang putih, tangannya tetap hitam. Jadi memutuskan menikmati proses untuk
menjadi putih secara alami hahahah
Dulu
pernah pake skincare agar muka bersih,
lumayan menguras kantong dan hasilnya lumayan sih. Tapi setelah berhenti make
hasilnya bikin pengen nangis. Sekarang lagi istiqomah pake Jafra yang sudah
hampir 2 tahun makenya, katanya sih prosesnya emang lama. Semoga di tahun 2019
mukanya sudah bebas dari jerawat dan kinclong kayak piring yang dicuci pakai
sunlight. Hahaha
#20. Mandiri secara finansial
Harusnya
ini menjadi resolusi teratas ya, hahaha. Tapi tak jadikan ini adalah resolusi
penutup. Semoga di tahun 2019 sudah stop lagi minta transferan uang. Belajar
menabung dan mencari uang sendiri. Semoga rejekinya dilancarkan.
Scroll up dan
membaca ulang ternyata lumayan banyak ya. Bismillah semoga bisa mewujudkan satu
persatu. Banyak mimpi berarti usahanya juga harus lebih keras, jam tidur
dikurangin, waktu produktif ditambah, doanya lebih keras. Bismillah.
Yogyakarta, 01-01-2019
1/365
Tidak ada komentar:
Posting Komentar