Kamis, 03 Januari 2019

Harga dari sebuah proses


Ada “harga” dari proses yang dilalui
Aku belajar satu pelajaran besar dua hari ini, bahwa ada harga dari sebuah proses yang dilalui. Dokter yang kita lihat selama ini dengan jas putih kebesarannya itu telah melewati proses yang panjang, mereka sudah melewati dunia akademik selama 4 tahun lalu lanjut KOAS selama 2 tahun (aku akan menulis pandanganku tentang dokter gigi). Proses yang panjang dan melelahkan itu ada saat KOAS. Ada waktu tidur yang lebih sedikit, ada kenyamanan yang ditinggalkan, ada waktu nongkrong yang dihilangkan, ada waktu bersenang-senang yang ditunda, ada laporan yang setiap saat harus diselesaikan, ada pasien yang butuh untuk dilayani, demi satu impian yaitu menjadi seorang dokter.

Melihat dan mengamati dua hari ini di RSGM, aku lalu mewajarkan harga perawatan yang “mahal”, bukan hanya proses akademik yang panjang yang dokter lalui tapi ada banyak pengorbanan yang mereka lakukan demi mendapat gelar drg.

Dua hari ini aku bolak balik ke RSGM untuk tambal gigi, kemarin tidak jadi tambal karena giginya masih dipelajari oleh dokter KOAS dan juga alatnya ada yang bermasalah karena tegangan listrik menurun, barulah hari ini jadi tambal. Itu pun setelah melewati waktu berjam-jam dan ngilu yang tak sebentar. Mulai dari jam 11 aku sudah berada di RSGM, diperiksa dan ditangani oleh dokter hingga pukul 14.00. Sempat ada rasa ingin menyerah saat ngilunya keseringan dan prosesnya lumayan lama, belum lagi harus ditinggal berkali-kali untuk laporan ke residen, sempat mikir “gapapa deh bayar mahalan dikit dari pada kayak gini”, waktunya yang lama membuat mikir untuk pindah ke RS yang ditangani langsung oleh dokter, kan lumayan waktu yang lama itu bisa dipake untuk melakukan aktifitas lain. Lalu kufikir lagi, “ketika kita memudahkan urusan orang lain, Allah pun akan memudahkan urusan kita”. Dokter KOAS itu lagi dalam proses belajar, lagi dalam proses menangani kasus untuk nantinya menjadi seorang professional, tak ada professional tanpa proses panjang yang dilalui, setiap orang memiliki kesempatan untuk belajar dan trying and error, itu adalah tahapan untuk menjadi seorang professional. Meskipun beberapa kali aku dibuat panik oleh respon dokternya yang kaget kagetan saat memberi pertanyaan dan aku menjawab yang jawabannya mungkin tak dia duga, aku sebagai pasien kan juga ikut panic melihat ekspresinya yang seperti itu. Hihihi. Seharian ini kujalani dan mengambil hikmah dari setiap kejadian dan orang-orang yang kutemui. Kelar tambal gigi, kulihat raut muka kelelahan di wajah dokter muda itu. Meski lelah dia masih menemaniku untuk rontgen tanpa sedikit pun senyum pudar dari bibir manisnya, dia menemaniku dengan sepenuh hati.

Jam sudah menunjukkan pukul 14.00 perutku sudah mulai keronconongan, padahal sebelum ke RSGM aku masih sempat sarapan, bagaimana dengan dokter yang menanganiku ya. Dia sempat sarapan gak ya sebelum ke rumah sakit. Hmmmp perjuangan sekali ya, bahkan waktu makan pun sering dilewatkan. Lalu kupesanlah dua paket bento di KFC melalui aplikasi go food, satu untukku satu untuk dokternya. Saat kudatangi dokternya untuk memberikan paket tersebut kudapati sang dokter sedang membenahi barang-barang yang sebelumnya digunakan untuk perawatan, saat kuberikan paket tersebut berkali-kali dokternya mengucapkan terima kasih dan mohon maaf karena merepotkan, padahal sama sekali aku gak merasa direpotkan dan aku yang berterima kasih banget karena sudah ditangani dengan baik dan sabar. 

Terima kasih ya dok untuk dua hari ini, semangat terus KOAS nya. Semoga disegerakan menajdi drg. Jaga pola makan, karena berjuang butuh banyak tenaga, karena kita tidak bisa menangani pasien dengan baik ketika kita saja tidak begitu fit, jadi tetap jaga kesehatan. Pun juga untuk pejuang pejuang masa depan yang lebih cerah di luar sana, semangat berjuang dan jangan lupa jaga kesehatan dan makan yang teratur. Cheers
Yogyakarta, 03 Januari 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Serba Serbi 2024

Siang ini, 30 Desember, menepi dari segala keriuhan dan memilih nongkrong di sebuah kafe favorit di tengah Kota Makassar, mencoba memesan ma...