Rabu, 07 Desember 2016

Jejak kisah di Wisma Hijau



 
Stakeholder masa depan, Metamorfosa PK-88

Berada diantara orang-orang hebat hanya akan melahirkan dua pilihan, kau akan menjadi orang hebat atau kau memilih untuk tersisih. Bergabung bersama keluarga bersar metamorfosa Persiapan keberangkatan 88 LPDP adalah sebuah anugerah yang luar biasa bagi saya. Bisa masuk dalam lingkaran 127 putra putri terbaik bangsa yang berasal dari berbagai penjuru negeri, dengan perbedaan latar belakang budaya, suku, profesi, asal dan tujuan universitas bersatu dalam bingkai metamorfosa, bagaikan sebuah pelangi yang runtuh di bulan November, berbeda namun penuh dengan keindahan.

Beberapa kali sempat merasa minder ketika melihat CV teman-teman yang mempunyai seabrek prestasi dan pencapaian. Namun satu hal yang kembali membuat saya bangkit, ketika mengingat kata-kata dari pak Kamiluddin ketika membawakan materi adalah CV hanyalah masa lalu, CV adalah acuan bagi kita untuk terus maju, ketika kita down kita bisa flashback dan melihat pencapaian kita di masa lalu, dan berharap CV itu menjadi penyemangat untuk kita berbuat lebih banyak lagi kedepannya. Kelak kita jadi apa di masa depan, bukan tergantung dari CV kita di masa lalu, tapi apa yang kita usahakan dan perjuangkan hari ini. Teruslah berbuat kebaikan karena kita tidak pernah tahu dititik mana kita akan menginspirasi orang lain. Dan satu hal yang paling penting adalah bersyukurlah bisa berada dalam lingkaran awardee LPDP, yang entah menjadi awardee adalah sebuah usaha keras atau hanya karena faktor kebetulan dan keberuntungan, karena ribuan orang diluar sana menginginkan posisi yang kita miliki sekarang. 

Pertemuan kami yang hanya beberapa hari dalam persiapan keberangkatan memberikan sumbangsi energi positif. Memberi energi baru untuk terus berbuat sebelum diminta, untuk terus berinovasi demi memberi kontribusi bagi bumi pertiwi. Bagi saya, menjadi seorang awardee bukan hanya tentang persoalan beasiswa tapi jauh lebih besar dari itu. Menjadi awardee adalah sebuah tanggung jawab moral, tanggung jawab kepada seluruh bangsa Indonesia, memegang amanah sebagai penerima beasiswa yang berasal dari rakyat. Sepantasnya dan seharusnya kita membalas dengan berkontribusi untuk masyarakat Indonesia.         

Meski hanya 5 hari, bersama kalian saya telah mengukir sejarah kehidupan terbaik. Bersinergi bersama para calon pemimpin bangsa. Deraian air mata mengiringi perpisahan kami. Ada sentuhan emosional yang membuat kami begitu berat untuk melepaskan satu sama lain. Semoga kelak 5-10 tahun kedepan deraian air mata perpisahan itu berubah menjadi deraian air mata bahagia karena kita telah menjadi “seseorang”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Serba Serbi 2024

Siang ini, 30 Desember, menepi dari segala keriuhan dan memilih nongkrong di sebuah kafe favorit di tengah Kota Makassar, mencoba memesan ma...