23 tahun, usia yang cukup matang,
ibarat seorang anak sekarang dia sudah bisa menyelesaikan jenjang pendidikan
S1. 23 tahun bukan waktu yang singkat, banyak perjuangan, banyak gejolak,
banyak cerita. 6 tahun yang lalu, awal saya mengenal organisasi ini, langkah
awal pula saya bergabung menjadi keluarga besar MPAS Maestro FBS UNM.
Bertahan tetap eksis hingga usia 23 adalah sebuah perjuangan dan usaha yang tidak
selalu mulus. Di depak dari kampus kita masih tetap bertahan, pontang panting
untuk tetap eksis meskipun beberapa tahun tidak diakui oleh kampus sendiri.
Beberapa kali menjadi objek teror ketika perang dikampus terjadi, tak terhitung
masalah eksternal yang menerpa. Tidak cukup sampai disitu, masalah internal pun
sering bergejolak. Namun dengan kekuatan
emosional yang sudah terjalin, solidaritas yang tak pernah putus, semua masalah
dapat kami lewati dan bisa tetap survive sampai hari ini.
Semakin kita dekat dengan seseorang,
semakin luas kemungkinan untuk bersiteru, bersitegang dan berhadapan dengan
berbagai konflik. Namun dari semua hal itu pulalah hubungan emosional kami
terjalin. Kita menjadi saudara meski tak sedarah. Maestro telah menjadi rumah
yang selalu dirindukan untuk pulang, sejauh dan seindah apapun tempat yang kami
kunjungi.
Selalu ada senyum ketika berkumpul
dengan mereka, para maestroner. Cerita humor tak pernah habis, selalu ada objek
yang membuat kami tertawa meskipun saat itu hati sedang gundah gulana, tak
pernah kuingat sekalipun saya tak tertawa lepas ketika sudah berkumpul dengan
para Maestroner seberat apapun masalah yang saya hadapi waktu itu.
Terimakasih telah menjadi tempat
belajar terbaik, terimakasih telah menjadi saudara terbaik dan terimakasih
telah membentukku hingga bisa sekuat sekarang. Jayalah Maestroku. Di kota, di
alam bebas, dimanapun itu.
Akan tiba satu masa dimana kita tak
lagi sama seperti sekarang, kita mungkin akan disibukkan dengan lanjut sekolah,
atau mungkin kesibukan kerja yang penuh deadline atau bisa saja kita akan
bergulat mengurusi keluarga. Bagaimanapun kondisinya nanti, ingatlah bahwa kita
pernah disini, ditempat ini, mengikat janji persaudaaran, pernah menobatkan
diri sebagai saudara yang lebih dari saudara sedarah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar