Tak
perlu hubungan darah untuk merasa berkeluarga. Tak perlu mewah untuk bahagia. Karena
cara sederhana pun jika dinikmati akan selalu membawa cerita yang tak pernah
usang.
Liburan sudah kami rencanakan jauh-jauh hari. 28-29 Desember jadi hari
liburan terspesial. Jelas saja, kak Udpa sampai mengambil cuti kerjaa. Cekgu
yang harusnya tahun baru di Kendari memilih untuk balik ke Makassar. Hari rabu
subuh kami berangkat ke Bulukumba. Saya menyambangi kak Udpa disaat matahari
belum muncul, lalu kami menjemput kak Rhya, Oky dan Jannah. Perjalanan pun
dimulai. Kami berangkat dari Makassar menuju ke Kajang, tujuan liburan kami
yang pertama. Kami menghabiskan satu malam dirumah Oky. Rumah yang berada di
Kajang dalam. Selama ini saya hanya tahu ada Kajang Luar dan Kajang dalam. Ternyata
satu hal yang luput dari pengetahuan saya, ada kajang Adat. Jadi kajang terbagi
atas 3. Kajang Luar, dalam dan kajang Adat. Sebelum sampai di Kajang, kita
beberapa kali singgah. Di Pertamina, Indomaret dan posko KKN Janna. Jam 4 baru
kami tiba dirumah Oky, kami beristirahat sejenak sebelum masuk ke Kajang Adat. Meski
lahir dan besar di Sulawesi, meski sudah beberapa kali mendengar cerita tentang
Kajang, ini kali pertama saya masuk ke Kajang Adat. Kami berangkat sekitar
pukul 5 dari rumah Oky, dengan pakaian hitam tentunya. Kami memarkirkan mobil
lalu berjalan masuk kedalam hutan. Jalan setapak penuh bebatuan. Awalnya kami
menggunakan alas kaki. Sampai tiba di batas rumah yang memiliki spanduk, kita
diharuskan membuka alas kaki. Dengan kaki telanjang kita melanjutkan perjalanan
masuk lebih jauh kedalam hutan. Ada beberapa rumah dikiri jalan. Rumah dengan
atap rumbiah, berdindingkan bambu dan memiliki tiang dengan kayu-kayu yang
tidak sama lurus. Semakin ke dalam kita melihat ada beberapa rumah yang
modelnya hampir sama, dan kita bertemu dengan beberapa orang dengan pakaian
khas yang bernuansa hitam dan gelap. Weits, jangan lupa. Ketika sudah masuk
kedekat rumah Amma toa, atau lebih dikenalnya sebagai kepala suku kita dilarang
keras untuk mengambil gambar. Kita berjalan mengelilingi jalan setapak yang
penuh batu kerikil tajam. Setelah puas melihat-lihat kita kembali berjalan
keluar, ketempat mobil terparkir.
Kajang hitam, lingkungan kajang adat
Sesampainya dirumah Oky kita
bergantian mandi, makan lalu bercengkrama. Nampak garis-garis keletihan diwajah
Jannah, Oky dan kak Udpa. Pukul 9 satu persatu mulai tepar. Istirahat
mengumpulkan tenaga untuk next trip. Esok harinya,pagi-pagi buta semuanya sudah
bangun. Pukul 4 gresak gresuk sudah mulai kedengaran diluar kamar. Setelah sholat
kita kembali antri untuk mandi dan sarapan. Lalu bersiap untuk melanjutkan trip
setelah berpamitan dengan penghuni rumah. Appalarang merupakan tujuan pertama
kami hari itu. Sebelum sampai di Appalarang, kita terlebih dahulu singgah mengambil beberapa gambar di perkebunan karet.
Lalu kami melanjutkan perjalanan ke Apparalang. Untuk pertama kalinya berkunjung di Appalarang dengan orang-orang spesial. Sesampainya di Appalarang kita disambut dengan gerimis yang sendur. Beberapa saat berdiam diri di mobil, membiarkan hujan jatuh bersama kenangan yang pernah ada. Ketika melihat rinai hujan tak lagi deras, kami melangkah keluar dari mobil dan berjalan menuju bibir Pantai. Nampak keindahan ciptaan Tuhan yang sangat luar biasa, pantai dengan pasir putih, warna air laut yang hijau dan biru, tebing yang condong kelaut dengan tanaman hijau rimbun yang menambah keindahan pantai Appalarang. Kita sejenak menikmati keindahannya dan berfoto-foto dan melanjutkan perjalanan ke pantai Bara.
Kebun karet
Lalu kami melanjutkan perjalanan ke Apparalang. Untuk pertama kalinya berkunjung di Appalarang dengan orang-orang spesial. Sesampainya di Appalarang kita disambut dengan gerimis yang sendur. Beberapa saat berdiam diri di mobil, membiarkan hujan jatuh bersama kenangan yang pernah ada. Ketika melihat rinai hujan tak lagi deras, kami melangkah keluar dari mobil dan berjalan menuju bibir Pantai. Nampak keindahan ciptaan Tuhan yang sangat luar biasa, pantai dengan pasir putih, warna air laut yang hijau dan biru, tebing yang condong kelaut dengan tanaman hijau rimbun yang menambah keindahan pantai Appalarang. Kita sejenak menikmati keindahannya dan berfoto-foto dan melanjutkan perjalanan ke pantai Bara.
Pantai Apparalang
Pantai Bara tak kalah indah
dengan pantai Appalarang. Sejauh mata memandang, tak ada alasan untuk tidak
menikmati dan tidak bersyukur atas Negeri indah yang diciptakan oleh Tuhan. “Maka
nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan”. Pasir putih lembut yang
menari-nari di setiap pijakan, laut lepas yang menenagkan, lagit biru yang
meneduhkan, dan pohon kelapa yang menaungi dengan indahnya yang khas. Kami membuka
bawaan yang berada didalam kardus, ada nasi beserta lauk pauknya yang sudah
disediakan oleh mamanya Oky khusu buat piknik ceria kami. Di depan bale-bale nampak
Kak Udpa dengan ekspresi orang yang baru lepas dari belenggu kerjaan berlarian
kepantai sambil berteriak tak karuan. Kami menikmati makanan bawaan kami
sebelum mencemplungkan diri di pantai. Lagi-lagi kak Udpa yang sangat
bersemangat menyelesaikan makan dengan cepat lalu menghilang dari pandangan,
dia sudah berlari menuju bibir pantai dan membenamkan diri dalam air yang
begitu jernih. Teman-teman yang lain menyelesaikan makan dan ikut berlarian ke
bibir pantai. Kami menikmati siang itu dengan perasaan puas, bermain air,
tiduran dipinggir pantai, saling berlarian dan lempar-lemparan pasir. Setelah puas
bermain air, kami bernegoisiasi dengan bapak pemilik speed untuk mendapatkan
harga murah untuk membawa kami snorkling di pulau penyu. Setelah proses tawar
menawar yang alot, kami deal dengan harga 300ribu untuk speed dan alat
snorkling. Kami dengan penuh antusias menaiki speed dan bersiap menuju pulau
penyu. Ombak yang kencan dan tinggi membuat speed terombang-ambing
dilautan. Jannah dengan teriakan
histeris karena ketakutan dan kami dengan tawa lepas yang menikmati perjalanan.
10 menit melawan ombak yang semakin meninggi dan mencekam, bapak pemilik speed
mematikan mesin sekitar 100 meter sebelum sampai di bibir pantai. “kok berhenti
disini pak”? tanya Jannah. Katanya mau snorkling, disini spot yang bagus. Jawab
bapaknya. Kami pun bersiap nyemplung di air dengan pelampung dan kacamata yang
sudah terpasang. Awalnya saya kira mudah karena sudah menggunakan alat. Ternyata
jauh dari harapan, tetap saja karena tidak tau berenang jadi kewalahan. Beberapa
kali saya berteriak meminta tolong sama Oky dan kak Udpa ketika merasa posisi
sudah tidak nyaman. Beberapa kali menelan air asin dan beberapa kali pula
merasa hampir tenggelam. Ketika membenamkan mata melihat kedasar laut sempat
begitu terkesima dengan pemandangan alam bawah laut yang begitu indah. Seketika
melupakan semua beban dan hutang yang ada hahaha. Pemandangan bawah laut sangat
indah, dengan ikan-ikan menari-nari di air. Tak lama terdengar suara bapak
pengemudi speed “kalau bisa jagan terlalu lama, cuaca tidak menentu, langit
mendung”. Kami akhirnya mengakhiri bermain air lalu naik ke speed dan
melanjutkan perjalanan ke pulau penyu. Sesampainya di dermaga kami berjalan
menuju ke tempat penangkaran penyu dengan bayaran karcis 10.000/orang. Tak ada
yang begitu spesial, hanya ada 3 ekor penyu dengan bau kolam yang amis. Kita lalu
bersegera untuk kembali. Perjalanan pulang tidak seseheboh ketika pergi, kak
Udpa terserang mabuk laut karena kebanyakan meminum air garam. Oleng kapten. Ombak
ketika pulang pun tidak seganas ketika berangkat. Sesampainya di pantai Bara
kita istirahat sejenak mandi, sholat dan bersiap untuk balik. Tapi sebelum
balik kami kembali menikmati senja. Berfoto bersama senja yang semakin
menjingga. Membuat para penikmat senja bercengkrama dengan kenangan dan
kehangatan.
Tepat saat adzan maghrib
berkumandang kita meninggalkan pantai Bara. Singgah sholat didepan gerbang lalu
melanjutkan perjalanan ke Bulukumba. Sampai di Bulukumba kota jarum jam
menunjukkan pukul 09:00 malam. Berkali-kali kutanya kak Udpa untuk meyakinkan
bakal nekat melanjutkan perjalanan atau tidak ke Makassar. Dengan ronah wajah
yang sok tegar dia selalu mengiyakan kuat asal tidak ada yang tidur. Setelah makan,
beli es cream goreng dan menuju rumah Oky untuk pamitan kami berangkat menuju
ke Makassar. Dalam perjalanan kak Udpa memutuskan untuk singgah di Bantaeng
menginap. Terpilihlah hotel Aryani sebagai tempat kita beristirahat semalam. Ini
adalah keputusan yang paling baik ketimbang memaksakan diri tembus Makassar
dalam keadaan lelah dan jarak pandang hanya beberapa meter. Ada rasa lucu
menghinggapi, selama ini saya selalu berada disituasi yang tidak mewah tapi
sangat menyenangkan. Menggembel dan tidur dimana saja, tiba-tiba sekarang
nginap dihotel degan bayaran yang lumayan mahal hanya untuk tidur 2-3 jam. Lagi-lagi
saya belajar sebuah perbedaan yang sangat indah. Ada kehidupan yang jauh
berbeda dari kehidupanku dan saya harus belajar untuk berdamai dan
menikmatinya. Selama ini saya selalu belajar untuk hidup dalam keadaan
terburuk, saya selalu mengingat satu hal Kita
harus belajar hidup menderita, karena kehidupan yang menyenangkan tidak perlu
dipelajari. Tidur berkualitas 2-3 jam lalu kami melanjutkan perjalanan ke
Makassar sebelum adzan subuh berkumandang. Dalam perjalanan baru singgah untuk
sholat lalu kembali melanjutkan perjalanan. Kita kembali dalam obrolan random
yang penuh dengan tawa. Tiba-tiba ada mobil yang weser dan berhenti pas didepan
mobil kita. Berselang beberapa lama terdegar bunyi dug dari belakang, tadaaa
mobil kak Udpa dihantam oleh motor dari belakang. Tanpa rasa bersalah pengemudi
motor malah menyalahkan lalu melanjutkan perjalanan. Kondisi mobil tidak begitu
parah tapi mampu membuat perjalanan kami terhenti karena kap belakang mobil
menyentuh ban dan hal itu membuat mobil tidak dapat jalan. Setelah mendapat
bantuan dari bapak yang baik hati perjalanan pun dilanjutkan. Jam 08:00 kami
tiba di Makassar. Terimakasih untuk liburan yang sangat menyenangkan. Banyak tempat
baru yang saya datangi dengan orang-orang yang baru. Kelak ketika kita tak
sempat bersua lagi, akan banyak kenangan yang akan kekal di memori kita. Semoga
kita langgeng ya hehehe. Semoga akan ada lagi trip trip selanjutnya dan semoga
rencana project kita berjalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar