Ini kisah
di salah satu kampus ternama, kampus yang ketika menyebutnya pasti semua orang
akan tahu, saking terkenalnya. Sayangnya, dikampus ini tidak semua fakultas
memiliki parkiran. Dan dari sini, cerita ini berawal.
Kampus ini
memiliki satu tempar parkir pusat, dimana semua motor dari beberapa fakultas harusnya
parkir disitu. Namanya lembah. Bukan lembah yang dikaki gunung itu ya. Bukan! Ini
lembah tempat parkiran motor.
Lembah satu-satunya
tempat parkir resmi bagi para mahasiswa. Selain lembah, ada dua tempat parkir illegal,
yakni di Maskam dan GSP (diselipan mobil-mobil yang parkir). Saya menguji nyali hampir
dua minggu, parkir di daerah terlarang yakni di maskam. Ini untuk menghemat
tenaga agar bisa sampai di ruang kelas dengan waktu yang lebih cepat. Kalau parkir
di lembah berjarak sekitar 350 meter dari ruang kelas, di maskam cuman 100
meter. Jadi saya memilih untuk parkir di daerah terlarang.
Berkali-kali
teman menegur untuk tidak parkir di maskam, berhubung sudah banyak kasus ban
motor dikempesin karena tetap memilih parkir di daerah terlarang itu. Dan emang
dasar karena ngeyel, saya tidak pernah mengindahkan teguran teman yang melarang
saya parkir di maskam. Buktinya sudah satu minggu lebih, motorku masih
baik-baik saja. Bannya masih aman-aman saja. Hingga satu hari, setelah
teman-teman sudah pada pulang saya mendapat kejutan.
Mitos dan issue
tentang pengempesan ban motor pun terbukti adanya. Saya mengalaminya! Benar-benar
mengalami. Hingga rasanya mau nangis dan tertawa diwaktu bersamaan, mau nangis
karena malu dan kesel, dan mau tertawa karena mendapatkan masalah dari karena
ngeyel. Agar kemaluannya tidak terus berlanjut. Saya memutuskan
mengendarai motor untuk segera mencari tempat tambah angin. Dengan pedenya,
saya menyambangi tukang parkir yang terduga dengan sangat jelas telah menjadi
tersangka pengempesan terhadap ban motorku.
Sebelum nanya,
saya masih berbaik hati untuk masukkan uang infaq parkir, meskipun dalam hati
sudah kesel setengah mampus. Kemudian lanjut nanya, “pak tambah angin sini mana ya pak”?, Daerah jakal banyak tuh mbak”, jawab si bapak. What the hell pak,
ini ban motor udah kempes kayak gini malah disuruh ke Jakal yang jauhnya pake
begete. Huhuhu
Kalau di pom bensin ada gak pak tambah angin, tanyaku
kembali. Ada kok mbak, tambal ban juga
ada disana. Jawab si bapak. “Baik pak,
terima kasih”. Memasang muka baik sekaligus senyum termanis kepada si bapak
tukang parkir, padahal didalem hati udah dongkol banget.
Masih dalam
keadaan dongkol setengah malu, motornya saya kendarai menuju pom bensin dengan
jalur cepat. Dan ternyata sialnya lagi, jalur cepat itu ditutup. Artinya harus
muter melalui pintu satunya lagi yang jauhnya naudzubillah, dalam kondisi ban motor kemps pes pes. Tapi mau
gimana lagi, tak ada jalan lain selain mutar. Akhirnya saya mutar dan sampai di
pom bensin. Ban motor aman, hatipun senang kembali menuju kostan. Sambil senyum-senyum
mengingat hasil dari pembuktian isu pengempesan ban motor, ternyata itu benar
adanya. Bukan hanya sekedar hoax. Jadi
yang niat ngeyel untuk parkir di daerah terlarang, siap-siap aja tunggu tanggal
mainnya, drama pengempesan ban motor.
Nah, Maskam
menjadi daerah terlarang bagi para mahasiswa yang mau kuliah untuk parkir,
alasannya begitu rasional. Kalau semua mahasiswa dari beberapa fakultas yang
dekat dari maskam, memilih untuk parkir disitu, maka ada kemungkinan jamaah
yang mau sholat nantinya tidak mendapat tempat untuk parkir. Makanya tempat
parkir maskam menjadi tempat parkir terlarang!
Ceritanya berlanjut,
ternyata dramanya tidak hanya berhenti sampai pengempesan ban motor. Tapi bocor
coyyyy, entah itu dibocorin oleh tukang parkir maskam, atau mungkin bocor
karena motornya dikendarai dalam keadaan kempes, dengan jarak tempuh lebih dari
satu kilo dalam kontur jalanan yang bukan aspal. Awalnya sempat dongkol dan
mengumpat. Tapi keesokan harinya saat motor dibawa ke tambal ban, fakta
membuktikan kalau ban bocor bukan karena paku, tapi karena sebuah besi kecil
yang kira-kiara berukuran 3-5 cm tertancap di ban. Kalau itu hal disengaja,
kayaknya gak mungkin. Karena besinya terlalu kecil. Kemungkinan bocornya karena
ban terkena besi kecil ketika perjalanan dari maskam menuju pom bensin.
Semenjak kejadian
hari yang begitu indah, sampai saat ini saya tidak lagi menguji nyali untuk
parkir di daerah terlarang. Sekarang sudah tobat, gak tau besok! Hahaha. Setidaknya
saya sudah puas dengan fakta yang saya buktikan sendiri, ternyata pengempesan
ban motor itu benar adanya, bukan isu, gossip atau hoax. Jadi berhati-hati buat
yang suka ngeyel. Ntar kualat. Mungkin tidak hanya dikempesin, bisa jadi ban
motornya digantung Hahaha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar