Image from google
Pernah kena tegur gak karena kamu dianggap bodoh tidak tau batas kabaikan.
Tak sekali dua kali aku dinyinyirin temen karena dianggap bodoh dan terlalu baik. Lalu dicecarin dengan kalimat "baik itu ada batasnya". Kalo memang baik itu ada batasnya. Tolong, tolong tunjukkan padaku batas kebaikan itu dimana?
Nanti kamu "habis" kalo terlalu baik sama orang. Tak sekali dua kali kata ini juga hinggap ditelingaku.
Tolong, sekali lagi tolong jelaskan padaku alasan untuk tak berbuat baik. Kenapa mesti takut miskin karena berbuat baik. Bukankah sebagian rejeki orang lain dititipkan di kita. Bukankah rejeki sudah diatur oleh sang maha Kuasa, lalu apa yang membuat kita sangsi? Bukankah Allah akan mempermudah urusan kita jika kita mempermudah urusan sesama.
Hari ini mungkin kita "ada", tapi kita tak pernah tau apa yang akan terjadi esok atau lusa. Kebaikan yang kita lakukan hari ini mungkin tak akan dapat balasan secara langsung saat ini juga, tapi siapa yang tau apa yang akan terjadi besok dan besoknya lagi. Hari ini mungkin kita yang menolong orang lain, tapi siapa tau bulan depan atau tahun depan, kali aja kita yang berada dalam kondisi tertolong.
Aku masih teringat kata mamaku, "semoga saja kita selalu bisa menolong ya, tapi tidak pernah ditolong", aku sontak kaget mendengar kata-kata itu. Lalu mamaku melanjutkan "iyaa, kalau kita bisa menolong artinya kita dalam kondisi yang lapang, tapi jika kita yang ditolong berarti kita dalam keadaan kesusahan".
Cantik jelek, kaya miskin, itu adalah hal yg relatif. Tapi kebaikan adalah hal yang mutlak.
#selfreminder
Tidak ada komentar:
Posting Komentar