Foto dari google
Bijak sejak dalam fikiran.
Kebanyakan kita
pasti pernah mendapat sebuah masalah. Namun, respon setiap orang berbeda-beda menanggapi
setiap masalah. Masalah identik dengan curhatan, kadang ketika kita memiliki
masalah, kita selalu butuh orang lain untuk menjadi tempat keluh kesah kita
atas berbagai masalah yang kita hadapi. Namun, harus hati-hati dan selektif
untuk mencari teman berbagi cerita. Karena dalam kondisi “bermasalah” kita terkadang
mengeluarkan pernyataan yang diluar control kita, dimana pernyataan itu
seringkali berupa kalimat yang harusnya tidak “pantas” untuk diceritakan. Hal yang
perlu kita waspadai adalah pernyataan yang kita lontarkan jangan sampai menjadi
boomerang bagi kita sendiri di kemudian hari.
Pendengar yang
menjadi tempat curhat kita bukan recorder
yang merekam secara detail apa yang kita ucapkan. Ketika kalimat demi
kalimat yang telah kita curhatkan nyatanya diteruskan kepada orang lain, atau lebih
tepatnya disampaikan kepada mitra masalah kita kemungkinan malah akan menjadi
sebuah masalah yang besar. Karena kata yang disampaikan melalui perantara
kadang ada yang kurang atau bahkan dilebihkan, sehingga menimbulkan multitafsir
bagi penerima kata-kata tersebut. Alhasil, masalah yang sejak awal bukan hal
yang besar, akhirnya bisa menjadi masalah yang besar dan bahkan membuat kita
bersiteru.
Bijak dalam
berfikir, berkata dan bertindak. Ketika emosi, lebih baik untuk mengambil waktu
menenangkan diri. Karena kebanyakan ketika bercerita dengan orang lain, kita
condong menceritakan sesuatu seolah-olah kita berada diposisi yang begitu
terpojokkan, dan kita cenderung menginginkan pembelaan dan pembenaran. Kita kadang
tidak menceritakan kronologisnya secara lengkap agar kita bisa dianggap
diposisi yang benar. Dalam situasi seperti itu, tak jarang pendengar curhatan
kita (yang mungkin merasa senasib) bukannya malah memberi solusi, malah
terkesan mengompori. Hasilnya sudah bisa ditebak, hubungan yang awalnya baik-baik
saja menjadi panas dan berantakan. Jadi, selektif dalam mencari pendengar dan menceritakan
sesuatu.
Tak selamanya
merasa dibela dan dibenarkan itu baik.
Justru lebih
baik dikritisi agar kita bisa introspeksi diri, dibanding kita terus-terusan
diatas awan pembelaan dan pembenaran.
Bijak sejak
dalam fikiran, perkataan dan perbuatan
#selfreminder
Tidak ada komentar:
Posting Komentar