Sabtu, 15 Agustus 2020

Naik Pesawat di Masa Pandemi

Sejak pandemi Covid19 menyapa hingga hari ini. Sudah terhitung sekitar 5 bulan kita memasuki era baru, tatanan hidup sontak berubah, dan banyak aspek yang ikut menyesuaikan seiring dengan himbauan kehidupan untuk berdampingan dengan Corona.

Moda transportasi yang sempat dihentikan beberapa saat, kini sudah diizinkan beroperasi kembali tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Kali ini saya akan menuliskan mengenai pengalaman saya bepergian menggunakan pesawat pada masa pandemi.

Kemarin, 14 Agustus 2020. Saya bersama mama berangkat dari Bandara Sultan Hasanuddin Makassar menuju ke Bandara Syamsuddin Noor Banjarmasin, menggunakan pesawat Lion Air. Saya akan menuliskan seputar pengalaman menggunakan pesawat lion dengan rute penerbangan Makassar-Banjarmasin. Mungkin aturannya akan ada perbedaan di setiap bandara atau setiap maskapai. Jadi bisa di cek dan dipastikan dulu sebelum hendak berangkat.

Saya memilih menggunakan pesawat Lion, selain karena alasan murah pesawat Lion adalah satu-satunya direct flight dari Makassar ke Banjarmasin. Sebelum booking tiket, di aplikasi manapun yang akan kita gunakan untuk booking nanti akan selalu muncul peringatan untuk membaca aturan penerbangan selama Covid. Jadi bisa di cek terlebih dahulu bandara asal dan tujuan itu membutuhkan persyaratan apa aja. Ini bisa berbeda ya persyaratan yang dibutuhkan untuk setiap tujuan. Ada yang cukup dengan surat keterangan bebas gejala, rapid test dengan hasil non-reaktif, ada yang butuh tes PCR dengan hasil non-reaktif, ada pula yang butuh SIKM. Jadi bisa dipastikan dulu untuk setiap persyaratannya, jangan samapi sudah booking tiket tapi tidak bisa melakukan perjalanan karena persyaratannya kurang lengkap. Untuk lebih detailnya bisa dibaca di sini

Kota tujuan saya adalah Banjarmasin, dan dokumen yang dibutuhkan cukup dengan  hasil rapid test non-reaktif dan melengkapi data di e-HAC. Ini bisa di unduh di playstore. Untuk rapid testnya sendiri, dari pihak Lion menyediakan voucher rapid test dengan harga yang lebih murah dari rapid test umum, yakni 95.000. Voucher rapid test bisa dipesan melalui website lion tentunya setelah membeli tiket ya. Bisa di akses di sini ya untuk pembelian vouchernya. Dan bisa lihat di sini untuk lokasi rapid testnya. Jadi klinik yang bisa digunakan adalah klinik yang sudah memiliki kerjasama dengan Lion Air. Di Makassar ada empat klinik yang sudah bekerjasama dengan Lion. Salah satunya di Klinik Lacasino. Saya melakukan rapid test di Lacasino dan hasilnya bisa ditunggu, hanya membutuhkan waktu 15-30 menit untuk melihat hasilnya. Maskapai lain ada yang memberikan rapid test secara gratis tentunya di klinik yang sudah memiliki kerjasama. Jadi sebelum booking tiket ada baiknya untuk melihat ketentuan rapid test di maskapainya, ada voucher untuk rapid test atau tidak.

Tapi, menurut saya pribadi sih agak riskan untuk rapid test setelah booking tiket. Meskipun banyak pendapat yang mengatakan akurasi rapid test itu tidak sampai 80%, tapi tetap saja hingga saat ini rapid test masih dijadikan persyaratan wajib untuk bepergian menggunakan pesawat. Kenapa agak riskan? Nah, persyaratannya kan bukan hanya rapid test tapi harus dipastikan hasilnya non-reaktif. Kita gak pernah tau nih saat kita tes hasilnya akan reaktif atau non reaktif. Kalau hasilnya reaktif artinya gak bisa melanjutkan perjalanan. Meski ada opsi lain sih, bisa mencoba rapid test kedua yang kemungkinan hasilnya akan berbeda. Tapi ya sama aja, pasti akan mengeluarkan biaya lagi. Jadi bisa dipertimbangkan lagi sebelum booking tiket. Ngambil rapid test dulu atau beli tiket dulu.

Setelah dapat rapid test dengan hasil non-reaktif, artinya bisa melanjutkan perjalanan. Nah, ada sedikit perbedaan nih sebelum dan setelah adanya pandemic ini. Jika dulunya bisa check in online, kini fasilitas check in onlinenya tidak tersedia. Ini untuk maskapai lion ya, maskapai yang lain mungkin bisa. Selain fasilitas check in online yang dihilangkan, mesin untuk self-check in di Bandara Hasanuddin pun dimatikan. Jadi harus antri di counter check in.

Jadi sebelum masuk check in, di pintu keberangkatan nanti akan di cek dulu sama petugas tiket dan rapid testnya. Ternyata tidak bisa langsung masuk meskipun sudah memiliki rapid test. Kertas rapid testnya harus divalidasi dulu, dibuktikan dengan stempel valid. Petugasnya akan mengarahkan untuk menuju lokasi validasi kertas rapid test. Di sini akan antri menuju meja validator. Sebelum diijinkan duduk di kursi antrian, petugas akan ngecek dulu sudah memiliki dan mengisi aplikasi e-HAC atau belum. Kalau sudah bisa langsung duduk, kalau belum harus diisi dulu baru diijinkan duduk. Proses ngantri validasi rapid test juga cukup lama karena ternyata banyaak banget orang di bandara. Entah orang-orang akan ke mana dengan tujuan apa.

Setelah rapid testnya sudah dibubuhi stempel valid dan tanda tangan petugas, kita bisa lanjut menuju pintu keberangkatan untuk diperiksa lagi sama petugas tiket dan rapid testnya. Lalu masuk ke counter check in. Dan ternyataaaa di counter check in juga ramai sekali orang-orang yang ngantri di counter Lion, dengan tujuan yang berbeda. Counter Lion all flight. Jadi orang-orang dengan tujuan berbeda antri di beberapa line untuk check in. I’m sorry to say, ternyata protokol kesehatan yang mengharuskan menjaga jarak tidak begitu diindahkan oleh orang-orang ketika sudah antri di counter check in, bahkan saat di luar saat antri validasi pun orang-orang banyak yang menyerobot antrian meski sudah dipasang penanda untuk menjaga jarak.

Di counter check in pun ternyata prosesnya lama banget. Padahal prosesnya ya sama aja kayak sebelum pandemic, tapi gak tau kenapa kok bisa lama banget. Antri di counter check in lebih dari satu jam baru dapat giliran. Karena orangnya banyak jadi bisa dipastikan banyak juga orang yang tidak mengindahkan physical distancing selama mengantri.

Mungkin ya antrian Lion memang dari dulu selalu ramai, tapi saya baru merasakannya sekarang karena mesin self-check in tidak dapat digunakan, jadi baru ngerasain antri di counter. Maklum aja ya kenapa penumpang lion itu banyak karena lion memiliki penerbangan yang banyak pula, waktu yang fleksibel, dan harga yang paling murah diantara yang lain. Jadi wajar jika lion selalu diincar oleh banyak masyarakat.

Setelah berhasil check in, lanjut ke ruang tunggu. Hanya menunggu sekitar 10 menit hingga akhirnya ada informasi sudah boarding tiket. Himbauan ya, bagi kamu kamu yang terbiasa datang mepet-mepet ke bandara, kini selama pandemic diusahakan untuk datang in time. Maksimal 2 jam sebelum keberangkatan, karena ada beberapa tambahan tahap yang harus dilalui sebelum akhirnya bisa naik di pesawat.

Di ruang tunggu aturan physical distancing lumayan dipatuhi. Setiap kursi diantarai satu kursi kosong yang diberikan tanda dilarang duduk, jadi orang-orang bisa bebas menyimpan barang di kursi untuk memastikan tidak ada orang yang melanggar aturan dengan duduk di kursi terlarang.

Lanjut kondisi di pesawat ya. Ternyata kondisi di pesawat sama aja dengan kondisi sebelum pandemic, bedanya kini rata-rata orang menggunakan masker, tak terkecuali awak pesawat. Tapi, informasi selama ini yang beredar bahwa di pesawat pun ada physical distancing itu kenyataannya ternyata tidak sama sekali. Penumpang pesawat full dan orang-orang duduk memenuhi semua kursi yang ada.

Jadi yang bisa diandalkan untuk menjaga diri adalah diri sendiri, tidak bisa mengandalkan aturan dan himbauan yang kebanyakan tegas di atas kertas tapi tidak sejalan dengan penerapannya. Tetap gunakan masker dimanapun berada, jangan menyentuh area wajah (mulut, hidung, dan mata), serta cuci tangan menggunakan sabun atau paling gak pakai hand sanitizer. Jika sudah sampai di rumah segera mengganti pakaian dan merendam pakaian yang sudah dipakai menggunakan sabun, lalu mandi baru bercengkrama dengan orang rumah. Harus bisa menumbuhkan self-awareness demi untuk melindungi diri sendiri dan keluarga.

Oh iya, saat sampai di bandara tujuan. Akan ada pemeriksaan Rapid test lagi dan scan barcode e-HAC. Saya belum baca sih tujuan penggunaan e-HAC. Tapi menurut asumsi saya dengan melihat data-data yang harus diisi, e-HAC gunanya untuk melakukan tracing jika (naudzubillah) ada yang dinyatakan positif di pesawat tersebut.

Sekian cerita perjalanan saya menggunakan pesawat di masa pandemic, semoga bermanfaat.

Aplikasi e-HAC bisa diunduh di playstore
 
Pengisiannya di visitor, lalu lengkapi setiap data yang dibutuhkan
 
Suasana saat antri untuk validasi, sebelum ini antri berdiri dulu sebelum dapat tempat duduk
 
Suasana saat validasi hasil rapid test
 
Rapid test dengan hasil non-reaktif dan stempel setelah validasi
 
Suasana di counter check in
 
Suasana di ruang tunggu
 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Serba Serbi 2024

Siang ini, 30 Desember, menepi dari segala keriuhan dan memilih nongkrong di sebuah kafe favorit di tengah Kota Makassar, mencoba memesan ma...