Menjadi wanita bukanlah sebuah hal yang mudah. Selalu banyak pilihan yang harus diambil. Salah satunya ketika memilih untuk menjadi ibu rumah tangga atau ibu bekerja. Dua pilihan yang tidak bisa dipertentangkan, semuanya butuh diperjuangkan dan tidak ada yang mudah.
Menjadi ibu rumah tangga, yang seringkali dianggap remeh oleh sebagian orang, dianggap “kok hanya jadi ibu rumah tangga, sudah sekolah tinggi-tinggi kok malah jadi ibu rumah tangga, sayang banget sih karirnya sudah bagus eh malah jadi ibu rumah tangga”, dan masih banyak lagi.
Saya, masih single, belum menikah apalagi punya anak. Tapi melihat orang-orang yang memilih untuk menjadi ibu rumah tangga, selalu merasa salut. Kerjaan rumah tangga itu tidak ada habisnya. Apalagi kita hidup di budaya yang terlalu banyak memiliki peran kultural. Menjadi ibu rumah tangga bukanlah sebuah pekerjaan yang bisa dipandang sebelah mata, ada kewajiban untuk mengurus anak, mengurus pekerjaan domestik yang tidak ada habisnya, dan mendukung suami untuk menjalani aktivitasnya. Ditambah lagi ada tuntutan-tuntutan dari masyarakat.
Salah satu teman saya mengatakan “kehidupan pernikahan dan sebelum menikah itu tidak terlalu banyak perbedaannya, tapi ketika kamu sudah punya anak, hidup terasa sudah jungkir balik. Tapi melihat tumbuh kembang anak, anak sehat, bisa mencium dan memeluk anak. Capeknya terasa hilang”. Luar biasa sekali menjadi seorang ibu. Jangan berharap banyak bisa me time, bisa menikmati tidur siang dan makan santai aja adalah sebuah kenikmatan.
Tak ada yang perlu dipertentangkan dari pilihan menjadi ibu rumah tangga atau ibu bekerja. Menjadi ibu bekerja pun bukan sebuah hal yang mudah. Mempercayakan anak untuk diasuh oleh orang lain, baik oleh orang tua, pengasuh, atau dititip di tempat penitipan juga bukan sebuah keputusan yang mudah. Naluri seorang ibu tidak akan tega untuk membiarkan anaknya diasuh oleh orang lain. Namun, sebagian dari mereka terpaksa harus melakukan itu agar bisa tetap bekerja, menghasilkan uang untuk support finansial keluarga.
Salut sekali sama ibu yang bekerja di luar rumah, tapi pengasuhan anaknya juga maksimal, karena hal itu bukan sesuatu yang mudah. Butuh pengorbanan dan perjuangan. Bahkan hingga mengorbankan diri sendiri demi agar anak-anak dan keluarga bisa bahagia.
Menjadi wanita adalah sebuah keistimewaan. Wanita memiliki banyak peran kehidupan. Ketika tinggal bersama orang tua atau mertua selalu ada peran ganda, selain jadi istri, jadi ibu, jadi menantu, jadi anak, serta menjadi anggota masyarakat. Yang tak jarang selalu dituntut untuk tetap berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat.
Menjadi wanita, menjadi ibu harus selalu belajar tiada henti. Belajar arti kesabaran dalam mengasuh anak, belajar ikhlas akan semua hal-hal yang terjadi, mengikhlaskan keinginan-keinginan pribadi demi memenuhi kebutuhan anak. Dan belajar untuk mengupgrade diri terus menerus biar bisa menjadi pendidik bagi anak-anak dengan sebaik-baiknya. Belajar untuk mencari jawaban-jawaban terbaik dari setiap pertanyaan unik dari anak-anak, membekali diri untuk membantu anak mengembangkan curiosity.
Jadi tidak ada yang perlu disayangkan jika ada wanita yang memilih menjadi ibu rumah tangga, meskipun dia sudah sekolah tinggi-tinggi. Menjadi istri dan ibu harus punya ilmu. Harus pintar. Apalagi dalam pola pengasuhan anak harus punya ilmunya. Anak-anak yang cerdas lahir dari rahim ibu yang cerdas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar