Allah mendengar dan tau permintaan hambanya, meskipun sang hamba tidak menyebutkan secara detail doanya. Saban waktu saya pernah membaca sebuah postingan, kata-katanya kurang lebih begini “Tak perlu tanya perihal sakit seseorang, cukup doakan agar lekas sembuh”. Allah tidak butuh detail nama penyakit seseorang hingga Dia mengabulkan doa.
Bagi sebagian orang, ada rasa malu atau mungkin malas untuk menjelaskan perihal sakit yang dia derita, atau sakit yang keluarganya derita. Menjawab pertanyaan dan menceritakan kronologi kejadian itu merupakan hal yang melelahkan.
Menanyakan perihal sakit seseorang, atau bertanya mengenai kronologi kejadian yang dialami seseorang hingga mereka masuk ke RS adalah sebuah hal yang biasa saya lakukan. Sampai pada suatu ketika saya membaca postingan yang membahas perihal privacy dalam sebuah rekam medis.
Ternyata, bertanya dan mengorek banyak informasi mengenai sakit seseorang, bagi sebagian orang adalah sebuah hal yang melanggar privacy. Tidak semua orang mau dan ingin sakitnya diketahui oleh orang lain.
Saya kemudian flashback, gak hanya sekali dua kali saya mendengar pesan “jangan cerita ke siapa-siapa ya kalau saya masuk ke RS, nanti kalau sampai di RS jangan tanyakan kronologi kecelakaannya ya, atau cukup doakan ya agar segera sembuh”.
Mungkin bagi mereka yang sedang sakit atau sedang merawat keluarga/teman yang sakit, ada rasa malas bercerita hal yang serupa berulang kali ke orang lain. Lelah untuk menjelaskan dengan narasi yang sama setiap kali ada orang yang datang menjenguk. Bahkan ada yang malu jika penyakitnya diketahui oleh orang lain. Jadi sebelum mencari tau penyakit seseorang lihat dulu orangnya itu akan keberatan atau gak jika kita bertanya mengenai penyakit yang sedang dia derita.
Kalau bukan teman atau keluarga yang dekat-dekat banget, tak perlu bertanya detail sakit seseorang. Jangan sampai hanya mau memuaskan rasa kekepoan belaka. Cukup doakan agar yang sakit diberi kesembuhan, keluarga yang merawat diberi kekuatan dan ketabahan untuk menjaga. Beda cerita jika yang sakit adalah teman dekat atau saudara dekat. terkadang penting untuk mengetahui sakit yang mereka derita, mungkin kita bisa membantu mencari solusi.
Ada
beberapa catatan dari Kak Ayu Kartika Dewi mengenai hal ini.
1. Berhentilah menyebarkan informasi medis orang. Meskipun bukan hoax, tapi ini
adalah pelanggaran privasi. Kalau tujuan tau rekam medis seseorang agar bisa
mendoakan, ya didoakan saja. Tuhan gak butuh informasi detail medis untuk
mendengarkan dan mengabulkan doa. Karena belum tentu pasien dan keluarga
berkenan info ini tersebar.
2. Minta izinlah untuk menjenguk. Tidak semua orang sakit mau dijenguk. Kadang2
aliran pengunjung justru bikin pasien/keluarga gak bisa istirahat. Tanyakan ke
keluarga: berkenan dijenguk atau tidak. Kalau ditolak, jangan baper.
3. Jangan foto2/selfie. Gak etis banget, kecuali kalau pasien/keluarga yg
mengajak. Dan jangan diupload di sosmed.
4. Mau galang dana? cek dulu, keluarga butuh gak? Berkenan gak dikasih duit?
Sekali lagi, this is *not* about us.
Gak semua niat baik itu dampaknya baik.
Apa yang menurut kita baik dan helpful, belum tentu helpful untuk orang.
Jangan lupa untuk selalu memberikan support bagi teman-teman atau keluarga yang saat ini sedang dilanda musibah, sedang diberi ujian sakit. Adalah sebuah berkah dan kebahagiaan jika kita mengalami “musibah/ujian” ada orang-orang yang dengan tulus memberi support, mendoakan agar kita mampu melewati masa-masa sulit. Saat kita “terjatuh” kehadiran orang-orang adalah sebuah semangat dan kebahagiaan. Merasa bahwa ternyata banyak orang-orang yang peduli dan tetap ada bagaimanapun kondisi yang sedang kita alami.
Tapi yang perlu diingat lagi adalah memberi support tidak mesti bertanya dengan detail penyakit yang mereka alami, kecuali mereka yang bercerita sendiri apa yang sedang mereka hadapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar